Kolom

Juventus 2-1 Monaco: Perihal Superioritas Dani Alves

Juventus

Tim tuan rumah banyak mendapatkan peluang tembak memanfaatkan kesempatan dalam fase transisional. Gol pertama menjadi contoh. Dalam transisi menyerang, Juve melakukannya secepat mungkin melalui Alex Sandro.

Bola yang diterima Dybala, dari Alex Sandro, diumpan balik kepada Miralem Pjanic. Proses penciptaan peluang diakhiri ini dengan umpan silang oleh Alves, dari halfspace kanan, yang menghasilkan gol pertama oleh Mario Mandzukic.

Berbeda dengan ketika Massimiliano Allegri memainkan Juan Cuadrado, Dani Alves tidak diberikan peran sebagai pemain yang menjadi sasaran untuk melakukan penetrasi ke kotak 16 lawan setelah Juventus melakukan perpindahan dari sisi berseberangan.

Contoh pola asimetris serangan Juventus ketika menghadapi Porto dan Barcelona.

Di leg kedua melawan Monaco, serangan Juventus terlihat lebih simetris. Namun demikian, overload Juventus dari sisi kiri masih terlihat di beberapa kesempatan. Bila dengan Cuadrado, Juventus berusaha masuk ke kotak penalti melalui sayap atau halfspace sisi jauh dari bola, di sepertiga akhir, tanpa Cuadrado, penetrasi Juventus lebih beragam.

Terkadang mereka melakukannya melalui halfspace sisi bola berada. Menit ke-28 contohnya. Gonzalo Higuain mengisi celah vertikal antarlini tengah dan belakang Monaco. Dybala yang melihat Higuain berdiri bebas, segera memberikan umpan kepada kompatriotnya tersebut. Higuain kemudian melepaskan umpan terobosan kepada Mario Mandzukic. Sayangnya, Mandzukic gagal memaksimalkan peluang.

Dalam momen ini, Monaco cukup sukses menghadapi overload Juventus, walaupun memang ada celah yang tercipta di depan lini belakang mereka. Celah tesebut, pada dasarnya, merupakan risiko karena bermain dengan empat gelandang flat tanpa nomor 6 “paten”.

Untuk mereduksi kemungkinan lawan memanfaatkan celah semacam ini, merupakan tugas pemain belakang untuk melakukan onward-press (press ke arah depan) kepada pemain lawan penerima bola. Di momen ini, intensitas press Kamil Glik kepada Higuain terhitung kurang dan menyebabkan Higuain mampu mengakses Mandzukic di lini terakhir.

Celah vertikal pertahanan Monaco.

Cara lain Juventus dalam menciptakan akses masuk ke sepertiga akhir adalah memanfaatkan kemampuan udara Mario Mandzukic. Bila Monaco sukses membangun press tiga pemain dalam situasi yang terstruktur dan statis, Juventus akan memainkan bola-bola udara jauh ke depan kepada Mandzukic untuk mendapatkan bola-bola kedua hasil sundulan penyerang Kroasia tersebut.

Taktik ini, secara umum, cukup sukses memberikan akses serangan bagi Juventus. Karena Mandzukic diplot di sisi kiri, Higuain yang berada di tengah yang sering menjadi sasaran flick-on Mandzukic.

Bagaimana dengan sisi kanan Juventus? Secara umum, di babak pertama, sisi kanan Juventus sukses berperan sebagai sebagai “pemberi umpan kepada eksekutor” dalam proses penciptaan peluang. Gol Mandzukic atau peluang Higuain (offside) sekitar menit ke-35 merupakan sedikit contoh.

Alves yang sangat terlatih dalam sistem permainan posisional ala Pep Guardiola di Barcelona berperan besar dalam fase-fase serangan semacam ini. Kehadiran bek sayap begitu kuat di sekitar halfspace, sisi sayap, dan area tengah.