Pekan ini bisa dibilang jadi momen yang paling tidak menguntungkan bagi klub Ligue 1, Olympique Lyon. Bayangkan saja, hanya berselang tiga hari, Les Gones sudah kembali jadi korban kerusuhan. Bukan lagi terhadap suporter, melainkan para pemain di atas lapangan!
Dalam lanjutan Ligue 1, laga SC Bastia kontra Lyon akhir pekan ini (16/4) harus dihentikan selama sekitar satu jam. Para pemain tim tamu menolak untuk keluar dari ruang ganti setelah apa yang mereka alami saat sesi pemanasan. Memphis Depay dan kawan-kawan tiba-tiba diserang sekawanan suporter garis keras Bastia tanpa alasan yang jelas.
Sebuah hal gila kembali terjadi kepada Lyon. Dilansir dari Daily Mail, insiden kedua ini bermula saat suporter Bastia menendang bola ke gawang Mathieu Gorgelin. Sejurus kemudian, Gorgelin dan Depay meminta sang suporter untuk keluar lapangan yang dibalas dengan serbuan suporter dari tribun ke arah pemain Lyon.
Melihat gelagat buruk, para pemain lain coba berlari ke lorong sementara Gorgelin sempat jadi pusat kerumunan suporter. Beruntung, petugas keamanan langsung memblokir jalur keluar untuk pemain Les Gones dari serangan suporter. Sesampainya di ruang ganti, para pemain memutuskan untuk tidak kembali ke lapangan.
“Para pemain meringkuk bersama. Kami dan staf pelatih merasa amat terkejut. Ketika itu tak ada yang mau meninggalkan ruang ganti dan kembali bermain,” ujar fullback Lyon, Jeremy Berthod kepada OL TV. Laga ini akhirnya dibatalkan karena kerusuhan suporter tidak memungkinkan laga Bastia melawan Lyon untuk dimainkan.
Dua kerusuhan beruntun
Masih segar dalam ingatan saat laga perempatfinal Liga Europa antara Lyon kontra Besiktas harus terhenti lama usai para suporter tuan rumah menyerbu lapangan. Pendukung berhamburan meninggalkan tribun karena lemparan proyektil hingga kembang api yang diyakini berasal dari oknum suporter Besiktas.
Para suporter tim tamu yang ditempatkan di tribun atas, berulah dengan tak hanya menyalakan flare, melainkan melemparnya tepat ke bawah atau tempat duduk sebagian pendukug Lyon. Kerusuhan semakin besar setelah sekelompok pendukung Lyon yang tidak terima, menyerang suporter Besiktas yang hadir dalam jumlah besar.
Ya, kesalahan dalam sistem tiket juga berperan dalam kerusuhan ini di mana sepertiga kapasitas stadion atau sekitar 20 ribu tempat duduk diisi suporter Besiktas. Kerusuhan yang sempat melanda di luar stadion antara suporter tamu dan pihak kepolisian, kembali terlihat di tribun. Kekacauan di dalam stadion baru reda sekitar 45 menit, dan kembali menjalar ke luar.
Kerusuhan di Lyon pada tengah pekan lalu jadi satu dari tiga insiden yang melibatkan sepak bola. Sebelumnya, ledakan menimpa bus Borussia Dortmund saat menuju stadion jelang perempatfinal Liga Champions melawan AS Monaco. Ledakan tersebut mengenai Marc Bartra dan membuatnya harus dilarikan ke rumah sakit. Pertandingan sendiri akhirnya ditunda sehari setelahnya.
Kerusuhan suporter juga menodai laga Atletico Madrid kontra Leicester City. Beberapa jam sebelum pertandingan di Stadion Vicente Calderon, sebagian oknum suporter The Foxes membuat kekacauan di pusat kota Madrid, mengakibatkan delapan di antaranya diamankan pihak kepolisian.
Disinyalir, kondisi politik dunia yang sedang berkecamuk, memberi peranan. Meski demikian, satu-satunya kegilaan yang harus terjadi di sepak bola adalah bagaimana antusiasnya suporter mendukung tim atau perayaan selebrasi gol seorang pemain, yang tentu harus dengan cara positif.
Author: Perdana Nugroho
Penulis bisa ditemui di akun Twitter @harnugroho