Pertandingan kedua Go-Jek Traveloka Liga 1 terasa spesial bagi Persija Jakarta dan pendukungnya, The Jakmania. Untuk kali pertama di laga kompetitif, Macan Kemayoran tampil di markas barunya, Stadion Patriot Candrabhaga, di Bekasi. Namun, kemeriahan tak hanya sampai di situ.
Laga Persija kontra Barito Putera, Sabtu (22/4), diwarnai dengan kehadiran Cagub dan Cawagub DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Anies-Sandi langsung disambut Presiden Klub, Ferry Paulus, dan Direktur Utama, Gede Widiade. Pemandangan menarik tersaji ketika keduanya merayakan gol Persija yang dicetak Luiz Junior dengan amat antusias.
Puncak dari kedatangan Anies-Sandi ke Stadion Patriot adalah saat menuruni tangga dari tribun VVIP menuju pinggir lapangan dan langsung disambut nyanyian The Jakmania yang menyebut nama keduanya. Satu yang menarik, ketika seantero stadion kompak meneriakkan, “Stadion…stadion..” merujuk pada janji paslon Pilgub DKI nomor 3 ini kala masa kampanye.
Ya, pembangunan stadion baru jadi salah satu janji manis Anies-Sandi yang amat ditunggu semua elemen di Persija. Bahkan saat penghitungan cepat selesai dilakukan, Persija melalui media sosialnya, langsung memberikan ucapan selamat dan mengutip pernyataan Gede Widiade yang menagih janji pembangunan infrastruktur baru di ibu kota agar tidak ‘menumpang’ lagi ke tetangga.
Lebih dari sekadar kandang baru
Bak gayung bersambut, baik Anies maupun Sandi langsung berkomentar terkait janjinya membangun stadion baru di Jakarta. Keduanya secara terbuka berkomitmen dalam merealisasikan hal tersebut, termasuk pemilihan lahan dan pola pembangunan yang mulai disebut-sebut melibatkan pihak swasta.
Stadion baru memang jadi kebutuhan mendesak sekaligus ironi bagi Persija sebagai tim dari kota yang didaulat sebagai ibu kota Indonesia. Setelah Stadion Lebak Bulus digusur, Macan Kemayoran sempat menetap di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Namun, itupun tidak lama.
Pertengahan Torabika Soccer Championship (TSC) 2016, Ismed Sofyan dan kawan-kawan praktis jadi tim musafir dengan menjadikan Stadion Manahan Solo sebagai markas.
SUGBK yang tengah direnovasi demi persiapan Asian Games 2018 memang praktis tak bisa dipakai. Namun andai sudah selesaipun, Persija dirasa perlu punya kandang sendiri yang bisa jadi lambang identitas sekaligus kebanggaan suporter Jakarta. Pasalnya, SUGBK kadung jadi kandang timnas Indonesia, laiknya Wembley bagi Inggris, atau Stade de France bagi Prancis.
Akan tetapi, sejatinya Persija membutuhkan lebih dari sekadar stadion baru. Bayangkan saja, dalam kurun waktu tak lama, Persija sudah menjalani sesi latihan di empat tempat berbeda!
Sejak ditangani pelatih Stefano ‘Teco’ Cugurra saja, skuat Macan Kemayoran telah merasakan rumput POR Sawangan, Lapangan Villa 2000, Lapangan PLN Gandul, hingga Lapangan Mako Brimob, yang malah sempat jadi venue beberapa uji coba.
Seiring kedatangan Gede Widiade, Persija kembali pindah markas latihan ke Lapangan Sutasoma yang berada di Kompleks Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur. Keberadaan lapangan latihan tetap jelas menambah motivasi bermain Luiz Junior dan kawan-kawan. Namun, akses masuk ke Kompleks Halim yang notabene pangkalan militer dirasa jauh lebih sulit ketimbang sebelumnya atau masa di mana The Jakmania terasa amat dekat dengan pemain ketika berlatih di Stadion Menteng.
Memang, kebijakan ditelurkan Gede Widiade dengan membawa serta penggawa Persija untuk berlatih setidaknya satu kali di luar Sutasoma. Satu venue diapungkan, yakni Stadion Soemantri Brodjonegoro di Jakarta Selatan. Tujuannya agar suporter dapat leluasa menyaksikan pemain-pemain favoritnya berlatih. Namun, itu tidak mengurangi kebutuhan akan tempat latihan yang memadai di mana sebagai tim asal ibu kota, Persija mestinya jadi klub terdepan yang bisa jadi representasi Indonesia.
Selain tempat latihan, satu yang tak kalah penting adalah tempat tinggal pemain atau di Indonesia dikenal sebagai mes pemain. Hal ini sempat diutarakan Teco yang berharap para pemain bisa berada di tempat yang sama sebelum dan setelah berlatih, agar keakraban tim terus terjaga.
Bagi tim sekaliber Persija, mes pemain sejatinya bukan sebuah hal yang sulit dicari. Namun, jika berbicara kondisi finansial, Jakarta dengan khitahnya sebagai kota metropolitan, bisa jadi sebuah batu sandungan.