Tribe Tank

Atletico Madrid 2-1 Real Madrid: Superioritas Jumlah di Lini Tengah Banyak Membantu El Real

Zugriffserzeugend dalam fase menyerang Atletico

Ketika menyerang, Atletico mengambil pendekatan berbeda dengan Real. Secara prinsip, Diego Simeone juga memainkan skema progresi yang (cukup) vertikal. Dalam fase build-up yang paten (fase ketika kedua tim tidak berada dalam fase transisional), pemain Atletico mencoba memainkan bola diagonal melambung dari kiri ke sayap kanan atau bola-bola vertikal dari lini belakang ke sisi kanan (halfspace atau sayap) di mana Yannick Carrasco, Torres, atau Saul berada.

Zugriffserzeugend Atletico, di babak kedua, yang berhasil ditangkal pemain-pemain Real. Bola panjang disundul menjauh oleh Casemiro (14) dan jatuh ke kaki Isco (22).

Tuan rumah memainkan zugriffserzeugend, yaitu (mencoba) mendapatkan jalan masuk ke pertahanan lawan melalui bola-bola kedua (hasil duel udara). Target operasi taktik ini sangat mungkin adalah Marcelo yang memang kurang cakap berduel udara. Di samping itu, kehadiran Carrasco dan Saul ditambah Torres di sekitar sisi kanan membuat sisi tersebut berisi pemain-pemain eksplosif yang bisa diberdayakan untuk melalukan serangan “mengejutkan” ketika berhasil merebut bola kedua.

Taktik ini pernah beberapa kali dipakai di masa lalu dan menuai sukses besar. Seperti ketika mengalahkan Barcelona di perempatfinal Liga Champions 2014 dan Bayer Leverkusen di babak 16 besar lalu. Menghadapi Real, dalam partai ini, dan terutama di babak kedua, keberhasilan taktik nampak semakin menurun. Sebab utamanya adalah, Real sering memenangkan bola kedua setelah mereka sukses melindungi Marcelo dari ekspos langsung bola-bola panjang pemain Atletico.

Catatan: Saya tidak menghitung statistik dalam konteks ini, jadi bisa saja observasi visual yang saya lakukan memiliki kemungkinan salah. Bila ada yang dapat mengonfirmasi opini ini, silakan.