Menurut Johan Cruyff, sepak bola itu sederhana tapi memainkannya yang tidak. Oleh sebab itu, muncul beberapa pemain yang memiliki spesialisasi khusus, agar bisa bertahan di rumitnya sistem permainan sepak bola.
Contohnya, para legenda lapangan hijau yang tergabung di tim ini, 11 pemain plus tujuh cadangan yang saya pilih, berisi legenda-legenda yang memiliki spesialisasi khusus dalam cara bermainnya. Bahkan ada yang unik juga, karena keistimewaannya bertolak belakang dengan posisi bermainnya.
Tim ini memakai formasi dasar 1-3-3-2-1. Formasi yang “terpaksa” diambil, mengingat pemain yang dipilih cukup sulit merepresentasikan formasi tertentu.
Siapa saja mereka? Mari kita lihat bersama di slideshow berikut.
BACA JUGA: Everton dan Koleksi Bek Sayap Berkualitas
Kiper: José Luis Chilavert
Namanya populer karena eksekusi penalti dan tendangan bebasnya yang mematikan. Padahal, posisinya kiper. Ia pernah menjadi kiper terproduktif sebelum dipatahkan Rogério Ceni. Namun, Chilavert masih tercatat sebagai kiper dengan gol terbanyak di tim nasional. Ia juga masih menjadi kiper satu-satunya yang pernah mencetak hat-trick.
Foto: Getty Images
Libero: Franz Beckenbauer
Dialah salah satu bek dengan kemampuan menyerang yang baik, juga dianggap sebagai pemain yang memopulerkan posisi libero. Kepiawaiannya berbuah beragam trofi, seperti Piala Eropa 1972, Piala Dunia 1974, trigelar Piala Champions 1973-1976, serta Piala Winners 1966/1967. Itu belum termasuk gelar-gelar liga dan piala domestik bersama Bayern Muenchen, Hamburg SV, dan New York Cosmos.
Belakang kanan: Ronald Koeman
Sebagai bek, raihan gol Koeman sangat banyak. Tendangan bebas dan penaltinya begitu mematikan. Ia masih memegang rekor pencetak 25 gol penalti secara beruntun. Gelar juara Liga Champions pertama Barcelona didapat dari tendangan bebasnya, dan gelar internasional satu-satunya Belanda pada Piala Eropa 1988 juga menjadi bukti kehebatannya.
Foto: Getty Images
Belakang tengah: Daniel Passarella
Dia pernah menjadi bek tersubur sebelum Koeman memecahkan rekornya. Dengan tinggi badan 173 cm. kecakapan dalam tendangan bebas dan penalti tergambar jelas dari 134 golnya dalam 451 pertandingan. Passarella pernah menjuarai Piala Dunia 1978 sebagai kapten.
Foto: Getty Images
Belakang kiri: Giacinto Facchetti
Giacinto Facchetti (dua dari kanan) tergolong produktif untuk posisi bek sayap dengan sistem empat bek. Padahal di era Facchetti, skema catenaccio mulai berkembang di Italia. Trofi Piala Eropa pernah ia genggam bersama Gli Azzurri, dan beragam gelar sempat dicicipi di Internazionale Milano.
Foto: Getty Images
Tengah kanan: David Beckham
Beckham menjadi contoh pesepak bola yang berjaya di dalam dan luar lapangan. Gelimang trofi mendekat selama berkarier di berbagai klub, dengan pesona tendangan bebas dan umpan silang yang akurat. Di luar lapangan, Beckham menikmati guyuran pundi-pundi uang dari hasil membintangi iklan dan film.
Tengah: Claudio Makelele
Makelele menjadi pemain yang namanya menjadi acuan posisi. The Makelele Role memang mengacu pada gaya bermainnya. Makelele bermain dengan sederhana. Tanpa perlu banyak melakukan tekel atau adu badan, ia mampu memutus serangan lawan sekaligus mengawali serangan timnya. Dengan demikian, Makalele menjadi pelindung pertama pertahanan, dan pendukung serangan dari belakang.
Tengah kiri: Rory Delap
Namanya sangat identik dengan spesialisasi lemparan ke dalam. Throw-in-nya mampu mencapai jarak jauh dengan akurasi tinggi, juga disebut lebih baik dari umpan sepak pojok atau tendangan bebas. Beberapa tim bahkan menyiapkan strategi khusus untuk menghadapi Delap saat melakukan spesialisasinya.
Foto: Getty Images
Depan kanan: Garrincha
Motor serangan tim nasional Brasil dekade 1960-1970 ini memiliki bentuk kaki yang tak biasa. Kaki kanan berputar ke dalam, sedangkan kaki kiri berputar ke luar. Tapi, kondisi itu justru menjadi berkah tersendiri. Kemampuan menggiring bolanya dianggap salah satu terbaik yang pernah ada. Ia menjadi aktor utama bersama Pele saat menjuarai dua Piala Dunia untuk Brasil.
Depan kiri: Johan Cruyff
Cruyff lebih dari sekadar Cruyff Turn. Ia menjadi contoh pesepak bola dengan kesempurnaan hakiki. Cruyff sangat menekankan pentingnya ruang dalam permainan sepak, bola, termasuk pentingnya bola terus mengalir. Di Totaal Voetbal, Cruyff tak memiliki posisi yang pasti. Sering kali ia mengawali pertandingan sebagai penyerang, lalu turun ke bawah untuk mengatur permainan.
Depan tengah: Filippo Inzaghi
Dikenal mudah jatuh, tak bisa menggiring atau mengumpan dengan akurat, tapi penempatan posisi dan naluri golnya luar biasa. Kemampuan istimewa lainnya adalah melepaskan diri dari jebakan offside. Berulang kali gol tercipta saat Inzaghi lepas tipis dari jebakan offside tim lawan. Barang kali VAR akan menjadi lawan utama Inzaghi, jika sudah eksis ketika ia masih bermain.
Pemain lainnya
Rogério Ceni: Kiper yang jago eksekusi bola mati.
Graham Alexander: Bek kanan dengan produktivitas gol tinggi.
Roberto Carlos: Bek kiri dengan ciri khas di tendangan bebasnya.
Bobby Charlton: Konsisten dan cukup produktif untuk ukuran gelandang.
Matt Le Tissier: Dikenal pemalas, tapi visinya brilian. Memegang rekor 35 penalti sukses dari 36 eksekusi.
Juan Román Riquelme: Gelandang lain dengan visi brilian. Disebut sebagai "pemain nomor 10 terakhir" di muka bumi.
Oliver Bierhoff: Penyerang yang sumber golnya sangat banyak dari sundulan.