Eropa Prancis

Karier Anyar Nicolas Anelka

Nomaden, kira-kira itulah kata yang muncul di pikiran para pencinta sepak bola jika mendengar nama Nicolas Sebastien Anelka. Asal-usul predikat itu diberikan kepada pemain yang menjadi mualaf pada tahun 2004 silam ini lantaran kegemarannya bergonta-ganti klub.

Sepanjang kurang lebih 19 tahun kariernya di bidang sepak bola sebagai pemain, Anelka telah mengenakan tiga belas kostum yang berbeda-beda. Mulai dari Paris Saint-Germain, Arsenal, Real Madrid, Chelsea, Juventus bahkan West Bromwich Albion. Bila dirata-ratakan, Anelka hanya bermain selama satu setengah musim saja bagi klub-klub tersebut.

Terakhir, Anelka berlaga di Indian Super League (ISL) bersama Mumbai City. Bersama klub yang punya sebutan Blue Army itu, Anelka untuk pertama kalinya mencicipi status sebagai player-manager pada tahun 2015 yang lalu.

Akan tetapi, usai kontraknya habis, pihak manajemen Mumbai City enggan untuk mengenakan kembali jasa pemain yang punya 50 caps dan menyumbang 12 gol bagi tim nasional Prancis ini. Walhasil, sejak saat itu eks pemain Bolton ini berstatus sebagai free agent. Situasi ini pula yang membuatnya seolah hilang dari radar pengamatan media.

Hingga akhirnya pada awal bulan Februari 2017, nama Anelka kembali muncul ke permukaan. Seperti dilansir situs berita kenamaan asal Belanda, football-oranje.com, Anelka resmi bergabung dengan salah satu klub liliput Eredivisie, Roda JC Kerkrade.

Tak seperti sebelum-sebelumnya, Anelka kini takkan beraksi di atas lapangan guna menciptakan gol-gol kemenangan untuk De Koempels, julukan Roda JC yang secara harfiah bermakna Para Penambang. Di klub yang pernah merengkuh dua titel Piala KNVB ini, Anelka bakal memainkan peran sebagai konsultan akademi. Tugasnya? Memantau dan member masukan perihal bakat-bakat muda di penjuru Belanda maupun negara lain, untuk kemudian dicomot ke akademi Roda JC.

Bergabungnya Anelka ke Roda JC tentu tidak lepas dari pengaruh pengusaha keturunan Rusia-Swiss, Aleksei Korotaev, yang juga pemegang saham klub. Keduanya berjumpa untuk pertama kali di Dubai, Uni Emirat Arab, sekitar beberapa tahun yang lalu. Sejak saat itu, Anelka dan Korotaev menjalin persahabatan yang cukup erat.

Kehadiran Anelka, diharapkan bisa membantu akademi Roda JC dalam mencari sekaligus mengembangkan talenta-talenta belia yang kelak bisa dijadikan tulang punggung tim di masa depan.

Terlebih, Roda JC juga dikenal sebagai tim yang beroperasi dengan anggaran terbatas sehingga mereka tak sekalipun mampu membeli pemain kelas wahid demi mendongkrak penampilan. Sebagai buktinya, klub yang bermarkas di stadion Parkstad Limburg ini mengontrak setidaknya 64 pemain, baik jangka pendek maupun jangka panjang, dalam kurun waktu tiga musim terakhir tanpa mengeluarkan sepeser pun uang karena pemain yang menjadi incaran mereka adalah pesepak bola berstatus free agent.

Anelka sendiri tampak begitu antusias dengan tugas baru yang diembannya. Sosok berkepala plontos ini siap mengadopsi cara eks manajernya di Arsenal dahulu, Arsene Wenger, yang memang terkenal brilian dalam memantau dan menjaring bakat-bakat muda.

“Aku akan membantu klub ini menghasilkan banyak pemain muda berkualitas. Aku memiliki jejaring yang cukup luas yang akan bermanfaat sekali untuk Roda JC”, tutur Anelka dengan raut wajah optimis seperti dikutip dari Mirror beberapa waktu lalu.

Pilihan karier yang diambil Anelka ini menarik mengingat beberapa koleganya, semisal Thierry Henry, memilih untuk menjadi pandit sekaligus mengambil lisensi kepelatihan. Menjadi konsultan akademi atau pemandu bakat bisa menjadi opsi lebih menantang bagi beberapa eks pemain yang tengah berada di usia senjanya atau memang telah pensiun. Demi masa depan sepak bola yang lebih cerah dan regenerasi bakat-bakat terbaik di lapangan hijau, rasa-rasanya pilihan karier yang diambil Anelka patut diapresiasi dan dinantikan hasilnya.

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional.