Kolom Eropa

Jalan Islam Frederic Kanouté

Sevilla adalah sebuah kota bersejarah yang lekat dengan pengaruh Islam. Bangunan peninggalan masyarakat Islam yang menguasai kota Andalusia tersebut selama 500 tahun masih banyak terlihat di sana. Meski demikian, hingga sekarang kota Sevilla hanya memiliki satu bangunan masjid yang memadai. Tahukah Anda bahwa mantan pemain Sevilla asal Mali, Frederic Kanouté, adalah sosok yang berandil besar di balik eksistensi masjid tersebut?

Pada tahun 2006 lalu, masjid yang terletak di daerah Ponce de Leon di Sevilla ini terancam ditutup karena kontrak sewanya sudah berakhir. Pada saat itulah, Kanouté muncul menjadi penyelamat dengan mendonasikan sekitar 500 ribu euro untuk menyelamatkan masjid tersebut. Uniknya, pemain asal Mali yang dicintai Sevilla tersebut sama sekali tak berkomentar setelah memberi donasi penting itu.

Sampai sekarang, masjid tersebut tetap berjalan di bawah pengelolaan yayasan Muslim, dan tetap aktif menjadi pusat kultur Islam di Andalusia. Kanouté seakan menerapkan ‘lebih baik tangan di atas daripada tangan di bawah’ dengan bantuan pentingnya kepada masjid di Sevilla satu dekade lalu.

Baru-baru ini, pemain yang sudah gantung sepatu sejak terakhir kali membela Beijing Guoan di Liga China ini kembali muncul di pemberitaan. Kanouté ikut berkontribusi di proyek filantropi bertajuk ‘How to Do Good’ yang digagas Sheikh Sabah al-Ahmad al-Jaber al-Sabah dari Kuwait. Para konributor lain di proyek ini bukan nama-nama sembarangan, antara lain aktor Matt Damon, suami-istri Bill dan Melinda Gates, serta mantan Presiden Amerika Serikat, Jimmy Carter.

Dalam setiap pemberitaan, Kanouté selalu bangga dengan identitas ke-Islam-annya. Bahkan, hasil wawancaranya kepada media Inggris, Guardian, diberi judul tegas, Fredi Kanouté: ‘Muslims should not have to prove they are not terrorists before talking’ (Fredi Kanouté: Muslim Tak Berkewajiban Membuktikan Diri Mereka Bukanlah Teroris.’

“Saya tak pernah menyesal menjadi seorang Muslim,” kata Kanouté seperti dikutip Guardian. “Nyaris semua hal buruk yang terjadi di dunia mengatasnamakan Muslim hanya dimanfaatkan untuk keperluan politik. Jika Anda berinteraksi langsung dengan para Muslim di jalan, Anda akan berkesimpulan bahwa Muslim cenderung toleran.”

Pernyataan tegas Kanouté di liputan Guardian itu kembali membangkitkan memori pemain Mali ini ketika masih aktif bermain. Ketika mencetak gol untuk Sevilla di ajang Piala Raja Spanyol pada tahun 2009 lalu, Kanouté menunjukkan kaus dalam bertuliskan seruan dukungan kepada Palestina. Aksinya ini dilakukan sebagai protes tegas invasi tentara Israel di Jalur Gaza. Meskipun tindakannya itu berakibat denda sebesar 350 ribu euro, Kanouté tak pernah menyatakan penyesalannya.

Sebelumnya, pemain yang beralih ke agama Islam pada usia 22 tahun ini juga pernah membuat heboh suasana internal tim Sevilla. Ia dengan tegas menolak mengenakan jersey tim yang pada saat itu disponsori perusahaan judi, 888.com. Kanouté merasa bahwa perusahaan tersebut tidak sejalan dengan nuraninya sebagai pemeluk Islam.

Akhirnya, Sevilla dan Kanouté pun membuat kesepakatan. Setelah sempat menutup nama perusahaan judi tersebut dengan selotip di depan jersey-nya pada beberapa pertandingan, Kanouté akhirnya setuju mengenakan jersey berlogo 888.com. namun, dengan syarat khusus bahwa dirinya dibebaskan dari berbagai materi promosi yang berhubungan dengan perusahaan tersebut.

Bagi beberapa kalangan, sikap mantan pemain West Ham dan Tottenham Hotspurs ini terkesan kekanak-kanakan dan tidak perlu. Tapi jika dilihat dari sisi lain, Kanouté sendiri menggunakan kedewasaannya dengan memegang teguh prinsip spiritual yang menjadi pegangan hidupnya. Prinsip ini termasuk ibadah puasa Ramadan yang tetap dijalankannya meskipun harus dijalaninya ketika sedang bertanding.

Pria kelahiran 2 September 1977 ini memang telah pensiun dari sepak bola pada tahun 2013 lalu. Meski demikian, sosoknya akan selalu dikenang sebagai salah satu pesepak bola Muslim paling berpengaruh di dunia.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.