Dari sekian banyak jurnalis yang berfokus pada La Liga, nama Sid Lowe mungkin yang paling terkenal karena kualitas tulisan-tulisannya. Pria kelahiran London, 21 Juni 1976 ini rutin menulis seputar sepak bola Spanyol untuk Guardian, Four Four Two, World Soccer dan ESPN.
Di berbagai media, ia bahkan telah memperoleh predikat ‘La Liga Expert’. Ini karena ia telah cukup lama menetap di Madrid. Ia juga memiliki banyak pengalaman sebagai penerjemah pemain-pemain kelas dunia, antara lain David Beckham dan Michael Owen. Selain itu, Lowe juga merupakan salah satu pemegang saham klub Real Oviedo.
Pria yang telah menghabiskan lebih dari sepuluh tahun terakhir hidupnya di Spanyol ini menyelesaikan studi doktoralnya di University of Sheffield, di bidang Ilmu Politik. Disertasinya mengangkat tema politik Spanyol pada masa perang sipil. Inilah awal alasan mengapa hampir semua tulisannya pasti mengandung pembahasan sisi sosio-kultural dan bahkan politik.
Pada tahun 2014, Lowe menerbitkan buku hasil risetnya selama bertahun-tahun yang menyorot perseteruan abadi Real Madrid dan Barcelona. Buku tersebut diberi judul ‘Fear and Loathing in La Liga’, meminjam frasa terkenal dari memoir penulis terkenal Hunter S. Thompson, yaitu ‘Fear and loathing in Las Vegas’.
Bagusnya, buku ini sejak awal tak mau terjebak dalam penggampangan yang sering disebarkan oleh media-media olahraga medioker. Tentu kita sering mendengar bagaimana Real Madrid selalu digambarkan sebagai tim kaya dan angkuh.
Los Blancos mungkin memang kaya dan terkadang arogan, tapi kebanyakan media terlalu berlebihan dalam melabeli tim kebanggaan ibu kota Spanyol ini sebagai semacam tiran yang patut dimusuhi. Mungkin itulah yang menjadi misi awal Sid Lowe.
Latar belakang Lowe sebagai doktor ilmu politik membuat buku ini sangat perlu dianggap sebagai bahan akademik serius. Di bab-bab awal saja, ia sudah mengupas rumitnya hubungan Catalunya dan pemerintah Spanyol di masa lalu dengan bab berjudul ‘The Martyr President’.
Bab ini bercerita tentang Josep Sunyol, presiden klub Barcelona pada dekade 1930-an yang menghilang secara tiba-tiba di tengah-tengah masa jabatannya. Belakangan baru diketahui bahwa ia diculik oleh tentara Francisco Franco, pemimpin fasis Spanyol. Sunyol memang terkenal vokal dalam mengkritik pemerintah di masa Perang Sipil.
Membaca ‘Fear and Loathing…’ memang tak ubahnya membaca sejarah Spanyol dari sudut pandang sepak bola. Lowe bahkan mengajak pembaca menumpangi mesin waktu lewat tulisannya yang secara tajam mendeskripsikan kembali kejadian-kejadian bersejarah di tiap dekade.
Pemaparannya di bab 13 ‘Johan Cruyff Superstar’, cukup berkelas. Bab tentang musim pertama sang legenda Belanda di Barcelona pada tahun 1973 ini diceritakan sangat detil seolah-olah Lowe sendiri yang mengikuti perjalanan Cruyff di saat itu.
Namun, sebagai pencinta sepak bola yang lahir di dekade 1980-an, saya pribadi menganggap bagian paling menarik di buku ini adalah bab 18 berjudul ‘And Did Pigs Fly’. Dari judulnya saja, Anda pasti akan lagsung menarik kesimpulan bab ini pasti membicarakan insiden pelemparan kepala babi pada gelaran El Clasico tahun 2002 lalu.
Penyebabnya adalah kepindahan Luis Figo dari Barcelona ke Real Madrid yang membuat marah para Barcelonistas. Ketika Figo kembali tampil di Camp Nou mengenakan seragam Real Madrid, ia harus menghadapi seruan marah seratus ribu lebih penonton yang diikuti dengan pelemparan benda apa pun yang bisa dilempar, seperti botol, korek api, dan bahkan, kepala babi!
Insiden ini sudah ribuan kali diceritakan ulang, apalagi menjelang pelaksanaan El Clasico setiap tahun. Namun, Lowe sangat lihai mengambil sudut pandang cerita. Ia membuka paragraf dengan sebuah percakapan antara Michel Salgado dan Luis Figo, tepat sebelum Figo mengambil tendangan sudut yang memancing dilemparnya sebuah kepala babi ke lapangan.
“Aku tak akan mengambil tendangan sudutnya. Kau saja yang mengambilnya,” kata Salgado kepada Figo. Itu menggambarkan betapa panasnya tensi di stadion pada November 2002 tersebut, sampai-sampai pemain gahar seperti Salgado pun dibuat gentar. Begitulah cara Lowe menceritakan ulang salah satu insiden paling memalukan dalam sejarah El Clasico tersebut.
Baik penggemar sepak bola Spanyol maupun bukan, literatur penting ini cukup wajib dibaca. ‘Fear and Loathing…’ memperoleh nominasi sebagai kandidat buku olahraga terbaik di penghargaan William Hill Sports Book of the Year tahun 2014. Sayang, sepengetahuan saya belum ada penerbit Indonesia yang menerbitkan versi bahasa Indonesianya. Tapi jika Anda tak berkeberatan membaca buku tebal ini dalam bahasa Inggris, bersiaplah untuk hanyut dalam penuturan bernas ala Sid Lowe.
INFO BUKU:
FEAR AND LOATHING IN LA LIGA
Penulis: Sid Lowe
Tahun terbit: 2014
Jumlah halaman: 480 halaman
Bahasa: Inggris
Penerbit: Nation Books
Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.