Tribe Tank

Atletico Madrid 2-1 Real Madrid: Superioritas Jumlah di Lini Tengah Banyak Membantu El Real

Susunan pemain derby Madrid.

Walaupun berhasil mengalahkan rival abadi mereka, Real Madrid, dalam derby Madrid di Liga Champions, Atletico Madrid harus rela gagal melangkah ke final Liga Champions di Cardiff.

Build-up Real vs pressing Atletico

Dengan Atletico yang terkenal memiliki compactness (kerapatan) kuat di tengah, adalah wajar bila lawan mensirkulasi bola dan mencoba mendapatkan akses serang dengan menggunakan kedua tepi lapangan. Kebetulan, hal ini cocok dengan pendekatan serangan Real era Zidane yang berorientasi ke sayap dan mengandalkan umpan silang melambung dalam fase penciptaan peluang.

Dalam build-up serangan dari lini pertama (lini belakang), Real menggunakan kedua nomor 8-nya (Luka Modric dan Toni Kroos) untuk mengisi masing-masing halfspace serta mendorong bek sayap jauh ke depan mendekat ke lini terakhir (lini penyerang). Untuk memperkuat aliran bola di koridor sayap sekaligus memancing blok tuan rumah bergeser ke pinggir, pemain-pemain Real coba meng-overload sayap sisi bola.

Luka Modric sering terlihat masuk ke sayap (dan melakukan okupansi ganda dengan Danilo) di tepi lapangan untuk kemudian mencari celah mengakses Cristiano Ronaldo atau Karim Benzema yang mengisi halfspace sisi bola di pos nomor 10 atau nomor 8 yang berada dalam satu lini dengan Modric.

Ditambah kemampuan tahan tekan (pressure-resistant) Modric yang sangat baik, Real mampu mengakses lini depan atau nomor 8 lain yang mengokupansi dua koridor vertikal terdekat.

Pergeseran Modric ke sayap ditunjang oleh keberadaan 3 gelandang tengah dalam model permainan mereka, yang mana, secara alami masih ada dua gelandang tersisa dalam satu lini yang sama ketika Modric bergeser ke tepi lapangan.

Di area yang lebih atas, lebih spesifik di pos nomor 10, Isco dan Benzema merupakan dua pemain yang paling konsisten mengisi pos tersebut. Ini diperlukan bila Real mencoba masuk ke celah antarlini belakang dan tengah Atletico.

Menghadapi build-up Real dari lini belakang, kedua nomor 9 Atletico (Antoine Griezmann dan Fernando Torres) memulai orientasi gerak dari pos nomor 6 Real Madrid. Saat bola dimainkan oleh bek tengah, nomor 9 terdekat Atleti mendekatinya sambil menutup akses ke pemain di area nomor 6 Real.

Kedua penyerang Atleti bergerak seperti pendulum, bergantian menjaga pos nomor 6 Real dan melakukan press ke bek tengah lawan. Walaupun terkadang koordinasi di antara keduanya terasa kurang pas, karena dalam banyak situasi, press salah satu nomor 9 tidak di-cover secara maksimal oleh nomor 9 lainnya, menyebabkan pemain Real Madrid di pos nomor 6 mendapatkan kesempatan memainkan bola dan memprogres serangan.

Di lini kedua Atletico, Gabi dan Saul Niguez bergantian melakukan onward-press (press ke arah gawang lawan) kepada gelandang tengah lawan terdekat, membuat satu dari keduanya sering kali ditemui bergerak ke area lebih ke depan dibandingkan Griezmann dan Torres.

Previous
Page 1 / 5