Eropa Spanyol

Pertemuan Mantan Terindah ala Deportivo La Coruna dan Real Betis

Sore hari waktu Galicia pada hari Rabu, 8 Maret 2017. Perhatian pemerhati sepak bola dunia terpusat pada duel Barcelona melawan Paris Saint-Germain di ajang Liga Champions. Sebagian mungkin menunggu Borussia Dortmund kontra Benfica. Luput dari perhatian banyak orang adalah duel antara tuan rumah Deportivo La Coruna melawan Real Betis di Liga Spanyol.

Duel ini sendiri dilangsungkan pada pertengahan pekan, karena merupakan laga yang tertunda akibat hujan badai yang melanda wilayah Galicia beberapa minggu lalu. Pertemuan kedua klub juga mungkin tidak istimewa seandainya tak ada intrik menarik ‘pertukaran mantan’ di antara keduanya.

Ya, kedua tim di musim ini seolah bertukar pelatih. Deportivo La Coruna dilatih Pepe Mel, pelatih yang menangai Real Betis hingga pertengahan musim 2015/2016 lalu. Sedangkan Real Betis dilatih Victor Sanchez, pelatih kubu lawan di musim lalu.

Uniknya, kedua pelatih tersebut bukan sembarang mantan bagi kedua klub yang berlaga di Stadion Riazor, tersebut. Keduanya masih menyisakan tempat spesial di hati lawan masing-masing.

Jose ‘Pepe’ Mel merupakan pelatih tersukses Real Betis dalam 10 tahun terakhir. Pria kelahiran Madrid tahun 1963 ini bergabung dengan Los Verdiblancos pada tahun 2010, ketika mereka masih berada di Segunda Division atau kasta kedua liga. Ia hanya butuh satu musim untuk mengangkat mantan klubnya tersebut kembali ke Liga Primera.

Tiga tahun kemudian, Mel sukses membawa Betis mengakhiri musim 2012/2013 di posisi terhormat, yaitu posisi 7 klasemen akhir. Dengan prestasi itu, Real Betis berhak mewakili Spanyol di Liga Europa. Ini mengakhiri penantian lama pendukung mereka, yang terakhir kali menyaksikan klub kesayangan mereka berlaga di Eropa pada tahun 2006.

Namun, masa-masa indah bersama Mel akhirnya berlalu. Akibat kalah dalam derbi Andalusia dari Sevilla dengan skor 0-4, Mel dipecat sebelum musim 2013/2014 belum bergulir setengahnya. Pria asli Madrid ini lalu sempat merantau ke Liga inggris untuk menangani West Bromwich Albion. Petualangannya di Inggris hanya berlangsung enam bulan dan berakhir kacau, hanya memenangi tiga pertandingan dari total tujuh belas.

Pada akhir tahun 2014, Real Betis yang sudah degradasi kembali ke Segunda mencoba kembali mengontrak Mel. Kepercayaan kedua ini lagi-lagi dibalasnya dengan kembali sukses promosi ke Liga Primera. Namun, sesayang-sayangnya pendukung Betis terhadap pelatih ini, mereka tetap harus berpisah pada awal tahun 2016 setelah Mel dianggap kembali membahayakan posisi klub Sevilla ini di jurang degradasi.

Setelah sempat menganggur selama setahun penuh, Mel akhirnya kembali memperoleh tawaran menangani klub di Liga Primera. Kali ini Deportivo La Coruna yang mengontaknya. Di sinilah nasib Mel dan Victor Sanchez bertemu di persimpangan.

Mel memang tak langsung mengambil alih tongkat estafet kepelatihan dari Victor, tapi bisa dibilang buruknya penampilan Super Depor sekarang dimulai dari peninggalan masa kelepatihannya. Pada satu-satunya musim ia melatih bekas klubnya ketika masih bermain tersebut, yaitu musim 2015/2016, Depor finis di urutan 15. Mereka beruntung lolos dari degradasi, tapi sempat dipermalukan Barcelona dengan kekalahan hebat 0-8.

Victor justru dianggap sebagai salah satu mantan terindah publik Riazor sewaktu masih aktif bermain. Ia adalah bagian penting Super Depor di musim tersukses mereka sepanjang sejarah, yaitu 1999/2000 ketika mereka keluar sebagai juara Liga Spanyol untuk pertama kalinya.

Super Depor memang ganas di awal dekade 2000-an. Mantan pemain Real Madrid ini juga masih terlibat ketika mereka menjuarai Copa del Rey pada tahun 2002. Maka, ketika Victor gagal menularkan penampilan inspirasionalnya sebagai pemain ke masa-masa kepelatihannya, para pendukung Depor sama sekali tak membenci Victor.

Setelah dipecat klub yang dicintainya tersebut, Victor berkelana ke Yunani untuk melatih Olympiakos. Namun, pada akhir 2016 ia dipecat gara-gara kekalahan memalukan klub tersebut dari klub Israel, Hapoel Beer Sheva di Liga Europa. Takdir pun akhirnya membawa Victor kembali ke Spanyol untuk melatih Real Betis.

Singkat cerita, baik Pepe Mel maupun Victor Sanchez harus mengesampingkan cinta mereka dalam-dalam ketika menghadapi mantan klub masing-masing. Hasil akhir pertandingan tunda tersebut ternyata berakhir menyenangkan semua pihak. Gol Betis yang dicetak Christian Piccini disamakan penalti Celso Borges di masa injury time babak kedua.

Skor imbang 1-1 pun membuat kehormatan kedua pelatih tetap terjaga. Meski demikian, perjuangan belum berakhir bagi kedua pelatih untuk menjauhkan klub masing-masing dari jurang degradasi.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.