Sedari dulu, sebuah pertandingan sepak bola takkan pernah bisa dilepaskan dari sekumpulan manusia yang disebut sebagai suporter. Mereka secara berduyun-duyun datang ke stadion demi untuk menyemangati tim yang diidolakan secara langsung.
Dalam lingkup positif, cara yang mereka tunjukkan dalam menunjukkan dukungan pun beraneka ragam. Ada yang bernyanyi sepanjang laga sampai menunjukkan kreativitas dengan menciptakan koreografi tertentu.
Alhasil, kehadiran mereka di stadion tempat berlangsungnya suatu laga bukan sekadar pemanis belaka. Seiring perkembangan waktu, mereka justru tumbuh sebagai salah satu bumbu utama mengapa pertandingan sepak bola begitu nikmat untuk disaksikan.
Dan di penghujung pekan pekan ini (15/4), ada sebuah laga yang punya tensi cukup tinggi di tanah Italia bertajuk Derby Della Madonnina. Partai ini sendiri mempertemukan dua tim asal kota Milano yakni Internazionale dan AC Milan. Meski gengsinya menurun dalam kurun lima tahun terakhir karena masing-masing kubu tengah asik menikmati predikat semenjana, namun jangan pernah sangsikan pertunjukan yang bisa dibuat tifosi setia Inter dan Milan.
Terpisah di tribun belakang gawang atau di Italia lazim disebut sebagai Curva yang berlainan, masing-masing tifosi fanatik (Curva Nord Inter dan Curva Sud Milan) tak pernah jemu mempertontonkan kreativitas apik mereka. Di setiap laga Derby Della Madonnina, selain bernyanyi, kedua Curva pasti akan menciptakan sebuah koreografi yang sedap dipandang mata.
Harus diakui, budaya ini juga yang kemudian diadopsi oleh banyak suporter sepak bola di tanah air untuk menunjukkan dukungan sekaligus eksistensi mereka.
Berikut ini, kami rangkumkan beberapa koreografi terbaik yang ditampilkan Curva Nord Inter maupun Curva Sud Milan saat melakoni Derby Della Madonnina:
1) Curva Nord Inter
Ditampilkan pada laga Derby Della Madonnina jilid pertama musim 2010/2011 tanggal 14 November 2010, koreografi ini menampilkan sosok karakter dalam film horor populer, A Nightmare on Elm Street, Fredy Krueger.
Figur yang dikenal sebagai pembunuh yang muncul dari mimpi buruk korbannya ini digambarkan Curva Nord Inter sebagai mimpi buruk yang dialami AC Milan dan pendukungnya ketika itu lantaran I Nerazzurri baru saja meraih gelar treble.
Sayangnya di laga itu, Inter harus mengakui keunggulan I Rossoneri dengan skor 0-1 lewat gol semata wayang yang diciptakan Zlatan Ibrahimovic via titik penalti.