Seorang penyerang idealnya menikmati puncak performa di usia 28-31 tahun. Tuntutan tinggi untuk mencetak gol dan kontak fisik dengan bek lawan yang rutin dilakukan setiap pertandingan mengharuskan Sang Ujung Tombak memiliki fisik yang prima untuk bertarung di kotak penalti lawan. Tak heran banyak penyerang yang namanya mulai tenggelam setelah memasuki usia 30-an. Namun kenyataannya, beberapa penyerang masih dapat menunjukkan ketajamannya meski sudah berusia di atas 35 tahun, bahkan ada yang sudah berkepala lima!
Minggu (5/3) lalu, Cristian Gonzales menjadi aktor utama dalam drama di Stadion Kanjuruhan dalam ajang leg kedua babak 8 besar Piala Presiden 2017. 5 gol yang ia sarangkan ke gawang Semen Padang memantapkan langkah Arema menembus semifinal. Di usia yang telah menginjak 40 tahun, mencetak quintrick alias 5 gol dalam satu pertandingan tentu merupakan sebuah prestasi tersendiri. Terlebih itu dilakukannya setelah Arema tertinggal 2 gol terlebih dahulu.
Cristian “El Loco” Gonzales memang merupakan penyerang fenomenal di negeri ini. Ketika bergabung ke Arema, usianya sudah mencapai 37 tahun. Pada umumnya, usia 37 tahun bagi seorang pesepak bola adalah usia senja dimana ia lebih banyak menghabiskan waktu di bench maupun ruang ganti sebagai motivator daripada ikut berjibaku di atas lapangan. Namun fakta itu tidak berlaku bagi Gonzales. Terbukti hingga saat ini dirinya tetap menjadi andalan Arema di lini depan, mengalahkan pemain lain yang jauh lebih muda dan lebih segar.
Selain Gonzales, ada Keith “Kayamba” Gumbs yang mulai dikenal publik sepak bola lokal sejak kariernya di Sriwijaya FC tahun 2007 silam. Saat bergabung dengan Sriwijaya FC, usia Kayamba adalah 35 tahun. Namun usia bukan halangan bagi pemain yang direkrut dari Liga Hongkong ini. Selama berseragam Sriwijaya FC, Kayamba mencetak 74 gol dan turut membawa Sriwijaya FC menjuarai Liga Indonesia musim 2007/2008.
Jika kita bergeser ke belahan dunia yang lain, bukan hanya Gonzales dan Kayamba yang merupakan pemain gaek yang masih menjadi andalan di timnya. Beberapa nama masih menunjukkan tajinya di liga papan atas Eropa meskipun telah berusia lebih dari 35 tahun, dan bahkan ada yang masih bermain meskipun saat ini usianya telah melewati angka 50!
Nama Francesco Totti tentu sangat familiar di telinga kita. Tak pernah sekalipun berganti klub profesional sejak 1992, Totti adalah simbol AS Roma. Roma adalah Totti, Totti adalah Roma. Meskipun saat ini sudah jarang dimainkan sejak menit awal, namun Totti masih memiliki andil sebagai super-sub. Masih ingat dengan comeback Roma saat melawan Torino musim lalu? Pada pertandingan yang berakhir dengan skor 3-2 untuk kemenangan Roma tersebut, dua gol kemenangan yang dicetak oleh Sang Pangeran Roma, menandakan bahwa ia belum habis.
Serie-A memang pernah dikenal sebagai gudangnya pemain gaek. Selain Totti, nama-nama seperti Filippo Inzaghi (AC Milan), Antonio Di Natale (Udinese), dan Marco Di Vaio (Bologna) sempat menjadi ujung tombak utama di timnya masing-masing meskipun usia mereka telah melebihi angka 35. Gaya bermain tim-tim Italia yang cenderung lambat memang cocok bagi para pemain veteran seperti mereka yang sudah tidak memiliki kecepatan, namun insting mencetak gol tidak berkurang sedikitpun. Di Basque juga ada nama Aritz Aduriz, pria gaek berusia 36 tahun yang masih menjadi ujung tombak utama Athletic Bilbao.
Ada pula Kazuyoshi Miura yang baru saja merayakan ulang tahun ke-50 Minggu (26/2) silam. King Kazu, sapaan akrabnya, adalah penyerang Yokohama FC, salah satu klub di J2 League (kasta kedua Liga Jepang). Miura saat ini tercatat sebagai pemain sepak bola tertua yang masih aktif bermain.
Berkarier sebagai pemain di sepak bola hingga usia lebih dari 40 tahun bukanlah hal mudah, apalagi bagi mereka yang berposisi sebagai penyerang. Dibutuhkan pola hidup yang sangat teratur dan latihan khusus untuk menjaga kondisi tubuh. Adaptasi dengan sistem permainan juga diperlukan, mengingat kecepatan mereka sudah dimakan usia. Namun, pengalaman mereka selama puluhan tahun menjadi juru gedor menjadikan para veteran ini tetap menjadi andalan di lini depan timnya.
Seperti anggur lezat yang makin nikmat kala disimpan lebih lama, para pemain veteran di lini depan ini juga masih dan beberapa di antaranya, semakin tajam kala usia semakin menggerogoti tubuh tuanya.
Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.