Berikut ini hal mengharukan mengenai laga emosional tersebut dan perjuangan Chapecoense:
-
Simpati untuk korban longsor
Para penonton dan semua yang ada di stadion tidak hanya mengheningkan cipta untuk para korban kecelakaan pesawat, namun mereka juga menunjukkan simpati untuk korban longsor di Mocoa, Kolombia.
-
Dua walikota bertemu
Ada hal yang mengharukan juga di laga ini. Walikota Chapecoco Luciano Buligon memeluk walikota Medellin Federico Gutierrez sambil berurai air mata. Buligon mengatakan bahwa Chapecoco dan Atletico akan menjadi saudara selamanya. Gutierrez juga mengungkapkan rasa haru dengan mengatakan Brasil adalah rumahnya. Sepak bola benar-benar menyatukan segalanya.
-
Atletico menyerahkan gelar ke Chapeco
Atletico sebenarnya bisa saja mengklaim sebagai juara Sudamericana setelah kecelakaan pesawat tersebut. Namun, mereka meminta agar gelar tersebut diserahkan ke Chapeco sebagai bentuk simpati.
-
Pemain dunia rela gratisan
Kejadian miris tersebut membuat Chapecoense kehilangan banyak pemain intinya. Tentunya bukan perkara mudah membentuk tim dari nol lagi. Klub-klub Brasil menunjukkan solidaritasnya dengan meminjamkan pemain untuk Chapecoense. Bahkan pemain veteran sekelas Ronaldinho dan Juan Roman Riquelme rela tidak dibayar demi bermain untuk Chapecoense yang melakoni laga terakhir di Serie A Brazil Desember tahun lalu.
-
Barcelona dan Liga Jepang sumbang uang
Raksasa Liga Spanyol Barcelona menyumbangkan uang sebesar 250.000 euro, sebagaimana diberitakan ESPN. Liga Jepang juga turut bersimpati dengan menyumbang 11.000 US dollar .
***
Chapecoense adalah contoh perjuangan hingga akhir. Dari klub papan tengah yang kurang populer, mereka bisa menggapai mimpi dengan mencapai final Piala Sudamericana. Walau berakhir tragis, namun peristiwa ini bisa menggugah semangat kita berjuang hingga penghabisan. Sekaligus menunjukkan bahwa sepak bola menyatukan dunia.
#ForcaChape
Author: Yasmeen Rasidi (@melatee251)