Dalam beberapa musim terakhir, Atletico Madrid sudah berhasil mendobrak duopoli Barcelona dan Real Madrid di Liga Spanyol. Bahkan Los Rojiblancos sukses menyalip Barcelona dan Real Madrid untuk menjadi kampiun Spanyol di tahun 2014. Mereka juga sukses meraih juara Copa del Rey 2013, Liga Europa 2012 dan dua kali masuk final Liga Champions dalam empat tahun terakhir.
Di bawah asuhan Diego Simeone, Atleti menjelma menjadi kekuatan mengerikan. Jika membahas kunci kebangkitan Atleti mau tidak mau kita harus menyebut nama jenderal lapangan tengah yang populer dengan nama panggilan ‘Koke’. Kebangkitan Atletico Madrid sekitar lima tahun lalu ditandai dengan meroketnya penampilan pemain bernama asli Jorge Resurreccion ini.
Uniknya, nama ‘Resurreccion’ atau ‘resurrection’ dalam bahasa Inggris maupun dalam bahasa Indonesia memiliki arti harfiah ‘kebangkitan’ atau ‘kelahiran kembali’. Tentunya, istilah ini erat kaitannya dengan figur Yesus dalam ajaran Nasrani yang diyakini suatu saat akan bangkit kembali dan menyelamatkan manusia dari kehancuran.
Itulah yang sedang dilakukan Koke. ‘Si Resurreccion’ memang ‘membangkitkan’ publik Vicente Calderon dengan mengangkat derajat mereka ke posisi yang lebih baik. Umpan-umpan matangnya menjadi santapan lezat para penyerang yang pernah merumput di Atleti seperti Diego Costa, David Villa, dan kini Antoine Griezmann serta Kevin Gameiro di lini depan.
Sejak musim 2012/2013, jumlah asis Koke di kompetisi domestik sudah melewati angka 50. Raihan terbaiknya adalah musim 2015/2016 lalu, ketika ia menyumbangkan 14 asis untuk Atleti. Bukan hanya itu, pemain kelahiran Madrid, 8 Januari 1992 ini juga piawai mencetak gol. Lima gol dicetaknya pada musim 2015/2016 lalu.
Tidak mengherankan jika eks pelatih tim nasional Spanyol, Vicente del Bosque, menghadiahinya debut untuk tim nasional senior di pertengahan 2013 lalu. Sekarang, Koke sudah sering dipercaya untuk mengisi posisi playmaker yang ditinggalkan Xavi Hernandez di lini tengah La Roja. Koke juga nyaris sama bagusnya jika bermain di posisi gelandang tengah, kanan maupun kiri.
Xavi sendiri terang-terangan memuji Koke setinggi langit, dan mengakui juniornya tersebut sebagai penerusnya. “Koke memiliki segalanya, baik itu kemampuan fisik, bakat, dan kerja keras. Orkestra permainan tim nasional Spanyol selama sepuluh tahun ke depan akan berada di pundaknya.”
Nyaris setiap tahun, perhatian klub-klub besar di dalam maupun luar negeri sudah tertuju kepada salah satu pilar timnas Spanyol yang menjuarai Piala Eropa U-21 ini. Banyak klub dari Liga Inggris yang mengincarnya pada setiap bursa transfer. Namun, setidaknya sampai saat ini, Koke menegaskan kesetiaan untuk membawa lebih banyak prestasi bagi klub yang membesarkan namanya.
Dengan koleksi gelar Liga Europa, Piala Super Eropa, Liga Spanyol dan Piala Raja Spanyol yang telah dimenangkannya bersama Atleti, Koke setidaknya sudah melebihi prestasi anak emas Vicente Calderon, Fernando Torres. Jika gelar Liga Champions juga berhasil dipersembahkannya, maka predikat sebagai legenda Atleti sudah pantas disematkan padanya dalam usia yang sangat muda.
Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.