Tanggal 3 Maret lalu, dunia sepak bola kehilangan salah satu legendanya. Pemain asal Prancis Raymond Kopa berpulang di usia 85 tahun akibat sakit berkepanjangan. Kopa membawa Prancis menjadi semifinalis Piala Dunia 1958 dan di level klub dia termasuk sukses besar bersama klub ibu kota Spanyol, Real Madrid.
Beberapa petinggi sepak bola menghadiri pemakamannya di kota Angers. Bos Real Madrid Florentino Perez hadir ditemani mantan rekan seklub Kopa, Pachin dan Jose Santamaria. Selain itu, rekan Kopa di timnas, Just Fontaine, juga hadir bersama dengan presiden Federasi Sepak Bola Prancis, Noel Le Graet. Hadir juga Deputi Sekjen FIFA Zvonimir Boban yang mewakili FIFA. Beberapa petinggi klub Prancis juga hadir, termasuk CEO klub Angers SCO Said Chabane. Angers SCO adalah klub dimana Kopa memulai karir sepak bolanya.
Kopa membawa Real Madrid menjuarai Piala Eropa tiga kali (1957, 1958 dan 1959). Dari 45 pertandingan bersama timnas Perancis, Kopa mencetak 18 gol. Just Fontaine bisa saja menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah Piala Dunia dengan 13 gol, namun peran Kopa, yang memulai karir sepak bola di usia 17 tahun, juga tidak bisa diabaikan.
Presiden FIFA Gianni Infantino juga mengungkapkan kesedihan atas berpulangnya pemain legendaris berdarah Polandia tersebut. Infantino memuji Kopa sebagai pemain luar biasa dengan komitmennya terhadap sepak bola yang bisa menjadi inspirasi bagi para pemain muda.
Siapa Raymond Kopa?
Namanya memang kurang tenar dibandingkan dengan legenda sepak bola lain seperti Pele, Franz Beckenbauer, Johan Cryuff, atau Eusebio. Namun, sebelum Prancis dikenal dengan Michel Platini dan Zinedine Zidane, Kopa adalah salah satu pemain besar yang dimiliki negeri anggur ini.
Lahir di Noeux-les-Mines tanggal 13 Oktober 1931 dengan nama Raymond Kopazewski , Kopa adalah anak dari orang tua berkebangsaan Polandia yang pindah ke Prancis setelah Perang Dunia I. Kopa sempat bekerja sebagai penambang sebelum tampil di kejuaraan usia muda tahun 1949. Mengenyam karier awal bermain di Angers SCO dua musim dengan mengesankan sebelum dibeli Reims pada 1951.
Albert Batteux menjadi pelatih yang berjasa mengasah bakat Kopa. Bersama Batteux, Kopa membawa Reims meraih gelar juara Prancis serta tampil di kejuaraan Eropa pada musim 1955/1956. Sebelum final, Kopa sepakat pindah ke Real Madrid musim berikutnya. Di final tahun 1956, Reims sempat unggul sebelum kalah di final yang dramatis.
Musim kejayaan Kopa bersama Real Madrid adalah tahun 1957, 1958 dan 1959, sekalipun harus berhadapan dengan legenda klub Los Blancos, Alfredo Di Stefano, yang tidak rela posisinya diisi Kopa. Bagi para suporter Madrid yang sudah sepuh, lima penyerang di era akhir 50an (Di Stefano, Kopa, Ferenc Puskas, Hector Rial, dan Francisco Gento) adalah deretan penyerang terbaik yang dimiliki Madrid. Dari semua itu, hanya Paco Gento yang masih hidup hingga saat ini.
Membawa Prancis juara ketiga Piala Dunia 1958, Kopa menjadi pemain Prancis pertama yang meraih gelar Ballon d’Or. Lepas dari Madrid, Kopa kembali ke Reims pada tahun 1959 dan pensiun di usia 35 tahun. Setelah pensiun, dia sukses sebagai pengusaha pakaian olah raga.
Kopa adalah pemain tengah namun bisa hebat sebagai penyerang. Kemampuan dribel dan kecepatannya bisa disejajarkan dengan kemampuan Lionel Messi saat ini. Kopa bertubuh kecil namun skill di lapangan hijaunya luar biasa sehingga dia dijuluki ”Napoleon” sepak bola.
Author: Yasmeen Rasidi (@melatee2512)