Olahraga adalah cerminan kehidupan yang terus berubah. Memang nilai-nilai sportivitas tidak berubah. Tetapi pasti ada hal-hal teknis tertentu yang berubah. Bukankah begitu kehidupan? Dulu untuk menyaksikan video klip terbaru musisi internasional, kita harus menyewa video. Sekarang tinggal klik YouTube dan kita menemukannya dengan mudah. Itu salah satu contoh.
Begitu juga sepak bola. Seperti yang pernah dijelaskan di beberapa artikel Football Tribe sebelumnya, bahwa sepak bola terus berubah. Beberapa aturan baru pun diterapkan walau tidak semua berlangsung sukses. Teknologi juga turut berperan dalam sepak bola. Penerapan video replay atau VAR di Piala Dunia U-20 dan Piala Konfederasi 2017 di Rusia saat ini adalah contoh betapa sepak bola terus menyesuaikan dengan kemajuan zaman.
Baca juga: Uji Coba 4 Peraturan Baru di Piala Konfederasi 2017
Nah, baru-baru ini badan pembuat aturan sepak bola atau IFAB mengajukan usulan agar beberapa aturan sepak bola itu diubah. Tujuannya adalah agar menciptakan permainan yang lebih adil, memperbaiki sikap dan respek para pemain serta meningkatkan efektivitas waktu bermain.
Nah, dari sekian banyak usulan (yang berhubungan dengan prosedur mengambil tendangan bebas, penalti dan sebagainya), yang paling menarik perhatian adalah mengurangi waktu bertanding. Seperti kita tahu, sepak bola terdiri dari dua babak (waktu normal) yang masing-masing berlangsung selama 45 menit. Usulan IFAB adalah tiap babak hanya berlangsung 30 menit, jadi waktu normal pertandingan hanya berlangsung satu jam.
Tujuannya apa? Biar tidak ada tim yang sengaja buang-buang waktu, terutama bagi yang sudah unggul lebih dulu. Terkadang terlihat jelas jika suatu tim itu sengaja mengulur waktu atau tidak, terlebih jika sudah menjelang akhir laga dan keunggulan skor sudah tak mungkin terkejar tim lawan. Lagipula, dari 90 menit pertandingan, hanya 60 menit yang benar-benar efektif.
Reaksi?
Sontak dari pencinta sepak bola hingga pelatih dan pemain kelas dunia bereaksi. Kebanyakan pencinta sepak bola juga agak meragukan apakah 60 menit itu akan benar-benar efektif. “Mencetak gol dalam 90 menit saja susah, bagaimana dengan 60 menit?” begitu salah satu pendapat pecinta sepak bola.
Bagaimana dengan para pelaku sepak bola? Gianfranco Zola, mantan pemain Chelsea asal Italia, mendukung usulan ini. Karena alasan waktu tadi, terlalu banyak tim sengaja membuang waktu saat sudah unggul. Akhirnya permainan menjadi tidak efektif lagi.
Kiper Arsenal yang lama membela Chelsea, Petr Cech, juga setuju dengan usulan perubahan aturan ini. Bahkan kiper asal Republik Ceska ini mengatakan per babak sebenarnya yang efektif cuma 25 menit saja.
Aturan yang sudah diterapkan dan yang akan dibahas
Ada beberapa usulan aturan yang akan dibahas lebih lanjut, misalnya:
- Pemain bisa mengoper ke diri sendiri saat tendangan gawang, sepak pojok dan tendangan bebas
- Jam wasit disinkronkan dengan waktu stadion (secara pribadi, saya setuju aturan ini)
- Tendangan gawang boleh diambil dalam keadaan bola bergerak
- Tendangan gawang bisa diambil dari sisi yang sama dari sisi keluarnya bola
- Aturan handball yang lebih jelas dan konsisten
- Kartu merah langsung diberikan bagi pemain yang mencetak gol atau menghentikan bola dengan tangan
- Hukuman penalti akan diberikan bagi penjaga gawang yang menangkap operan ke belakang atau lemparan ke dalam dari temannya
- Gol bisa diberikan jika ada pemain lawan yang menghentikan bola dengan tangan di garis gawang atau mendekati garis gawang
- Wasit hanya boleh meniup peluit paruh waktu dan waktu penuh saat bola keluar area permainan
- Kesempatan menendang penalti hanya sekali untuk menghindari keributan (tidak ada kesempatan kedua). Jadi bila tendangan penalti bisa diblok, otomatis penalti si penendang dihitung gagal dan tidak boleh menendang bola mentah
Beberapa aturan baru memang sudah diterapkan seperti adu penalti sistem baru di turnamen Piala Dunia U-20 di Korea Selatan beberapa waktu lalu dan Piala Dunia Wanita Junior. Dan kemungkinan akan diterapkan juga di Piala Konfederasi ini nanti.
Lalu, kiper hanya boleh menghabiskan waktu enam detik untuk memegang bola dan hanya kapten tim yang bisa berbicara dengan wasit (jika protes) juga akan diterapkan di Piala Konfederasi ini. Tentunya, tujuan aturan baru ini untuk menciptakan permainan yang lebih baik, bukan merusak permainan.
Saat VAR diterapkan, dikhawatirkan wasit akan sering terganggu karena harus melihat rekaman sebelum mengambil keputusan. Tetapi Direktur Teknik IFAB, yang juga mantan wasit Liga Primer, David Elleray, mengatakan VAR terbukti tidak mengganggu jalannya pertandingan. Dari 52 laga Piala Dunia U-20, hanya 12 keputusan yang menggunakan VAR.
Baca juga: Seperti Cinta, Teknologi VAR Juga Butuh Waktu
Akankah sepak bola menjadi lebih menarik jika waktu bertanding dikurangi? Bagaimana pendapat kalian?
Author: Yasmeen Rasidi (@melatee2512)