Eropa Italia

Gianluigi Donnarumma, Si Anak yang (Akhirnya) Berbakti pada Orang Tua

Tribes, pernahkah kamu ngambek pada orang tua ketika permintaanmu tak dituruti? Saya yakin semua pasti pernah cemberut, bad mood, karena keinginannya tak dikabulkan. Tak peduli apakah kamu anak yang alim atau sering berbuat dzalim, kamu pasti pernah ngambek, setidaknya di masa kecil yang mungkin sulit kamu ingat lagi kejadiannya.

Harga mainan yang terlampau mahal, waktu bermain yang tidak pas dan perbuatan yang dapat memengaruhi kebiasaan di umur selanjutnya adalah beberapa kasus yang seringkali berujung momen ngambek.

Akan tetapi, di kemudian hari, kamu akan mensyukuri larangan-larangan yang dilakukan orang tua kalian tadi. Jika saja semua permintaanmu dituruti tanpa melihat dampak yang berpotensi terjadi di masa depan, mungkin kamu tidak akan hidup sukses dengan berbagai nikmat yang kamu rasakan saat ini.

***

Akhir Juni lalu, seorang remaja 18 tahun ngambek dan berniat pergi karena keinginannya untuk mendapat gaji lebih besar tak dituruti manajemen tempatnya bernaung. Sebenarnya, kenaikan gaji ini layak diterima berkat kerja kerasnya selama ini, tapi karena jumlahnya terlampau tinggi, perusahaan tak dapat mengabulkannya.

Remaja matre ini diketahui bernama Gianluigi Donnarumma yang bekerja sebagai seorang kiper di perusahaan berbentuk klub sepak bola, AC Milan. Saat itu Gigio, sapaan akrabnya, meminta kenaikan honor menjadi 6 juta euro per tahun dengan durasi kontrak empat tahun dan berbagai macam klausul.

Ya, gaji serta klausul inilah yang menjadi ganjalan bagi manajemen Rossoneri untuk memperpanjang kontrak Gigio karena dianggap memberatkan klub. Dalam tawaran kontrak yang diajukan, Mino Raiola, selaku agen sang pemain, mencantumkan klausul buy-out release. Apabila musim depan Milan tidak tampil di penyisihan grup Liga Champions, kliennya berhak minggat dari Milanello hanya dengan harga 10 juta euro.

Seorang Gianluigi Donnarumma, calon suksesor Gianluigi Buffon, kiper masa depan Italia, hanya seharga 10 juta euro!

Sontak kalimat “Donnarumma Tidak Perpanjang Kontrak” terlontar dari mulut CEO Milan, Marco Fassone, dalam konferensi persnya. Gigio terancam hengkang, Milanisti pun berang. Beragam hujatan menghiasi linimasa media sosial, menuding Raiola, si pria tambun yang perawakannya seperti koruptor itu, sebagai dalang di balik saga ini.

Akan tetapi, wahai para Milanisti yang berbaik hati, kabar gembira itu datang pada 11 Juli kemarin. Kabar ini bukan tentang kulit manggis yang kini ada ekstraknya, tapi kabar tentang kiper belia kesayangan kita semua yang satu ini.

Gianluigi Donnarumma resmi memperpanjang kontraknya dengan detail: gaji 6 juta euro per tahun sampai Juni 2021 (sesuai permintaan awal), dengan klausul buy-out 70-100 juta euro yang dapat turun ke 50 juta euro apabila Rossoneri gagal menembus penyisihan grup Liga Champions.

Dari bolos sekolah hingga mendapat kontrak “wah”

Marco Fassone sempat ingin menggelar negosiasi ulang setelah penawaran pertama gagal, namun karena Gigio harus membela Gli Azzurri junior di pentas Piala Eropa U-21 lalu melakukan ujian susulan di sekolahnya, agenda tersebut harus ditunda.

Cerita menarik kemudian muncul setelah diketahui bahwa Gigio tidak kembali ke sekolahnya dan justru pergi berlibur ke Ibiza bersama pacarnya. Padahal, pihak sekolah sudah memberikan dispensasi karena dirinya melakukan tugas bela negara. Pihak sekolah yang diwakili Kepala Penguji, Elda Frojo, mengungkapkan kekecewaannya dan menuding Giggio tidak menunjukkan rasa hormat.

Belakangan diketahui bahwa Gigio enggan kembali ke Italia demi menghindari kejaran paparazzi yang kepo tentang masa depannya di Milan.

Rasa kecewa juga pasti hinggap pada kalian para Milanisti yang baik hati, kala masa edar Giggio di Milanello terancam hanya tersisa hitungan hari. Namun kita patut berterima kasih pada sang CEO, Marco Fassone. Melalui pendekatan “kebapakan”, pria berkepala plontos ini berhasil meyakinkan Gigio untuk bertahan di Milanello.

Bertempat di rumah sang kiper di Castellammare di Stabia, Fassone bertemu dengan Gigio berserta orang tuanya, Vincenzo Montella dan sang agen. Mino Raiola saat itu sebenarnya sedang berada di Naples untuk mengurus kontrak anyar penggawa Cagliari, Fabio Pisacane, dan cepat-cepat menuju kediaman klien belianya ini untuk menyelesaikan saga yang terjadi.

Singkat cerita, Gigio yang sudah dianggap seperti anak kandung oleh Fassone dituruti permintaannya, namun klausul buy-out apabila Milan tidak lolos ke penyisihan grup Liga Champions dinaikkan lima kali lipat menjadi 50 juta euro. Sang agen yang sering rewel juga diberi lima persen dari gaji Giggio sebagai royalti. Kontrak Donnarumma sendiri akan berlaku hingga Juni 2021 nanti.

Dengan kontrak itu, Gigio menjadi kiper ketiga dengan gaji termahal dan pemain dengan upah tertinggi ketiga di Serie A. Sebuah nominal yang “wah” untuk remaja yang baru akan berulang tahun ke-19 pada 25 Februari tahun depan.

Perpanjangan kontrak ini dianggap sebagai win-win solution untuk semua pihak, walau sebenarnya dalam hati Raiola, ia pasti menggerutu karena kesempatan meraih segepok uang dari penjualan Donnarumma sirna seketika. Raiola memang diketahui sudah menawarkan Gigio ke Real Madrid, Manchester United, dan Paris Saint-Germain (PSG). Dilaporkan Skysports, PSG bahkan sudah menawarkan gaji 13 juta euro per tahun

Kontrak anyar Gigio menjadi kado manis bagi keluarga Donnarumma karena di saat yang bersamaan, sang kakak diperkenalkan sebagai rekrutan terbaru Milan. Mereka akan menjadi pelengkap kepingan puzzle Milan guna mengarungi tiga kompetisi di musim 2017/2018.

Antonio Donnarumma (27 tahun), yang juga berposisi sebagai kiper dikontrak dengan gaji satu juta euro per tahun. Ia juga lulusan akademi Milan, namun lebih banyak menghabiskan waktunya sebagai pemain pinjaman di Piacenza dan Gubbio. Pada 2012 lalu, ia dijual ke Genoa lalu melanjutkan karier di Bari dan Asteras Tripolis di Liga Yunani sebelum bereuni dengan sang adik di San Siro.

Gianluigi Donnarumma adalah salah satu contoh terbaik anak yang berbakti pada orang tuanya. Di lubuk hatinya yang terdalam ia masih cinta Milan, klub yang ia bela sejak usia 14 tahun, dan ia juga tidak tega mengkhianati keluarganya sendiri yang menginginkannya tetap tinggal di Milan. Sebuah pilihan yang akan sangat disyukuri ketika kelak ia tumbuh menjadi kiper terbaik dunia.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.