Nasional Bola

Membunyikan Denyut Nadi Sepak Bola Klaten: Mendinginkan Suasana Bersama ALASKA

Suatu hari, di bulan Januari 2014, sekelompok suporter yang baru saja menyelesaikan “tugas dinasnya” di Stadion Manahan, Solo, sedang dalam perjalanan pulang dengan menumpang sebuah truk. Perjalanan pulang kali ini terasa sangat istimewa, bukan hanya karena klub pujaan mereka berhasil meraih kemenangan, tapi juga rasa rindu yang telah terobati karena jarak yang teramat jauh dengan sang klub idola menyulitkan mereka untuk rutin berjumpa setiap pekan.

Sekelompok suporter tadi pulang, menumpang sebuah truk, memakai atribut biru-biru khas sebuah kesebelasan elite di Jawa Barat dan mereka sedang berbahagia karena kemenangan malam itu berhasil meloloskan klub kesayangan mereka lolos ke final Inter Island Cup 2014.

Apakah suasana itu terasa tak asing bagi kalian? Ya, itu adalah momen di mana Persib Bandung secara dramatis membalikkan keadaan setelah tertinggal dua gol dari Persik Kediri dan melaju ke final Inter Island Cup 2014. Berkat tiga poin itu, Maung Bandung meraih peringkat pertama di Grup B pada babak 8 besar, berkat unggul produktivitas gol atas Persiram Raja Ampat.

Lautan orang berbaju biru mewarnai jalanan sekitar Stadion Manahan malam itu. Mereka pulang dengan bangga dan sangat puas. Meskipun ajang tersebut hanya bertajuk turnamen pramusim, tapi fanatisme suporter sepak bola Indonesia memang demikian hebatnya. Tak peduli ajang apapun yang dijalani timnya, jika menang, mereka akan merayakan.

Malam yang indah, memuaskan, sekaligus melelahkan. Jam hampir menunjukkan waktu tengah malam dan sekelompok suporter berbaju Persib menumpang sebuah truk untuk kembali ke kediaman mereka di Klaten. Ya, mereka adalah Viking Klaten.

Waktu hampir menunjukkan tengah malam, ketika kelelahan menerpa 28 suporter berbaju biru yang sedang menanti tumpangan mereka tiba di kota tujuan. Waktu hampir menunjukkan tengah malam, ketika dua unit sepeda motor yang masing-masing dikendarai tiga orang, mengapit truk tersebut di kedua sisi, tepat di depan SMK 1 Kristen Gumulan.

Sekitar pukul 23.40, 28 orang di dalam bak truk dilempari bom molotov yang berisi bensin dan daun salam, oleh oknum suporter yang mengendarai kendaraan roda dua tadi.

Tak pelak kepanikan serta ketakutan menerpa 28 orang tersebut. Bara api menjalar dan salah seorang di antara mereka terkena sentuhan si jago merah. Tubuhnya mengalami luka bakar hingga 45 persen, meliputi luka di bagian wajah, tangan dan kaki. Ia kemudian langsung dilarikan ke klinik terdekat dan kemudian dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar untuk mendapat perawatan intensif.

Duka cita menyelimuti para anggota Viking Klaten. Mereka sangat menyayangkan aksi balas dendam yang dilakukan oknum suporter rival. Sebelumnya, kedua suporter berbaju biru dan oranye ini memang sempat terlibat bentrok pada tanggal 10 Januari 2014.

Saat diciduk oleh aparat Polres Klaten, sang pelaku pelemparan bom mengaku bahwa dirinya sempat menjadi korban pengeroyokan Viking Klaten dan kali ini ia beserta enam temannya melakukan pembalasan.

Kedua insiden tersebut tidak hanya menjadi duka para suporter Viking dan Jakmania, tapi juga menjadi perhatian khusus para suporter di Klaten. Tidak ada larangan bagi warga Klaten untuk mendukung kesebelasan yang terletak ribuan kilometer jauhnya dari kota di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta ini. Loyalitas memang sebaiknya dilakukan tanpa batas, tapi bukan berarti harus melewati batas keselamatan.

Aksi ALASKA di tribun timur Stadion Trikoyo Kredit: Instagram yogaadi1932
Previous
Page 1 / 4