Eropa Prancis

Penanganan Ruang Ganti yang Buruk dari Unai Emery

Perseteruan yang terjadi antara Neymar dan Edinson Cavani kala berebut tendangan bola mati dalam pertandingan melawan Olympique Lyonnais, menjadi perbincangan hangat di kalangan pencinta sepak bola.

Perseteruan pertama mereka di laga itu terjadi ketika Cavani ingin mengambil tendangan bebas yang diambil Neymar pada akhirnya. Kejadian yang juga melibatkan bek kanan, Dani Alves ini, berujung pada perseteruan kedua bintang dari Amerika Latin ini ketika Paris Saint-Germain (PSG) mendapat penalti.

Cavani dan Neymar tertangkap kamera sedang melakukan perdebatan tentang siapa yang akan mengeksekusi penalti itu. Pada akhirnya, Cavani-lah yang menjadi eksekutor, dan tendangannya gagal menjebol gawang Anthony Lopes. Neymar pun terlihat kecewa ketika kalah berdebat.

Berbagai rumor  pun beredar mengenai hubungan antara dua bintang PSG ini. Banyak orang yang menyalahkan baik Neymar maupun Cavani karena tidak mampu bersikap dewasa, namun, kesalahan terbesar sebenarnya berada di tangan sang manajer, Unai Emery.

Secara mengejutkan, reaksi Emery-lah yang mengesankan suatu bentuk ketidakdewasaan seorang pelatih. Pelatih berusia 45 tahun itu secara langsung menyalahkan kedua pemain bintangnya atas konflik yang terjadi di lapangan. Dilansir dari ESPN, Emery mengatakan bahwa baik Neymar dan Cavani harus menyelesaikan masalah mereka sendiri.

Mantan pelatih Sevilla ini juga menyatakan bahwa Neymar maupun Cavani memliki kapabilitas untuk menjadi eksekutor baik tendangan bebas atau penalti bagi PSG. Di sinilah masalah itu muncul.

Yang pertama, Emery sudah sepatutnya tidak berbicara seperti itu, terutama ke depan publik. Sebagai manajer yang baik, seharusnya ia menjadi mediator dan mendamaikan dua megabintang miliknya tersebut. Bukan berarti Neymar dan Cavani tidak bisa menyelesaikan masalah sendiri, namun alangkah baiknya Emery menjalankan tugasnya sebagai manajer untuk memastikan tidak ada perselisihan di antara para pemainnya.

Apalagi, kedua pemain yang berselisih ini dapat dikatakan sebagai pemain paling penting bagi PSG. Cavani adalah top skor PSG hingga saat ini, sedangkan Neymar adalah pemain yang digadang-gadang sebagai wajah baru klub asal Paris tersebut.

Sikap Emery yang seolah-olah lepas tanggung jawab ini dapat merugikan klubnya di kemudian hari. Bukan tidak mungkin apabila kedua pemain tidak mampu menyelesaikan masalahnya, dan memengaruhi performa mereka di lapangan.

Yang kedua, sudah tugas Emery untuk menentukan siapa yang menjadi eksekutor penalti atau tendangan bebas utama bagi PSG. Entah itu Cavani, Neymar, atau bahkan pemain-pemain lain seperti Kylian Mbappe dan Angel Di Maria. Dalam perkataannya, Emery menyebutkan bahwa ia menyerahkan tugas-tugas seperti itu kepada pemainnya untuk memutuskan sendiri di lapangan.

Memang, hampir semua pemain utama PSG, terutama lini serangnya, memiliki kompetensi untuk melakukan tugas-tugas set piece seperti itu. Namun, masalahnya adalah, potensi untuk terjadinya konflik di kemudian hari akan besar apabila bukan Emery yang menentukan siapa saja yang akan menjadi penendang utama.

Ego pemain-pemain bintang PSG yang cukup besar, terutama Cavani dan Neymar, tidak mempermudah tugas sang pelatih. Ditambah lagi, dikabarkan bahwa sang juru gedor asal Uruguay memiliki klausul di kontraknya yang menyebutkan bahwa ia akan mendapatkan bonus apabila berhasil menjadi top skor Ligue 1 di akhir musim. Emery tentunya memilki wewenang untuk menunjuk satu orang sebagai penendang utama, dan itulah yang sebaiknya ia lakukan untuk menghindari kasus tidak mengenakkan seperti ini.

Mantan manajer Neymar ketika sang bintang seharga 222 juta euro itu masih bermain di Santos, Muricy Ramalho, secara terang-terangan juga menyalahkan Emery. Dikutip dari Squawka, Ramalho menyebutkan bahwa Emery patut disalahkan karena ketidakmampuan untuk mengorganisir pemainnya.

Pelatih berkebangsaan Brasil itu juga menambahkan bahwa keputusan Emery untuk tidak menunjuk satu orang secara spesifik sebagai eksekutor bola mati akan merugikan timnya di kemudian hari. Saking kesalnya, Ramalho bahkan menyebut Emery seperti ‘pisang’ dan mengatakan bahwa ia tidak pantas menangani klub sebesar PSG.

Tentunya Emery masih memiliki waktu untuk memperbaiki keadaan. Yang pasti adalah, ia harus turun langsung demi menyelesaikan masalah antara kedua pemain bintangnya, dan ia harus menunjuk satu nama yang akan menjadi penendang utama penalti dan tendangan bebas bagi timnya.

Pelatih asal Spanyol ini sudah mendapat tekanan semenjak kalah dari AS Monaco dalam perebutan gelar juara Ligue 1 dan kekalahan memalukan dari Barcelona di Liga Champions musim lalu. Emery sudah dihadiahi oleh pimpinan PSG uang yang melimpah dalam bentuk Neymar dan Mbappe, dan kegagalan tentu tak akan ditolerir lagi.

Apabila friksi yang terjadi antara Neymar dan Cavani berpengaruh kepada moral dari PSG dan memengaruhi performa mereka di lapangan, Emery bisa saja kehilangan pekerjaannya nanti.

Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket