Hanya memiliki Francesco Totti sebagai satu-satunya opsi yang dimiliki Luciano Spalletti untuk mengisi pos penyerang tengah, tentu membuat pelatih berkepala plontos itu pening bukan kepalang. Mengingat AS Roma di musim 2015/2016 kemarin juga harus tampil di ajang Liga Champions Eropa.
Alhasil, Spalletti pun meminta manajemen I Lupi untuk mendatangkan seorang penyerang tengah baru. Entah dengan metode pembelian ataupun peminjaman. Dan secara mengejutkan, penyerang asal Bosnia-Herzegovina yang dimiliki oleh Manchester City, Edin Dzeko, menjadi sosok yang sukses diboyong ke stadion Olimpico.
Didatangkan lewat status pinjaman dengan biaya 4 juta euro dan kewajiban tebus sebesar 11 juta euro (aktif berdasarkan jumlah gol tertentu yang bisa dibukukan Dzeko), penyerang yang pernah jadi top skor Bundesliga Jerman itu sukses mencuri atensi Spalletti.
Di sepanjang musim tersebut, Dzeko turun sebanyak 31 kali di Serie A dengan 21 laga diantaranya menjadi starter. Walau gol yang berhasil disumbangkannya saat itu hanya 8 butir namun hal tersebut sama sekali tidak mengubah penilaian Spalletti terhadapnya. Bagi allenatore yang juga pernah membesut Sampdoria tersebut, Dzeko adalah pemain yang spesial dan cocok dengan kebutuhan taktikalnya.
Dzeko sendiri tampak begitu nyetel dengan pola permainan yang dikembangkan Spalletti. Baik tampil sebagai penyerang tunggal dalam formasi 4-2-3-1 atau menjadi satu dari trio di sektor depan dalam pola 3-4-3.
Pasca tampil kurang memuaskan di musim lalu, Dzeko yang di awal musim ini sudah resmi sepenuhnya menjadi pemain Roma justru tampil semakin beringas layaknya serigala kelaparan. Aksi-aksinya begitu mengerikan bila sudah menjejak kotak penalti lawan.
Hingga pekan ke-24 Serie 2016/2017, Dzeko berdiri gagah bersama penyerang Juventus asal Argentina, Gonzalo Higuain, sebagai top skor sementara Serie A via sumbangan 18 gol. Di ajang Liga Europa yang juga diikuti Roma, Dzeko pun sudah menyumbang 8 buah gol.
Performa penyerang berusia 30 tahun ini memang melonjak drastis dibanding musim lalu yang cenderung angin-anginan.
Lebih fantastis lagi, dalam tujuh partai terakhir yang dijalani Dzeko bersama Roma di seluruh kompetisi (Serie A, Piala Italia dan Liga Europa), dirinya sukses menyumbang 10 gol. Dalam rentang waktu yang sama pula, tercatat hanya sekali Roma bertekuk lutut dari lawannya disaat Dzeko mencetak gol. Hal itu terjadi pada 29 Januari kemarin saat Roma keok dari tangan Sampdoria dengan skor 2-3.
Roma sendiri masih memiliki kans untuk merebut treble winners musim ini. Di Serie A, Roma hanya tertinggal 7 angka dari Juventus sementara kompetisi masih punya 14 laga tersisa. Di Piala Italia, Dzeko dan kawan-kawan telah menjejakkan kakinya di babak semifinal dan akan berjumpa dengan seteru abadinya, Lazio.
Terakhir, di ajang Liga Europa, Roma pun memiliki kans besar melaju lebih jauh usai menekuk Villarreal 0-4 di leg I babak 32 besar. Skor ini sendiri bakal memudahkan pekerjaan mereka saat bertanding di stadion Olimpico.
Merengkuh tiga titel tersebut secara bersamaan jelas bukan perkara mudah. Namun bila Dzeko tetap tampil beringas bak serigala dan rajin mencetak gol, kans I Lupi menciptakan sejarah tentu terbuka lebar.
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional