Laga perebutan tempat ketiga di Piala Dunia seringkali disebut sebagai partai dengan tingkat antusiasme terendah di Piala Dunia, bahkan kalah dengan partai terakhir penyisihan grup antara dua negara yang sudah sama-sama tersingkir. Namun jika melihat 4 edisi terakhir Piala Dunia, jumlah gol yang tercipta di fase ini seperti menepis anggapan buruk itu.
Pada Piala Dunia 2018 kali ini, posisi ketiga diperebutkan oleh Belgia dan Inggris, dua tim yang berhasil mencetak gol cukup banyak sepanjang turnamen. Hingga babak semifinal, Belgia sudah mencetak 14 gol, sedangkan Inggris menyarangkan 12 gol. Catatan itu tentu membuat para penonton berharap apa yang terjadi di beberapa edisi sebelumnya kembali terulang: terciptanya banyak gol untuk menambah unsur hiburan akan laga yang tak lagi krusial.
Prediksi jalannya laga akan sangat menarik terlihat dari susunan pemain inti kedua tim yang banyak memakai pemain andalan mereka selama turnamen. Belgia menurunkan susunan pemian terbaiknya. Kecuali Youri Tielemans dan Thomas Meunier, pelatih Roberto Martinez menurunkan pemain yang sama seperti laga semifinal melawan Prancis.
Sementara Inggris yang memakai formasi 3-5-2 melakukan banyak perubahan, terutama di lini tengah dengan memasang Fabian Delph, Ruben Loftus-Cheek, Eric Dier, dan Danny Rose. Meski begitu, Gareth Southgate tetap memasang Harry Kane dan Raheem Sterling sebagai ujung tombak.
Laga tampak akan berjalan menarik pada awal laga. Pertandingan belum genap 5 menit saat Belgia mencetak gol. Berawal dari umpan silang Nacer Chadli, dengan satu sentuhan Meunier sukses menaklukkan Jordan Pickford. Pada menit 12, Belgia hampir saja menambah keunggulan saat Kevin De Bruyne melepaskan tembakan dari jarak dekat, namun bersyukurlah The Three Lions yang masih memiliki Pickford untuk menghalaunya.
Inggris juga tak mau ketinggalan untuk mencoba mencetak gol. Dua menit setelah percobaan De Bruyne, Delph coba unjuk gigi dengan sepakan jarak jauhnya, namun sepakannya lebih tepat disebut operan manja kepada kiper Belgia, Thibaut Courtois yang dengan mudah menangkapnya. Setelahnya, ada Loftus-Cheek di menit 15 dan Maguire di menit 20 yang coba mencetak gol, keduanya lewat sundulan, namun semuanya mengarah tepat kepada Courtois. Setelahnya, Inggris seperti kesulitan mencari cara untuk membongkar pertahanan Belgia. Skor 1-0 menutup babak pertama.
Memasuki babak kedua, giliran Inggris yang cukup banyak menguasai bola. Southgate pun memasukkan Jesse Lingard dan Marcus Rashford agar daya gedor di lini depan semakin bertambah. Sementara itu Belgia kembali menerapkan gaya bermain yang mirip dengan saat mengalahkan Brasil, yakni bertahan dengan baik sembari mencari celah untuk melancarkan serangan balik cepat.
Usaha terbaik Inggris untuk menyamakan kedudukan sempat muncul di menit 70. Kerja sama antara Dier dan Rashford sempat berhasil menembus pertahanan Belgia, bahkan Dier sudah menceploskan bola melewati Courtois, namun masih ada Toby Alderweireld yang melakukan penyelamatan tepat sebelum bola melewati garis gawang.
Selanjutnya, serangan balik Belgia yang memang mengerikan sepanjang turnamen akhirnya kembali memakan korban. Setelah di menit 80 upaya Meunier mencetak gol keduanya mentah di tangan Pickford, akhirnya Hazard yang muncul untuk memupus harapan Inggris meraih juara tiga. Pada menit 82, berawal dari umpan terobosan De Bruyne yang memantul Phil Jones, Eden Hazard berhasil melakukan aksi individu sebelum akhirnya menaklukkan Pickford yang salah mengantisipasi arah bola. Hingga wasit Alireza Faghani meniup peluit anjang di menit 90+3, hanya dua gol itulah yang tercipta.
Generasi emas De Rode Duivels yang amat tersohor itu setidaknya mampu memberikan catatan manis yang konkret dengan meraih peringkat ketiga Piala Dunia, prestasi terbaik mereka sejauh ini. Sementara buat Inggris, mereka kembali mengulang kisah 1990 dimana mereka harus puas di posisi keempat. Namun setidaknya Harry Kane masih berpeluang meraih predikat top skor turnamen, mengikuti jejak Gary Lineker.