Tinggi, besar, bercambang lebat. Perawakannya begitu menonjol di antara penggawa Bali United yang mayoritas berbadan kecil seperti Fadil Sausu, Muhammad Taufiq dan Yabes Roni. Ya, dengan tinggi 192 sentimeter, Sylvano Domimique Comvalius memang sangat menjulang dan membuat para pemain lokal terlihat seperti hobbit.
Sempat mandul di awal musim, pemain bernomor punggung 99 ini kini menjelma sebagai mesin gol utama Bali United. Sepuluh gol ia lesakkan hingga pekan ke-14 Go-Jek Traveloka (GT) Liga 1 yang membuatnya bertengger di posisi kedua top skor sementara, hanya terpaut dua gol dari sang raja gol dari Pulau Garam, Peter Odemwingie.
Setelah mencetak gol debut di laga kedua kontra Persipura Jayapura, pemain yang akan berulang tahun ke-30 pada 10 Agustus ini performanya naik turun namun mulai tancap gas kala ditangani Widodo Cahyono Putro. Dalam enam pertandingan terakhir, Comvalius mencetak tujuh gol!
Periode positifnya dimulai pada awal Juni ketika mencetak dua gol ke gawang Perseru Serui dalam partai tandang rasa kandang, karena Stadion Marora milik Perseru tidak layak menggelar pertandingan di malam hari. Setelah itu, pemain yang memiliki tendangan keras ini hanya absen menjebol gawang lawan ketika kalah 0-2 dari Arema FC di pekan ke-11.
Dari Liga Europa ke Pulau Dewata
Comvalius memulai karier juniornya di Ajax Amsterdam, sama dengan Irfan Bachdim, namun jalan hidup keduanya bertolak belakang. Ketika merantau dari negara asalnya, pemain yang juga memiliki darah Suriname dari ayahnya ini berpetualang keliling dunia, melanjutkan karier bersama klub-klub semenjana di kompetisi Eropa.
Comvalius tercatat pernah menjadi top skor di Liga Super Malta dengan torehan 15 gol bersama Birkirkara FC. Berkat ketajamannya, Birkirkara ia bawa menjadi kampiun Liga Super Malta musim 2009/2010 dan berhak tampil di Liga Europa 2010/2011.
Setelah mencicipi dua laga di turnamen kasta kedua antarklub Eropa itu, Comvalius kembali berpetualang. Kali ini, ia menginjakkan kakinya di Liga Kuwait membela Al-Salmiya, kemudian merantau ke Liga Skotlandia, Liga Kazakhstan, Liga Cina, kemudian menuju kasta bawah Liga Jerman membela Eintracht Trier, Dynamo Dresden dan Hessen Kassel. Hingga akhirnya ia berlabuh di PFK Stal Kamyanske, salah satu kontestan di kasta tertinggi Liga Ukraina
Di setiap klub yang dibelanya, Comvalius selalu memiliki ambisi besar, berusaha tampil sebaik mungkin agar timnya dapat meraih hasil terbaik. Ia bahkan rela kerja sampingan sebagai pencuci mobil dan pramuniaga toko sepatu agar memiliki uang untuk pergi latihan.
Total, pemain yang dikontrak Bali United hingga akhir tahun ini membela sepuluh klub dari tujuh negara sebelum mendarat di Pulau Dewata dan kembali bertemu dengan temannya semasa remaja, Irfan Bachdim.
Bachdim banyak membantu adaptasi Comvalius di Indonesia. Lahir di kota yang sama, bahkan ulang tahunnya hanya berselisih satu hari, pemain yang pernah bermain film layar lebar ini sering berperan sebagai penerjemah bagi Comvalius. Di lini depan Bali United, Bachdim juga membuat kombinasi mematikan dengan rekannya yang jangkung itu.
Ditambah kreativitas Marcos Flores dan elegansi Fadil Sausu di lapangan tengah, jadilah mereka berempat menjadi aktor-aktor kunci yang sukses membawa Serdadu Tridatu menempati peringkat empat klasemen sementara, hanya berjarak dua poin dari PSM Makassar di posisi puncak.
Bali United kini tengah menikmati periode positif, sebelas gol mereka cetak dari tiga laga terakhir. Hanya tiga pertandingan tersisa sebelum kompetisi menyentuh paruh musim. Pekan depan, Comvalius dan kawan-kawan akan tandang ke stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, lalu menjamu PSM Makassar dan melawat ke kandang Persegres Gresik United.
Jadwal yang tak mudah bagi Bali United karena dua laga yang disebutkan pertama rawan membuat mereka terpeleset dan akan semakin rawan jika Persegres dapat menunjukkan peningkatan performa. Di pekan-pekan sengit ini, Widodo Cahyono Putro akan sangat bergantung pada ketajaman Comvalius, sang petualang, untuk menancapkan kaki di tiga besar atau bahkan menggeser dominasi PSM dan Madura United di papan atas.
Ayo, tunjukkan tajimu, Sylvano!
Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.