Eropa Prancis

Edinson Cavani Tolak Satu Juta Euro dari Nasser Al-Khelaifi

Kabar mengejutkan tersebut dilansir oleh El País, sebuah media yang berbasis di Spanyol. Berawal dari insiden Edinson Cavani yang menolak memberikan bola pada Neymar saat Paris Saint-Germain (PSG) dihadiahi penalti kala menjamu Lyon (17/9), Nasser Al-Khelaifi selaku presiden PSG dikabarkan mengirim perwakilan untuk mendatangi Cavani beberapa hari setelah pertandingan.

Perantara tersebut menawarkan uang senilai satu juta euro pada Cavani, tapi dengan syarat penyerang asal Uruguay tersebut harus memberikan penalti-penalti berikutnya pada Neymar. Mengapa satu juta euro? Karena uang tersebut adalah bonus dalam klausul kontrak Cavani apabila dirinya berhasil menjadi top skor liga di akhir musim.

Dengan tegas, Cavani menolaknya. Ia berkata bahwa dirinya tidak menolak jika klub akan menaikkan gajinya, tapi untuk “uang damai” yang satu ini, ia tidak berminat. Ia sudah mengabdi pada klub selama empat tahun dan kini menjabat sebagai kapten ketiga PSG. Oleh karena itu, tugas menjadi algojo penalti ia anggap sebagai balas budi atas kebaikan klub, dan akan ia lakukan tanpa pamrih.

Mendengar kabar ini, Neymar yang saat itu sedang menuju London diberitakan langsung kembali ke Paris dan mengungkapkan kekecewaannya. Tiga hari kemudian saat bertamu ke markas Montpellier, Neymar berkata pada Unai Emery bahwa kakinya terluka dan ia tidak bisa bermain. Di laga itu, PSG kemudian bermain buruk dan mengakhiri pertandingan dengan skor kacamata.

Apa yang dilakukan Cavani sebenarnya merupakan ungkapan dari kekhawatiran para penggawa lawas PSG, terutama para pemain senior, terkait kedatangan Neymar di awal musim ini. Mereka khawatir jika nilai transfer Neymar dinyatakan telah melanggar Financial Fair Play (FFP) oleh UEFA, dan Les Parisiens dilarang berkompetisi di Liga Champions tahun depan.

Menindaklanjuti alarm bahaya dari UEFA tersebut, sebelum musim ini dimulai, Syeikh Nasser bersama direktur umum, Jean-Claude Blanc, kemudian memanggil perwakilan para pemain yang rencananya akan dijual untuk menutup dana besar yang dikeluarkan saat memboyong Neymar. Hal yang mengejutkan adalah, beberapa nama dalam daftar jual tersebut merupakan pemain loyal dengan kontribusi maksimal musim lalu.

Ada delapan nama yang masuk dalam daftar jual jual PSG, di antaranya adalah Ángel Di María, Javier Pastore, Blaise Matuidi, Lucas Moura, Julian Draxler, Hatem Ben Arfa, Serge Aurier, dan Thiago Silva. Akan tetapi, hingga penutupan bursa transfer pada 31 Agustus lalu, hanya Matudi dan Aurier yang terjual. Nama pertama berlabuh ke Juventus dengan harga 20 juta euro, sedangkan Aurier dipinang Tottenham Hotspurs dengan mahar 22 juta paun.

Kemudian beberapa nama yang tidak jadi angkat kaki, seperti Di María contohnya, memang dipertahankan karena merupakan permintaan khusus dari Unai Emery, terutama jika dana penjualannya tidak menghasilkan untung besar.

Pro dan kontra pembelian Neymar memang sudah berlangsung sejak PSG melayangkan proposal penebusan klausul buy-out ke Barcelona. Ambisi untuk meruntuhkan dominasi klub Spanyol di Liga Champions belum juga terwujud, kini Syeikh Nasser dan Unai Emery dihadapkan pada masalah baru: keharmonisan tim.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.