Nasional Bola

Catatan untuk Persib Bandung di Laga Awal Piala Presiden 2017  

Persib Bandung berhasil meraih kemenangan di partai perdana mereka di Piala Presiden 2017. Berhadapan dengan lawan klasik PSM Makassar di Stadion Jalak Harupat, Senin (06/02), Persib menang tipis dengan skor 1-0. Sempat kesulitan pada babak pertama, Persib kemudian berhasil memastikan kemenangan atas lawan mereka melalui gol dari sundulan Vladimir Vujovic pada menit ke-60. Atas hasil ini, Maung Bandung berhak memuncaki klasemen Grup 3 bersama Persiba Balikpapan yang juga berhasil menang atas Persela Lamongan di pertandingan sebelumnya.

Berikut beberapa catatan yang bisa kita cermati dari laga klasik antara Persib berhadapan dengan PSM:

Para pemain muda demam panggung

Regulasi baru terkait pemain usia di bawah 23 tahun membuat banyak sekali pemain muda yang diberikan kesempatan tampil di Piala Presiden kali ini. Tuan rumah Persib Bandung menurunkan dua alumnus Diklat, Henhen Herdiana dan Gian Zola. Ditambah sang wonderkid, Febri Hariyadi. Henhen dan Zola bermain penuh sepanjang babak pertama.

Dibandingkan Febri yang sudah mendapatkan banyak jam terbang, Henhen dan Zola masih terlihat canggung untuk bermain berbarengan dengan para seniornya. Henhen yang berposisi sebagai bek kanan masih sering ragu-ragu untuk naik, maju membantu penyerangan. Sementara Zola yang ditandemkan dengan Erick Weeks di posisi gelandang serang pun masih kesulitan membangun koneksi dengan para seniornya. Zola masih perlu meningkatkan lagi kemampuannya dalam penempatan posisi terutama ketika menerima bola dan selanjutnya akan mengirimkan bola. Aliran bola sempat sedikit macet karena ada jarak yang cukup jauh antara Hariono dan Zola.

Permasalahan yang sama juga dialami oleh tim lawan PSM. Reva Adi Utama dan Arfan juga terlihat sangat demam panggung. Untungnya para pemain senior seperti Hamka Hamzah dan Raphael Maitimo mampu melakukan cover terhadap para pemain muda tim mereka tersebut.

Erick Weeks masih belum sesuai harapan

Setelah saga yang berkepanjangan terkait gelandang asing yang akan memperkuat Persib, akhirnya sempat mereda setelah Persib memutuskan untuk mengontrak Erick Weeks Lewis. Weeks yang sudah lama bermain di sepak bola Indonesia diharapkan mampu untuk memainkan peran gelandag serang yang diinginkan oleh Djadjang Nurdjaman. Ia memang mampu menjaga bola dengan baik ketika tim sedang melakukan penguasaan bola. Namun sayangnya, ia masih belum mampu menyusun serangan dengan baik. Mungkin masih membutuhkan waktu untuk Weeks agar bisa padu dengan para pemain lini serang Persib.

Terlebih coach Djanur juga masih meraba komposisi di posisi gelandang tengah. Bahkan pada pertandingan tersebut, ia memainkan seluruh gelandang seniornya. Selain Hariono yang dimainkan sejak menit pertama, Djanur juga menurunkan Dedi Kusnandar serta Kim Kurniawan. Terlihat sekali bahwa pelatih asal Ciamis tersebut masih meraba-raba skema untuk mengalirkan bola bagi timnya.

Kembalinya pertahanan kompak Class of 2014

Berbanding terbalik dengan penyerangan, lini pertahanan Persib justru tampil luar biasa di pertandingan melawan PSM. Memulangkan Achmad Jufriyanto dan Supardi berarti komposisi lini pertahanan Persib akan sama seperti ketika mereka berhasil menjadi juara nasional pada tahun 2014. Kehadiran Supardi yang masuk di babak kedua menggantikan Henhen memang begitu terasa. Ada kohesi yang sangat baik diantara Supardi, Vujovic, Jufriyanto, dan Tony Sucipto ketika mereka menggalang pertahanan.

Kekompakkan empat pemain belakang Persib ini terlihat dari bagaimana mereka mematikan pergerakan penyerang asing PSM, Pouya Hosseini. Penyerang asing asal Iran tersebut tidak mendapatkan banyak ruang untuk melakukan tembakan yang membahayakan gawang I Made Wirawan. Dan yang paling spesial adalah bagaimana pertahanan Persib mampu mengunci Willem Pluim untuk berkreasi. Saking terkunci dan sulit untuk mengalirkan bola, gelandang asal Belanda tersebut bahkan sempat melanggar Tony Sucipto karena rasa frustrasi.

Dedi Kusnandar: sang set-piece taker

Sejak hengkangnya Makan Konate dan Firman Utina, Persib kesulitan untuk menemukan pemain yang memiliki kemampuan spesial dalam urusan mengeksekusi bola mati. Kepulangan Dedi Kusnandar yang musim lalu bermain di Malaysia bersama Sabah FA seakan menjadi jawaban. Adalah eksekusi sepak pojok dari pemain yang akrab disapa Dado inilah yang kemudian berhasil dimanfaatkan Vlado untuk menjebol gawang PSM, dan menjadi satu-satunya gol Persib di pertandingan tersebut.

Dado adalah salah satu dari sekian banyak gelandang muda di Indonesia yang memiliki kemampuan mengeksekusi bola mati. Bola hasil sepakan Dado, terutama ketika mengeksekusi sepak pojok sangat khas, melengkung,  tidak terlalu lama melayang di udara, dan bertenaga. Bisa jadi Dado adalah eksekutor bola mati utama Persib ketika ia mendapatkan kesempatan untuk bermain. Asis menjadi catatan penting Dado di pertandingan kali ini. Selain fenomena unik di mana ia dimainkan sebagai gelandang serang seketika Erick Weeks keluar lapangan dan digantikan oleh Kim Kurniawan.

***

Secara keseluruhan, Persib tampil disiplin di belakang dan sedikit efektif di depan. Penampilan Febri Haryadi yang eksplosif akan mampu semakin berkembang apabila Erick Weeks bisa segera menyesuaikan dengan pola permainan tim Maung Bandung. Kembalinya beberapa nama pemain senior di belakang bisa menjadi garansi penting tentang seberapa jauh langkah Persib nantinya di Piala Presiden 2017 nanti.

Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia