Suara Pembaca

Kim Jeffrey Kurniawan dan Rite de Passage

Jika harus menyebutkan salah satu pemain Persib Bandung yang paling berkesan di gelaran Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 kemarin, maka nama Kim Jeffrey Kurniawan sepertinya tak akan absen disebut oleh para pendukung Persib Bandung.

Kim Jeffrey Kurniawan, pemain kelahiran Muhlacker, Jerman, 27 tahun silam ini bergabung ke tim Persib Bandung setelah dirinya diboyong oleh pelatih Dejan Antonic dari Pelita Bandung Raya sebelum kompetisi TSC 2016 dimulai.

Kehadiran dirinya di Persib, tidak begitu membuat para pendukung Persib Bandung antusias. Cenderung terkesan biasa-biasa saja. Terlebih, pada saat itu, di mata kebanyakan Bobotoh, level Kim masih dinilai jauh di bawah gelandang bertahan Persib yang sudah ada sebelumnya, yakni Hariono dan Taufiq yang sudah terlebih dulu memperkuat Persib Bandung.

Kesan yang awalnya hanya biasa-biasa saja tersebut,  ternyata memburuk. Hal itu dimulai pada saat Persib berlaga di turnamen pra-musim,  Piala Bhayangkara, sebelum kompetisi TSC 2016 bergulir. Penampilannya bersama Persib di bawah komando Dejan Antonic, menuai banyak kritik dari berbagai pihak, terutama dari para Bobotoh.

Penampilannya banyak dinilai pas-pasan, bahkan kerap tampil buruk  dan belum bisa mengimbangi permainan Hariono di sektor gelandang bertahan. Yang menjadi penyebab  kegeraman banyak Bobotoh pada saat itu adalah, dengan penampilannya yang masih pas-pasan tersebut, Kim malah selalu menjadi langganan skuad inti coach Dejan di setiap pertandingan.  Alhasil, julukan “anak emas” pun sempat disematkan pada dirinya.

Ketika TSC 2016 sudah bergulir, penampilannya nampak belum jua membaik.  Kim masih dinilai belum pantas untuk bermain di tim sekelas Persib Bandung  oleh banyak Bobotoh. Kecaman dan kritikan dari para Bobotoh pun semakin banyak berdatangan. Namun, dengan banyaknya kecaman yang dilontarkan oleh Bobotoh tersebut, tak membuat Dejan menggeser Kim ke bangku cadangan.

Dia tetap pada pendiriannya untuk selalu menurunkan Kim di setiap pertandingan pada saat itu. Bahkan, suatu ketika coach Dejan pernah menantang awak media yang mempertanyakan tentang alasan dirinya selalu menurunkan Kim, yang  penampilannya  banyak dinilai buruk. Coach Dejan menantang awak media tersebut  untuk beradu argumen mengenai hal itu lewat data statistik tentang  permainan Kim.

Hal inilah yang memicu kekesalan banyak Bobotoh semakin memuncak dan mengundang terjadinya aksi yang lebih besar. Sadar bahwa upaya mengecam dan mengkritik Kim sebatas di linimasa sosial media saja belum cukup untuk membuat coach Dejan sadar, para Bobotoh mulai mecoba untuk melakukan aksi yang lebih “keras”.

Di suatu sesi latihan Persib pada Senin sore tanggal 2 Mei 2016, sekelompok orang  yang kurang diketahui identitasnya datang ke tempat latihan Persib berlangsung. Masing-masing dari mereka mengenakan topeng bergambar wajah Kim Jeffrey. Lantas mereka mulai membentangkan spanduk putih bertuliskan “Ada Apa Dengan Kim, Coach Dejan?” dan “Kim Butut”.

Aksi itu jelas menarik perhatian para pemain yang sedang berlatih. Bahkan pelatih kiper Persib, Anwar Sanusi, sempat mendatangi para demonstran tersebut dan menyuruh mereka membuka topengnya. Aksi mereka pada akhirnya berhenti setelah para demonstran itu diusir oleh kepolisian di lokasi.

Tekanan dari banyak Bobotoh pada saudara ipar Irfan Bachdim ini belum juga berhenti usai kejadian itu. Hingga pada 11 Juni 2016, Persib menelan kekalahan telak dari Bhayangkara FC dengan skor 1-4. Inilah klimaks dari segala tekanan banyak Bobotoh, dan hal ini membuat coach Dejan memilih mundur dari kursi pelatih kepala Persib.

Sempat banyak yang mengira, mundurnya coach Dejan akan berdampak pemberhentian pula pada gerbong pemain yang dibawanya di awal musim, termasuk kepada Kim. Namun hingga kursi kepelatihan kembali diampu Djajang Nurdjaman, Kim masih tetap dipertahankan.

Seiring berjalannya waktu, usai mengalami masa-masa sulit dengan mendapat kritikan keras dari banyak Bobotoh, penampilan Kim terlihat semakin membaik dan menunjukkan perkembangan yang signifikan.

Puncak dari penampilannya yang semakin membaik itu, adalah ketika ia berhasil mencetak gol pertamanya ketika Persib berhadapan dengan PS TNI di Stadion Pakansari pada 21 Agustus 2016. Bahkan gol ini mencatatkan dirinya sebagai gelandang jangkar pertama di Persib pada saat itu yang berhasil mencetak gol ke gawang lawan. Pada akhir musim TSC 2016 pun, Kim tercatat sebagai pemain ketiga tersubur di Persib dengan mencetak 4 gol, setelah Sergio van Dijk (7 gol) dan Vladimir Vujovic (5 gol).

Apa yang dialami oleh Kim tersebut, setidaknya menunjukkan suatu perubahan fase pada dirinya, dari fase sebelum mendapat kritikan, hingga sesudah mendapat kritikan dari banyak Bobotoh. Perubahan fase ini,  seperti apa yang diungkapkan oleh Arnold van Gennep, ahli folklore asal Prancis, dalam telaahnya tentang konsep rite de passage.

Rite de passage merupakan suatu momen yang menandai peralihan hidup seseorang dari satu fase ke fase berikutnya.  Peralihan fase  ini biasanya diiringi dengan perubahan status orang tersebut dari status sebelumnya.  Arnold van Gennep memberi contoh, bahwa upacara pernikahan merupakan salah satu contoh dari momen rite de passage.

Ada pun contoh lain, salah satunya seperti upacara khitanan, yang mengubah fase kehidupan seseorang secara biologis. Upacara lompat batu di Nias, juga merupakan salah satu contoh dari rite de passage yang mengubah status sosial seseorang, dari  belum dewasa, berubah menjadi diakui oleh masyarakat setempat sebagai orang dewasa.

Singkatnya, rite de passage adalah suatu momen yang menyebabkan kehidupan seseorang mengalami perubahan.

Dalam konteks yang dialami oleh Kim, kritikan dan tekanan dari banyak Bobotoh, bisa dinilai sebagai rite de passage dalam kariernya sebagai pesepak bola. Jika dirinya tidak pernah mendapat kritikan dari Bobotoh, penampilannya boleh jadi tidak akan sehebat sekarang. Kritikan keras dan cercaan banyak Bobotoh, adalah sebentuk upacara yang mesti dilalui oleh Kim untuk menandai proses peralihan fase hidupnya, dalam konteks karier sepak bolanya, menjadi lebih baik. Dan Kim terbukti mampu melalui upacara peralihan itu dengan baik.

***

Hal yang kurang lebih sama seperti apa yang dialami Kim Jeffrey, kini sedang terjadi pula kepada salah satu rekrutan anyar Persib Bandung musim ini, Raphael Maitimo.

Kehadirannya menuai kontroversi, karena cukup banyak Bobotoh yang tidak setuju atas kehadirannya dan mengkritik sikapnya yang dianggap buruk serta tidak mencerminkan profesionalisme terhadap klub yang ia bela sebelumnya, PSM Makassar.

Selain itu, ada juga Bobotoh yang meragukan skill dan kemampuan Maitimo yang dianggap tidak lebih baik dari pemain-pemain yang sebelumnya sudah ada di tim.

Menarik ditunggu, apakah Maitimo mampu menghadapi ini semua seperti apa yang sudah dilakukan Kim sebelumnya?  Beruntung, Kim sebelumnya tidak mencontohkan cara menghadapi ujian ini dengan keluar dari tim, dengan  alasan visi pelatih yang tidak sejalan dengan dirinya.

Author: Rio Rizky Pangestu (@riorpangestu)
Freelance photographer yang karyanya bisa kamu kunjungi di akun Instagram @riorpangestu