Rambutnya keriting dan diikat ke belakang dengan gaya yang sedikit berantakan. Melihatnya berlari membawa bola dari jauh sekilas akan mengingatkan Anda pada komedian kondang, Arie Keriting. Badannya yang kecil dan asal daerahnya dari Nusa Tenggara Timur membuat kita mudah menarik kesimpulan, pemuda 20 tahun ini adalah talenta baru khas Indonesia bagian timur yang dibekali kecepatan dan skill olah bola menawan.
Benar saja, beberapa menit berada di lapangan menggantikan Angga Febriyanto yang cedera di laga PS TNI melawan Persib Bandung, Billy, sapaan akrab bocah muda tersebut, menyerang sisi sebelah kiri pertahanan PS TNI dan mengirimkan umpan diagonal ke Lord Atep yang berada di kotak penalti. Kuasa Lord belaka yang membuat Billy gagal mencatat asis pertamanya di karier profesionalnya setelah tendangan Atep membentur mistar gawang Dhika Bayangkara.
Babak pertama usai dan pemain muda yang baru saja mencicipi laga kompetitif pertamanya sebagai pemain sepak bola profesional ini langsung banjir pujian. Dari linimasa sosial media saya saja, tercatat ada puluhan orang yang mengapresiasi permainan Billy di babak pertama dan menantikan akan berbuat apa pemuda ini di babak kedua nanti.
Seakan ingin membuktikan asumsi bahwa bakat terbaik sepak bola Indonesia tidak akan pernah habis, beberapa menit babak kedua berjalan, bola liar yang memantul sedikit di luar kotak penalti PS TNI disambarnya dengan tendangan voli kaki kanan yang melambung sedikit di atas mistar gawang PS TNI. Sebuah terapi kejut bagi Dhika Bayangkara dan lini belakang PS TNI.
Reaksi Billy sesudah tendangan tersebut? Mengumbar senyum lebar. Sekilas akan mengingatkanmu dengan Ferinando Pahabol yang seakan selalu bermain bola dengan senyum mengembang. Dua kali ia membuat gerak tanda salib, entah sebagai caranya bersyukur karena mampu tampil baik di debutnya kali ini atau sebagai cara meminta restu Ilahi bahwa ia tengah mempersiapkan sesuatu yang lebih istimewa lagi di debutnya.
Tak lama berselang, Persib Bandung mencetak gol pembuka lewat sundulan kepala Michael Essien memanfaatkan sepak pojok Kim Kurniawan, sekaligus gol pertama eks bintang timnas Ghana tersebut di sepak bola Indonesia. Dua menit usai Essien menghentak publik Indonesia dengan gol perdananya, semesta mengizinkan Billy mengambil panggung dan sorotan yang semula menjadi milik Essien, mendadak berubah menjadi miliknya. Mengontrol bola sebentar di depan kotak penalti PS TNI, dengan jeli, pemain jebolan sekolah sepak bola ASIOP Apacinti Jakarta ini mengirim umpan dengan bola cungkil ke Atep yang datang dari lini kedua sekaligus lepas dari perangkap offside.
Kali ini, Lord Atep merestui bahwa umpan manis Billy harus dikonversi menjadi gol. Sembari menjatuhkan diri, pangeran sepak bola pujaan Bobotoh ini melepaskan tembakan yang sukses menggandakan keunggulan Persib Bandung. Umpan berkelas untuk gol yang berkelas.
Saya rasa di momen tendangan Atep itu sah menjadi gol, sedikit yang melihatnya sebagai karya monumental Atep. Alih-alih berfokus pada finishing ciamik Atep, publik terkesiap dengan visi dan umpan manis Billy yang untuk ukuran pemain yang baru beralih dari status amatir, hal tersebut sangat mengesankan. Saya pribadi beranggapan, tidak banyak pemain di Indonesia yang memiliki visi bermain bagus selain Firman Utina dan Eka Ramdani, dua gelandang tengah yang kebetulan adalah playmaker favorit saya.
Billy Keraf lebih bagus dari Febri Haryadi?
