Atlet mempunyai masa keemasan. Karena kemampuan fisik juga ada batasnya. Di usia 20-an dan awal 30-an, umumnya mereka mencapai masa keemasan. Walau begitu banyak juga yang masih bertanding di usia menjelang kepala empat. Lalu, bagaimana jika seorang atlet kembali bermain setelah dua dekade absen?
Inilah yang terjadi pada pelatih penjaga gawang klub divisi 3 Liga Jepang Fujieda MYFC asal Brazil, Sidmar. Di usia 54 tahun (menjelang 55 tahun ini), Sidmar kembali bermain karena menggantikan salah satu dari tiga penjaga gawang yang cedera. Uniknya, dua dari penjaga gawang seumuran anaknya karena lahir tahun 1995 setelah Sidmar pensiun dari Shimizu S-Pulse.
Sidmar Antonio Martins adalah salah satu penjaga gawang yang menjadi bintang di Liga Jepang pada medio 1990-an. Gerakannya yang lincah di depan gawang membuat dirinya dijuluki ”Spiderman”. Setelah pensiun dari Shimizu, dia sempat direkrut oleh Kashiwa Reysol dan Vissel Kobe, kemudian ke Port FC di Thailand.
Selain itu, Sidmar sendiri juga salah satu bintang Brazil yang turut meramaikan J.League yang menjadi liga sepak bola profesional pada tahun 1991. Seperti kita ketahui di era 90-an, para bintang Brazil berbondong-bondong bermain di Liga Jepang. Sebut saja Zico, Dunga, dan Leonardo. Sidmar sendiri juga masih dikenang karena ketangguhannya dan kefasihannya berbahasa Jepang. Pemain yang berusia 55 tahun Juni mendatang ini bermain di Shimizu pada 1993-1995.
Dengan ini, Sidmar memecahkan rekor Kazuyoshi Miura yang mencetak gol kemenangan untuk klub divisi dua Liga Jepang Yokohama FC 1-0 saat melawan Thespakusatsu Gunma. Miura saat itu berusia 50 tahun 14 hari. Penyerang yang dijuluki ”King Kazu” menjadi pencetak gol tertua di Liga Jepang.
Miura sempat bermain di Santos dan klub Italia Genoa di awal karier. Uniknya, sekalipun kontribusinya di timnas Jepang terbilang besar (mencetak 55 gol dari 89 penampilan), King Kazu justru tidak pernah merasakan bermain di Piala Dunia.
Dibanding posisi lain, banyak tim mengandalkan pemain yang sudah uzur di bawah mistar gawang. Menilik faktor kematangan dan ketenangan, biasanya penjaga gawang kerap dipercayakan ke beberapa kiper veteran. Contoh, posisi Gianluigi Buffon sebagai penjaga gawang timnas Italia dan Juventus bisa jadi nyaris tak tersentuh. Sekalipun tim juga mempersiapkan calon-calon pengganti, namun Buffon yang tahun depan berusia kepala empat masih jadi pilihan.
Tapi, ternyata sebelum Sidmar, ada juga penjaga gawang tertua dan saat ini dia menjadi pelatih kiper di klub Liga Inggris Reading FC. Ya, dia adalah Dave Beasant. Di era akhir 1970-an, dia merasakan bermain di klub-klub Liga Inggris seperti Wimbledon, Chelsea, Nottingham Forest, dan West Bromwich Albion. Prestasi terbaiknya adalah mengantarkan Wimbledon juara FA tahun 1988 dan menjadi kiper pertama yang menyelamatkan tendangan penalti di final Piala FA.
Lalu, pada Mei tahun 2015, Beasant yang saat itu sudah berusia 56 tahun masih diturunkan oleh klubnya, Stevenage, saat play-off League Two melawan Southend.
Lalu, apakah Sidmar masih cukup cekatan di bawah mistar?
Author: Yasmeen Rasidi (@melatee2512)