Kolom Eropa

Menerka Keberadaan Andrea Belotti Musim Depan  

Sudah menjadi hukum alam dunia sepak bola, bila Anda seorang pemain muda dengan bakat dan kemampuan ciamik serta membela kesebelasan semenjana, maka Anda pasti akan diperebutkan oleh banyak tim-tim yang jauh lebih mapan. Tak peduli jika mereka harus menebus Anda dengan banderol selangit.

Dalam kurun dua musim terakhir, ada satu nama penggawa belia yang menarik atensi banyak orang lewat aksi-aksinya. Dialah pemain berusia 23 tahun yang saat ini berkostum Torino, Andrea Belotti.

Ditebus Il Toro pada musim panas 2015 dari Palermo dengan mahar sebesar 7,5 juta euro, secara mengejutkan Belotti langsung jadi pilihan utama Giampiero Ventura yang saat itu menjabat sebagai allenatore Torino. Selama musim 2015/2016 kemarin, setidaknya Belotti merumput sebanyak 35 kali dan mencetak 12 gol. Padahal, semua pihak juga mengerti bahwa Serie A bukan kompetisi yang mudah untuk para penyerang, apalagi yang masih berusia belia.

Pun saat Ventura meninggalkan kursinya pada musim panas 2016 guna membesut tim nasional Italia, posisi Belotti di sektor depan Il Toro tetap tak tergantikan. Dirinya bahkan menjelma jadi penyerang yang semakin tajam di bawah bimbingan eks pelatih AC Milan, Fiorentina dan Sampdoria, Sinisa Mihajlovic.

Hingga Serie A musim 2016/2017 menyelesaikan 27 pekan, Belotti sudah mengemas 22 gol. Jumlah yang hampir dua kali lipat pencapaiannya di musim lalu. Torehan tersebut juga menegaskan bahwa pemain berjuluk Gallo ini memang bukan sosok sembarangan. Publik seantero Italia pun telah menggadang-gadang dirinya sebagai penyerang utama Gli Azzurri di masa mendatang.

Penampilan memikat Belotti bersama Torino tentu memikat perhatian banyak kesebelasan top Eropa. Konon, beberapa raksasa Inggris seperti Arsenal, Chelsea dan duo Manchester siap mengajukan tawaran kepada Torino untuk memboyong Belotti ke tanah Britania.

Manajemen Il Toro juga paham bila Belotti adalah aset terbaik yang mereka miliki saat ini. Guna menghalangi klub-klub papan atas Eropa membajaknya, pada Desember 2016 kemarin Torino secara resmi memperpanjang durasi kerja Belotti di stadion Olimpico Torino sampai lima tahun ke depan alias tahun 2021.

“Saya senang untuk memberitahu kepada Anda bahwa Belotti telah menandatangani perpanjangan kontrak selama lima musim ke depan. Selain itu, kami juga memasukkan klausul pelepasan senilai 100 juta euro ke dalam kontraknya dan berlaku untuk klub-klub non-Italia yang ingin merekrutnya”, papar presiden Torino, Urbano Cairo, seperti dikutip dari laman resmi Il Toro, torinofc.it.

Apa yang diperbuat manajemen Torino akhir tahun kemarin sejatinya menunjukkan satu hal yang lumrah dilakukan klub-klub kecil terhadap talenta kelas wahid milik mereka. Memperpanjang kontrak dan memagarinya dengan klausul tebus menjulang adalah bahasa lain dari kesiapan untuk melepas talenta tersebut namun tidak dengan harga murah.

Akan sangat sulit melihat sosok Belotti masih akan berseragam coklat ala Torino musim depan. Manajemen klub peraih tujuh titel scudetto tersebut pasti akan menerima banyak sekali telepon atau surat dari kesebelasan-kesebelasan lain yang ingin memboyong Belotti.

Bahkan, komunitas pendukung Torino yang ada di Indonesia, Indotorino, pun sudah berkelakar melalui akun resmi mereka perihal nasib Belotti di masa yang akan datang. Mereka yakin bahwa Cairo pasti akan melepas komoditi terpanasnya itu, entah di bursa transfer Juli-Agustus 2017, Januari 2018 atau bahkan Juli-Agustus 2018 nanti. Namun yang pasti, Belotti cuma akan diserahkan kepada penawar yang datang dengan harga tertinggi. Terlebih pada laga akhir pekan kemarin (5/3), Belotti berhasil mencetak hattrick saat membawa Il Toro menang 3-1 atas mantan timnya, Palermo.

Hal serupa juga dilakukan oleh salah satu akun Twitter yang menggemari Serie A dan kerap memberi informasi tentang sepak bola Italia, Serie A Lawas. Cuitan mereka yang disertai foto Cairo tersenyum sungguh punya sejuta makna.

Menjual pemain-pemain terbaik yang dimiliki Torino memang bukan hal tabu bagi Cairo. Selama dua musim terakhir (2014/2015 dan 2015/2016), sang presiden sukses mendapat dana gemuk sekitar 50 juta euro hanya dari penjualan Alessio Cerci, Matteo Darmian dan Ciro Immobile. Dana ini pula yang kemudian diinvestasikan untuk pemain-pemain muda. Langkah Torino ini sedikit mirip dengan Atalanta yang juga sering melepas youngster bagusnya dengan harga tinggi.

Jadi pertanyaannya: ke mana Belotti akan berlabuh?

Sungguh tampak sederhana, tapi hal ini bisa sangat krusial bagi masa depan sang pemain. Dengan banderol selangit untuk klub-klub asing, tak menutup kemungkinan jika Belotti malah dilego ke kesebelasan Serie A yang lain. Di kalangan suporter, klub-klub raksasa Italia seperti AC Milan, Internazionale Milano dan Juventus bahkan sudah disebut-sebut siap mengamankan jasa Gallo meski harus menggelontorkan dana di atas 50 juta euro.

Walau mesti diingat juga bila dalam tubuh ketiga tim tersebut, pos lini depan bisa dikatakan cukup aman karena dihuni nama-nama dengan kemampuan ciamik seperti Mauro Icardi, Gabriel Barbosa, Ivan Perisic dan Paulo Dybala, Gonzalo Higuain, Mario Mandzukic di Internazionale dan Juventus.

Praktis, hanya Il Rossoneri yang mungkin butuh perbaikan lebih lantaran “cuma” memiliki Carlos Bacca dan Gianluca Lapadula. Musim panas nanti, saga penjualan Belotti bisa jadi akan sangat ramai muncul di media-media lokal Italia ataupun di Indonesia. Proses tarik ulur antara manajemen Torino dengan sang peminat pasti akan berlangsung cukup panjang kecuali mereka datang dengan uang berlimpah.

Tapi ketimbang memikirkan uang yang bisa “diberikan” Belotti kepada Il Toro, Cairo juga harus mempertimbangkan klub yang cocok bagi penggawa mudanya ini kelak. Sebab hal tersebut akan memengaruhi perkembangan Belotti di masa yang akan datang.

Jangan sampai Torino mendapat untung besar namun karier Belotti bersama klub anyarnya justru mentok akibat tak mendapat kesempatan bermain yang besar sehingga mematikan potensi apiknya untuk menjadi penyerang berkelas seperti yang tengah dialami Vincent Janssen bersama Tottenham Hotspur musim ini.

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional