Menyimak pergerakan klub-klub Liga Italia Serie A di jendela transfer musim panas kali ini, penikmat sepak bola mungkin merasa bahwa AC Milan sedang orgasme tak berkesudahan dalam merekrut pemain. Sampai tulisan ini dibuat, mereka sudah menggelontorkan dana lebih dari 150 juta euro untuk sebelas pemain baru. Luar biasanya, belum terlihat sinyal bahwa manajemen I Rossoneri akan segera menyudahi aktivitas masif mereka itu.
Di lain pihak, para rival seperti AS Roma, Fiorentina, Internazionale Milano, Juventus dan Lazio, malah terkesan penuh perhitungan dalam menghamburkan uangnya. Belum ada satu pun dari keempat nama tersebut yang sudah mengucurkan fulus lebih dari 50 juta euro cuma buat menggamit pemain anyar.
Bahkan, anomali yang lain terjadi di klub yang bermarkas di kawasan selatan Italia, Napoli. Klub yang dalam lima musim terakhir hobi nongkrong di tiga besar classifica itu justru tak memperlihatkan geliat yang berlebihan. I Partenopei cenderung tenang dan santai menjalani periode mercato.
Praktis, baru ada dua nama baru yang digaet oleh Napoli jelang bergulirnya Serie A musim 2017/2018. Dialah Adam Ounas, gelandang berusia 20 tahun asal Aljazair yang sebelumnya membela klub dari Prancis, Girondins de Bordeaux. Nominal yang mesti disetorkan I Partenopei kepada Les Girondins pun terbilang murah, hanya 10 juta euro dan bisa meningkat jadi 12 juta euro apabila Napoli lolos ke Liga Champions. Serta Mario Rui yang dipinjam dari AS Roma dengan opsi tebus di penghujung musim.
Jikalau ada nama baru yang dikaitkan dengan Napoli, sosok tersebut hanyalah penjaga gawang Udinese, Orestis Karnezis. Andalan tim nasional Yunani ini kabarnya siap diboyong untuk menggantikan Pepe Reina yang santer diberitakan bakal cabut dari Stadion San Paolo, markas I Partenopei.
Padahal, dalam beberapa musim ke belakang, tim yang dimiliki sosok kontroversial bernama Aurelio De Laurentiis ini lumayan aktif berbelanja tatkala bursa transfer menyapa. Meski begitu, manajemen Napoli juga populer sebagai tim yang tidak merogoh kocek secara serampangan. Setiap pembelian yang dilakukan benar-benar sesuai dengan kebutuhan tim, bukan sekadar unjuk gigi bahwa I Partenopei punya dana melimpah.
Barangkali hal itu juga yang membuat gerak-gerik Napoli terkesan biasa-biasa saja sepanjang bursa transfer kali ini. Saya tak menyebut jika skuat yang diasuh Maurizio Sarri adalah tim yang luar biasa, tapi keberadaan nama-nama seperti Raul Albiol, Jose Callejon, Marek Hamsik, Lorenzo Insigne, Dries Mertens, Arkadiusz Milik sampai Marko Rog, juga tak bikin skuat ini terlihat buruk.
Padunya nama-nama tersebut dalam setiap pola permainan yang dikembangkan Sarri merupakan nilai plus yang memicu aktivitas tenang I Partenopei. Ya, kohesi di dalam tubuh skuat ini sudah begitu cair sehingga tak membutuhkan terlalu banyak amunisi baru yang justru bisa mengakibatkan kohesi tersebut rusak.
Dengan kondisi seperti itu, bisa saja eks allenatore Alessandria dan Empoli tersebut memang tidak meminta klub untuk mendatangkan pemain baru lantaran yakin dengan kekuatan tim yang sudah dimilikinya.
Toh, dengan skuat yang sama, Napoli besutan Sarri dalam dua musim pamungkas secara konstan sanggup menggerus jarak dari Juventus yang begitu superior di Serie A dalam enam musim ke belakang. Di musim 2015/2016, selisih angka Napoli dan Juventus membentang sebanyak 9 poin. Akan tetapi, di musim 2016/2017 yang lalu, jurang tersebut dipangkas I Partenopei menjadi 5 poin.
Musim lalu Napoli juga keluar sebagai kesebelasan yang paling sedikit menderita kekalahan di Serie A, hanya empat kali. Walau tak sepenuhnya bisa dijadikan acuan, namun statistik ini tentu punya makna positif bagi skuat asuhan Sarri guna bertempur di musim 2017/2018.
Terlebih, dalam sebuah wawancara yang dirangkum dari football-italia, Insigne yang merupakan pemuda asli Naples, pernah berujar jika musim depan ia dan rekan-rekannya siap tampil lebih baik.
“Apakah kami bisa bersaing memperebutkan Scudetto? Kami sudah menunjukkannya musim lalu dengan finis di tempat ketiga dan hanya berselisih lima poin dari Juventus. Kami kehilangan sejumlah poin kala bertemu Palermo dan Sassuolo, tim yang di atas kertas harusnya bisa kami taklukkan. Saya tidak berkata bahwa kami akan meraih Scudetto apabila tidak kehilangan poin-poin tersebut namun satu yang pasti, kami telah menunjukkan kepada suporter jika kami memperjuangkannya sampai akhir”.
Dengan pergerakan yang tenang seperti ini, publik jelas penasaran untuk mengetahui perjalanan I Partenopei di musim depan. Akankah hal ini bagus untuk perjalanan mereka nanti atau malah jadi sebuah blunder karena tertinggal dari para rival?
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional