Persija telah mendatangkan Vinicius Lopes Lourindo atau Neguete sebagai pemain asing terakhirnya. Neguete yang berposisi pemain bertahan melengkapi empat kuota pemain asing Persija setelah sebelumnya diisi Marko Simic, Bruno Matos, dan Jahongir Abdumuminov.
Sayangnya, sama seperti dua pemain asing baru lainnya, Neguete tidak dapat dimainkan pada ajang kualifikasi Liga Champions Asia 2019 saat Persija menghadapi Home United, karena terkendala ITC (International Transfer Certificate).
Untuk mengisi kekosongan posisi bek yang ditinggalkan Neguete, Persija terpaksa memulangkan mantan pemainnya musim lalu, Jaimerson da Silva Xavier. Jaime yang sebelumnya telah teken kontrak bersama Madura United khusus dipinjam untuk berlaga di kualifikasi Liga Champions Asia 2019. Setelahnya, Jaime akan kembali ke Madura.
Kepulangan Jaime ke Persija seolah menegaskan bahwa Persija tidak percaya diri tampil tanpa penggawa asing di jantung pertahanan. Bahkan ini bukan yang pertama kalinya. Satu dekade ke belakang Persija selalu menempatkan satu atau bahkan dua pemain asing sekaligus di jantung pertahanan.
Baca juga: Persija Mencari Pelipur Lara di Singapura
2008: Abanda Herman dan Pierre Njanka
Tahun 2008 Persija diperkuat dua pemain asing asal Kamerun. Abanda yang telah bergabung sejak 2006 setelah sebelumnya memperkuat PSM Makassar, kedatangan rekan duet asal Kamerun lainnya, Pierre Njanka. Njanka sendiri merupakan pemain timnas Kamerun pada Piala Dunia 1998 dan 2002, serta piala Afrika 2004.
2009/2010: Precious Emuejeraye dan Eric Arsène Bayemi Maemble
Setelah duet Kamerun, kali ini jantung pertahanan Persija diperkuat duet pemain kelahiran Afrika lainnya. Seperti pendahulunya, Eric Bayemi juga merupakan pemain asal Kamerun. Kemudian Precius adalah pemain kelahiran Nigeria tetapi telah menjadi warga negara Singapura dan anggota timnas Singapura.
2011/2012: Precious Emuejeraye dan Fabiano da Rosa Beltrame
Tempat yang ditinggalkan Eric Bayemi kembali diisi pemain asing. Pemain asal Brasil, Fabiano Beltrame, kini menjadi rekan duet Precious yang memilih tetap bertahan.
2012-2014 Fabiano da Rosa Beltrame
Pemain asal Brasil ini nampak kerasan di ibu kota. Kebersamaannya dengan Persija bertahan cukup lama. Ditinggal rekan duetnya, kini Fabiano dikombinasikan dengan bek lokal. Nampaknya Fabiano memang pemain yang loyal terhadap klub. Sebelum berseragam jingga, Fabiano lama membela Persela. Setelahnya Fabiano juga lama bersama Arema sebelum menyeberang meninggalkan pulau Jawa untuk membela Madura United hingga kini.
Baca juga: Pesta Ulang Tahun Ala Marko Simic
2015: Alan Acier
Selanjutnya Persija kedatangan pemain asal Buenos Aires, Argentina. Sayang kompetisi kala itu harus terhenti. Alan Asier pun akhirnya harus menyebeang ke negeri tetangga, Malaysia. Pada April tahun 2017 di Malaysia, Alan justru ditangkap pihak berwajib. Alan digelandang Komisi Anti Korupsi Malaysia akibat diduga terlibat kasus pengaturan skor.
2016-2017: William Pacheco
Ketika sepak bola kembali bergulir usai hukuman FIFA, lagi-lagi Macan Kemayoran mendatangkan pemain bertahan asing. William Pacheco, pemain asal Brasil dengan tinggi badan 196 centimeter, menjadi rekan duet Maman Abdurrahman. Terbukti perpaduan lokal dan asing di jantung pertahan menjadikan Persija tim dengan pertahanan terbaik. Dua tahun di ibu kota, Pacheco menjelma idola baru publik sepak bola Jakarta.
2018: Jaimerson Da Silva Xavier
Kepergian Pacheco yang telah menjadi idola tentu meninggalkan kekecewaan bagi pendukung Persija. Namun pelatih musim lalu, Stefano Cugurra menyakinkan bahwa pemain pengganti tidak kalah kualitasnya. Jaime yang sebelumnya memperkuat Santa Cruz didatangkan langsung oleh sang pelatih dari Brasil. Terbukti, duetnya bersama Maman berhasil menjaga pertahanan Persija hanya kemasukan 36 gol sepanjang musim dan berperan mengantarkan gelar juara liga ke ibu kota.
2019: Vinicius Lopes Lourindo
Meski belum dapat dimainkan di kompetisi Asia, satu tempat di jantung pertahan telah dipastikan menjadi milik Neguete. Sejauh ini Neguete telah menjalani satu laga resmi bersama Persija ketika menghadapi 757 Kepri Jaya. Namun nampaknya Neguete masih perlu membuktikan kualitasnya untuk meyakinkan publik sepak bola Jakarta bahwa ia tak kalah dengan Jaime di musim lalu. Tentu sebuah tugas yang tidak mudah.