Mengingat Djajang Nurdjaman mengindikasikan bahwa perekrutan pemuda bernama lengkap Fulgensius Billy Paji Keraf ini untuk menambah stok pemain muda sekaligus menambal kepergian Febri Haryadi dan Gian Zola ke pelatnas U-22, wajar kemudian Bobotoh dan publik sepak bola membandingkan Billy dengan Febri.
Menurut pandangan pribadi saya, yang tentu saja sedikit subjektif, Billy setengah tingkat lebih baik dari Febri secara kualitas taktikal. Kendati sama-sama memiliki kemampuan dribel yang baik dan dibekali kecepatan yang juga sama cepatnya, ada perbedaan mendasar tentang cara main keduanya.
Kalau boleh saya simpulkan, Billy sedikit lebih cerdas dari Febri, perihal kemampuan memosisikan diri di lapangan yang sangat membantu Persib melakukan serangan dengan lebih sistematis dan enak ditonton.
Bila Febri kerap bermain dengan posisi berada dekat di garis tepi lapangan, Billy justru sebaliknya. Itu yang membuat Billy jauh lebih berbahaya kala Persib memainkan tiga gelandang tengah karena posisi Billy yang berada dekat dengan gelandang tengah Persib, memudahkannya untuk terlibat dalam proses build-up serangan.
Ini logika sederhana saja, posisi Febri yang sedikit lebih jauh (karena ia kerap ada mepet dengan garis tepi lapangan) dari gelandang tengah Persib, sedikit menyulitkannya untuk terlibat di fase build-up Persib, apalagi bila tim lawan memainkan blok pertahanan rendah (low-block) seperti yang diperagakan Arema FC di laga perdana. Kondisi itu memaksa gelandang Persib memainkan bola daerah ke Febri yang kerap mudah sekali dibaca dan diantisipasi lini belakang lawan.
Billy memainkan gaya yang berbeda. Ia aktif meminta bola dan sebisa mungkin membuat posisinya siap dan terbuka untuk menerima bola. Terlebih, posisinya yang saya catat, kerap berada di antara bek dan gelandang PS TNI, membuat pemuda ini susah dijaga dengan man-marking.
Kalau bek sayap lawan terpancing menjaga Billy, ada ruang terbuka di pos sayap yang bisa mudah ditembus bek sayap Persib kala overlap ke depan. Sementara itu, jika gelandang tengah yang fokus mengawal Billy, ada ruang di lini tengah yang bisa ditembus Hariono, Essien atau Kim, apalagi bila tim lawan bermain dengan dua gelandang tengah saja. Ini yang saya sebut bahwa secara taktikal dan perannya di sistem permainan Persib, Billy sedikit lebih unggul dari Febri.
Dan satu lagi yang istimewa, alih-alih fokus menggiring bola dengan skill dan kecepatannya ala Febri, Billy memilih bermain dengan visi dan pengambilan keputusannya yang baik dan matang untuk pemain seusianya. Di usia dua tahun lebih muda dari Febri, Billy menunjukkan cara bermain yang lebih dewasa dan matang, yang saya yakin akan lebih memacu Febri untuk mengembangkan sisi taktikalnya agar skill individunya yang baik makin berguna bagi permainan Persib.
Idealnya, Febri bisa belajar agar mampu lebih taktis secara permainan dari juniornya ini dan bayangkan bila keduanya dimainkan di kedua sayap Persib dengan kualitas yang semakin matang, akan sedahsyat apa lini serang tim Maung Bandung nantinya.
Kesimpulannya, berdasarkan dari debutnya semalam, Persib akan sangat rugi bila hanya mengontrak Billy dengan durasi hanya semusim.
Namun ironisnya, satu-satunya hal yang membuat debut Billy semalam tak berakhir indah, adalah blunder taktikal Djajang Nurdjaman, yang memilih menariknya keluar kala laga masih menyisakan 17 menit dan membuat keunggulan dua gol Persib sia-sia.
Author: Isidorus Rio Turangga
Tukang masak dan bisa sedikit baca tulis