Eropa Italia

Simbiosis Mutualisme Hull City dan Andrea Ranocchia

Namanya mulai melejit pada tahun 2010 silam dan digadang-gadang bakal menjadi tumpuan tim nasional Italia di masa depan. Bersama Bari, penampilan Andrea Ranocchia memang cukup memukau banyak kalangan. Hingga akhirnya manajemen Inter tertarik untuk menebusnya secara permanen dari Genoa, klub yang memilikinya, pada Januari 2011.

Ditebus dengan mahar sebesar 15 juta euro, Ranocchia diharapkan bisa menjadi tulang punggung di sektor belakang Inter yang mulai diisi penggawa gaek macam Ivan Cordoba, Marco Materazzi dan Walter Samuel.

Tifosi I Nerazzurri berharap aksi-aksi Ranocchia sama mengkilapnya saat dirinya masih berjubah Bari. Namun apa yang ditunjukkan pemain dengan akun twitter resmi @23_Frog ini malah berujung antiklimaks. Ia seolah demam panggung setiap kali turun ke lapangan, penampilan apik saat masih berduet dengan Leonardo Bonucci di Bari bagaikan lenyap tanpa jejak. Padahal, di Internazionale, Ranocchia digadang-gadang sebagai kapten masa depan.

Ekspektasi yang ada di benak Interisti terhadapnya seolah jauh panggang dari api. Ranocchia tak kunjung bisa menunjukkan performa meyakinkan sebagai tembok kokoh di sektor belakang Inter selama kurang lebih enam musim. Bahkan, tifosi Inter sendiri kerap mencemooh Ranocchia yang sering melakukan kesalahan elementer dan membuat blunder yang merugikan tim bahkan saat dirinya menjabat sebagai kapten I Nerazzurri menggantikan Javier Zanetti yang pensiun.

Performa tak meyakinkan itu juga yang membuatnya harus terdemosi ke bangku cadangan usai Internazionale mendatangkan duo Joao Miranda dan Jeison Murillo di musim panas 2015 kemarin. Penampilan apik keduanya membuat Ranocchia hanya diturunkan ketika salah satunya berhalangan akibat cedera atau suspensi. Satu kenyataan yang cukup menyakitkan bagi pemain yang diupah Inter dengan gaji sebesar 2.4 juta euro per musim.

Lama menghuni bangku cadangan jelas membuat Ranocchia gerah, maka  saat tawaran dari klub Liga Primer Inggris, Hull City, datang, eks pemain Bari ini langsung mengiyakan. Walau sebelumnya beberapa klub lain semisal Swansea, Watford hingga Zenit Saint Petersburg dikabarkan meliriknya.

Hull City yang tengah terjerembab di dasar klasemen sementara Liga Primer Inggris jelas butuh suntikan tenaga baru agar bisa sintas dan tetap berlaga di kompetisi paling populer di jagad raya ini musim depan. Pertanyaannya kemudian, akankah Ranocchia bisa menjadi faktor X bagi The Tigers?

Mungkin Anda bisa mengatakan ini sebagai kemustahilan, namun bisa saja simbiosis mutualisme justru berlangsung diantara Hull dan Ranocchia. Meski dikenal lamban dan kurang lincah, pengalaman Ranocchia yang cukup banyak (mengingat ia punya 23 caps bagi timnas Italia) sepertinya menjanjikan bagi The Tigers. Ranocchia bisa menjadi rekan duet Curtis Davies atau Michael Dawson di jantung pertahanan Hull yang kini diasuh Marco Silva.

Tak menutup kemungkinan juga bila Silva ingin mencoba trio Curtis-Dawson-Ranocchia sekaligus dengan pola tiga bek di lini belakang, dimana Ranocchia punya pengetahuan dan pengalaman lebih soal ini. Dalam beberapa partai terakhir Silva sendiri selalu memasang lima pemain di sektor pertahanan yang terdiri dari tiga orang bek tengah dan dua bek sayap.

Disisi lain, bermain di Hull bisa menjadi titik balik karier Ranocchia yang menurun walau masih berada di usia matang sebagai pesepakbola, 28 tahun. Bila pemain setinggi 195 centimeter ini dapat kembali menemukan performa terbaiknya, tak menutup kemungkinan itu dapat membantu Hull selamat dari jeratan relegasi.

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)