Kolom

Tentang Anies-Sandi dan Janji Pentingnya untuk Persija

Bang Yos. Kredit: JPNN

Rindu sosok pembina dan pemimpin

Sejak lahir dengan nama Voetbalbond Indonesische Jacatra (VIJ), Persija lekat dengan tokoh besar di negara ini. Selain tentunya peran besar Mohammad Husni Thamrin, ada sosok Dr. Koesoemah Atmadja hingga Dr. Moewardi. Bahkan Presiden Indonesia yang pertama, Ir. Soekarno, sempat memberikan perhatian lebih untuk klub ibu kota ini.

Persija yang pada masa awal berdiri lekat dengan warna kebesaran merah-putih, dianggap Bung Karno sebagai klub pemersatu. Bahkan, Sang Proklamator yang diberitakan sempat beberapa kali menyaksikan laga VIJ, memberikan lapangan milik Voorwaarts Is Ons Streven (VIOS) untuk klub tersebut setelah Stadion Ikada dijadikan Monumen Nasional atau Monas. Bung Karno juga punya peran dalam hadirnya Stadion Menteng.

VIJ lantas jadi tim yang amat disegani seantero Nusantara dan sukses beberapa kali jadi juara. Era keemasan berlanjut kala Persija jadi sebuah hegemoni tersendiri di sepak bola Indonesia pada kurun 1960-1970an. Sayangnya era kejayaan Persija terhenti setelahnya. Bahkan pertengahan 1980-an, Macan Kemayoran nyaris degradasi. Berganti dekade, peruntungan Persija belum juga berubah.

Cahaya terang akhirnya hadir medio 1996. Gubernur DKI kala itu, Sutiyoso, akhirnya memilih jadi Pembina Persija. Kehadiran sosok yang akrab disapa Bang Yos itu juga ditandai dengan perubahan warna kostum dari merah-putih, menjadi oranye. Pro dan kontra menyeruak, tetapi kondisi manajemen Macan Kemayoran perlahan membaik.

Era baru bersama Bang Yos juga dibarengi dengan berdirinya kelompok suporter Persija, The Jakmania, setahun setelahnya. Dari tim yang menempati klasemen bawah, Macan Kemayoran dibawa perlahan melesat ke atas. Hingga puncaknya, gelar Liga Indonesia 2001 berhasil dipersembahkan di hadapan pendukungnya sendiri di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan. Kemenangan yang manis dan melekat kuat.

Tak hanya jor-joran dalam menggelontorkan dana untuk Persija, Bang Yos yang memang dikenal gila bola, sering terlihat hadir di kursi VVIP saat tim berlaga. Kepemimpinan Sutiyoso di Persija berakhir seiring pergantian gubernur ke Fauzi Bowo. Pelarangan penggunaan APBD di sepak bola dan antusiasme yang tak seperti Bang Yos, membuat Foke, sapaan akrab Fauzi Bowo, tak terlalu populer di kalangan suporter ibu kota.

Sejak saat itu, performa Persija di lapangan dan klasemen juga cenderung menurun. Ferry Paulus yang didapuk jadi pemimpin Persija kesulitan untuk mendongkrak kondisi finansial klub. Bahkan saat gubernur beralih ke Joko Widodo hingga terakhir, Basuki Tjahaja Purnama, perhatian pemerintah daerah seakan sulit didapat Persija. Bahkan, malah konflik yang sempat mendera.

Masalah saham jadi sumber perselisihan Gubernur Basuki atau akrab disapa Ahok, dengan manajemen Persija. Ahok merasa jika Macan Kemayoran mau bersinergi, sebagian saham harus dilepas ke pemerintah agar bisa dibantu. Sayangnya, baik Pemprov DKI dan manajemen Persija bersikeras pada sikapnya masing-masing, yang berujung pada semakin merosotnya prestasi tim dan bahkan sempat dilanda isu penunggakan gaji.

Kini dengan kehadiran Gede Widiade sebagai Direktur Utama, Persija sejatinya masih butuh seorang pembina dan pemimpin, layaknya Bang Yos dengan minim perubahan ekstrem seperti penggantian warna kebesaran tim, mengingat merah sudah kembali digelorakan jadi identitas utama lewat slogan Spirit to Basic. Sosok Anies-Sandi diharapkan The Jakmania jadi sosok tepat sebagai pemimpin dan pembina Persija, setelah hasil quick count diumumkan.

Stadion yang jadi sarana ekspresi dan keluh kesah suporter, diharapkan lebih sering dikunjungi sang pemimpin baru Jakarta, tidak hanya pada momen ini saja. Hal ini dimaksudkan guna semakin menancapkan sinergi antara suporter, klub, dan para stakeholder. Selain janji manis pembangunan stadion, saran hingga solusi nyata Anies-Sandi untuk manajemen Persija juga diharapkan bisa dilakukan agar mimpi buruk masa sebelumnya tak terulang.

Harapan besar diapungkan The Jakmania kepada Anies-Sandi agar masa kejayaan Macan Kemayoran kembali hadir. Anies yang dikenal dengan tenun kebangsaan diharapkan bisa membuat Persija kembali sebagai tim pemersatu dan kebanggaan warga Jakarta yang berasal dari beragam suku dan etnis. Sementara Sandi sebagai pengusaha, bisa memberikan pandangan luasnya terkait prospek bisnis klub agar banjir investor dan sponsor.

Tak perlu malu belajar dari tetangga, dengan melihat bagaimana ekspresif dan bergairahnya dukungan Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, setiap menyaksikan langsung Persib Bandung berlaga, serta pembinaannya terhadap tim. Bagi Anies-Sandi, kepemimpinannya amat dibutuhkan tidak hanya oleh masyarakat Jakarta, namun juga bagi Persija, tepat setelah mereka resmi dilantik nanti.

Karena Macan Kemayoran butuh lebih dari sekadar kandang baru untuk kembali mengaum.

Author: Perdana Nugroho
Penulis bisa ditemui di akun Twitter @harnugroho