Tak bisa dipungkiri, selama ini PUMA masih berada di bawah bayang-bayang rivalitas Nike dan adidas. Namun, produsen perlengkapan sepak bola asal Herzogenaurach, Jerman, ini memilih tak tinggal diam. Tengah pekan lalu, PUMA resmi meluncurkan kampanye ‘perlawanan’ lewat perkenalan seragam baru tim yang disponsorinya. Tak tanggung-tanggung, sebanyak 23 tim dari seluruh dunia secara serentak resmi mempertontonkan kostum anyarnya!
Lewat slogan Exit of Shadows dan Step Out, PUMA seakan menunjukkan ini bukan saatnya lagi berada di bawah bayang-bayang dua rivalnya tersebut, melainkan sejajar atau bahkan berusaha melewati pencapaian dan ketenaran mereka. Kampanye peluncuran kostum serentak melewati tujuh zona waktu ini disebut-sebut sebagai terbesar yang pernah dilakukan mereka di dunia sepak bola.
Sebanyak 23 klub dari Jepang hingga Meksiko, Inggris sampai Israel, Afrika Selatan ke Australia, berlomba-lomba memamerkan jersey terbaru mereka. Daftar tersebut melingkupi: Jubilo Iwata, Shimizu S-Pulse, Kawasaki Frontale, Cerezo Osaka (Jepang), Borussia Dortmund, Stuttgart (Jerman), Malmo FF (Swedia), SD Eibar (Spanyol), Santos Laguna, Rayados de Monterrey, Chivas de Guadalajara, Querétaro (Meksiko), Arsenal FC, Leicester City, Newcastle United (Inggris), Independiente (Argentina), Sydney FC (Australia), FC Krasnodar (Rusia), Hapoel Be’er Sheva (Israel), Apollon Limassol (Siprus), Girondins de Bordeaux, Stade Rennes (Prancis), dan Mamelodi Sundowns (Afrika Selatan).
Exit the shadows. pic.twitter.com/rq2fg6LA0O
— PUMA Football (@pumafootball) July 11, 2017
Satu yang paling menonjol dari peluncuran ini adalah ritme yang seragam, yakni unsur gelap pada kostum masing-masing tim. Dua klub paling tenar, Arsenal dan Dortmund mendapat kostum dengan warna gelap yang dipadukan dengan unsur terang. Jersey ketiga The Gunners dibubuhi aksen merah muda terang, sementara kostum away Die Borussen diwarnai garis kuning di bagian bahu hingga lengan.
“Kostum ini terasa luar biasa. Desain simpel nan berani sangat cocok dengan diri saya. Saya merasa sangat termotivasi dan yakin keberadaan kami akan sangat mencolok di lapangan saat bertanding di kandang lawan,” ujar pemain belakang Dortmund, Marc Bartra, kepada situs resmi klub. Memang dalam kampanye ini, PUMA seperti mengajak insan sepak bola untuk tak takut mengambil langkah dan menjadi yang menonjol di atas lapangan.
Sekilas, seragam tandang anyar Dortmund, mirip dengan Leicester City. Bedanya, The Foxes mendapat aksen berwarna emas. Warna serupa juga terdapat di baju anyar klub promosi Liga Primer Inggris 2017/2018, Newcastle United. Hanya saja, aksen itu terdapat di logo sponsor. Paling menarik tentu kostum untuk tim peserta J.League, Shimizu dan Osaka. Keduanya mendapat logo dengan aksen metalik dan kostumnya dijual terbatas.
Sebaliknya, logo dari klub-klub seperti Rennes, Chivas, sampai Stuttgart, digambarkan monokrom. Lewat peluncuran serentaknya, PUMA tentu sudah berhasil menarik perhatian pencinta sepak bola. Nike dan adidas boleh saja masih menguasai pasar perlengkapan sepak bola dunia, tapi pelan-pelan PUMA juga terus menunjukkan eksistensinya sebagai rival yang patut diperhitungkan.
Musim ini, produsen yang dikenal dengan logo siluet singa gunung tersebut tak hanya mengandalkan kostum ketat membentuk tubuh pemain, tapi juga lewat garis gradasi pada seragam utama tim-tim yang disponsorinya. PUMA sudah berani keluar dari bayang-bayang, kini tinggal menanti klub yang didukungnya berbicara banyak di liga masing-masing.
https://www.youtube.com/watch?v=DBFh3yV2-ao&feature=youtu.be
Author: Perdana Nugroho
Penulis bisa ditemui di akun Twitter @harnugroho