Selasa (21/3) nanti, timnas Indonesia U-22 akan melakukan laga uji coba menghadapi Myanmar di stadion Pakansari, Bogor. Sebanyak 26 pemain telah disiapkan Luis Milla untuk menjalani laga perdananya mendampingi timnas Indonesia.
Dari ke-26 nama yang dipanggil Luis Milla, nama-nama alumni skuat U-19 era Indra Sjafrie masih menghiasi deretan skuat U-22 saat ini. Istilahnya, mereka sukses naik kelas. Beberapa di antaranya adalah Ravi Murdianto, Ryuji Utomo, Hansamu Yama Paranat, Putu Gede Juni Antara, Muhammad Hargianto, Paulo Sitanggang, dan Evan Dimas Dharmono.
Susunan skuat timnas U-22 kian lengkap dengan hadirnya dua wonderkid yang menonjol di Piala Presiden 2017 lalu yakni Hanif Sjahbandi (Arema FC) dan Febri Hariyadi (Persib Bandung). Ditambah dengan ketajaman Dendi Sulistyawan di lini depan, timnas U-22 diyakini akan memberikan perlawanan sengit untuk Myanmar.
Meskipun susunan pemain yang dimiliki timnas U-22 saat ini sudah komplet, Milla menyatakan bahwa pemain yang menunjukkan performa di bawah standar akan diganti. Timnas U-22 sendiri dipersiapkan untuk mengikuti dua ajang besar, SEA Games 2017 dan Kualifikasi Piala Asia 2018.
Layaknya sesuatu yang baru, laga uji coba resmi yang bertajuk FIFA Matchday kali ini tentu akan menyedot banyak animo masyarakat. Pelatih baru, pemain baru, dan pola permainan yang baru membuat publik sepak bola tanah air penasaran bagaimana kiprah timnas kita dibawah arahan eks pemain Barcelona dan Real Madrid di era 1990-an ini. Belum lagi adanya kabar bahwa Ezra Walian sudah akan merampungkan proses naturalisasinya dan akan tersedia di laga melawan Myanmar.
Optimisme di kubu Indonesia boleh saja meninggi, karena selain sudah lama tidak melakukan laga uji coba internasional akibat sanksi FIFA, susunan skuat yang dimiliki timnas U-22 saat ini bisa dibilang sudah komplet karena dijejali puluhan pemain muda terbaik di Indonesia. Namun, jangan lupa bahwa Myanmar akan menurunkan tim senior mereka yang diproyeksikan untuk melakoni kualifikasi Piala Asia 2019. Perbedaan pengalaman bermain di kancah internasional pasti akan terlihat di pertandingan nanti.
Luis Milla sendiri menargetkan kemenangan saat melawan Myanmar untuk membangun kesan yang bagus di mata suporter. Itulah sebabnya mengapa sang pelatih hanya meminta partai kandang saja untuk saat ini. Asisten pelatih yang juga merangkap sebagai penerjemah, Bayu Eka Sari Teguh, mengatakan bahwa coach Milla ingin merasakan atmosfer pertandingan di Indonesia dan melihat bagaimana antusiasme suporter di sini.
Pun begitu, jika (lagi-lagi) timnas harus mengakui keunggulan lawan, kita tidak perlu kecewa karena laga ini adalah laga uji coba. Bukan semata-mata hasil akhir yang dilihat, tetapi juga kematangan strategi serta kesiapan pemain. Kita harus ingat bahwa ujian sesungguhnya bagi timnas U-22 adalah di SEA Games, pertengahan Agustus nanti.
Apapun hasil yang didapat Evan Dimas dan kawan-kawan nanti, kita tetap harus mengapresiasi perjuangan mereka. Pertandingan pertama di bawah arahan pelatih baru biasanya tidak mudah. Adaptasi dengan taktik baru, tuntutan tinggi dari suporter, dan perasaan nervous yang biasa menghinggapi para pemain newcomers rawan membuat fokus pemain ke pertandingan menjadi terpecah.
Era baru timnas Indonesia akan segera dimulai bersama Luis Milla. Semoga sentuhan beliau dapat membawa timnas kembai meraih medali emas di SEA Games yang terakhir kali diraih pada SEA Games Manila 1991.
Indonesia bisa!
Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo )
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.