Timnas Indonesia U-19 asuhan Indra Sjafrie telah melakukan seleksi pada 14 pemain yang selama ini berlatih di luar negeri. Dua di antaranya adalah kakak-beradik Jack Brown dan George Brown. Bagaimana kiprah mereka selama masa seleksi?
Seleksi Timnas U-19 berlangsung selama 5 hari yakni pada tanggal 6-10 April 2017. Bertempat di Lapangan Atang Sutresna, Cijantung, Jakarta Timur, seleksi dilakukan dalam dua tahap.
Pertama, para pemain berlari mengelilingi lintasan atletik stadion sebanyak empat kali. Waktu dan kecepatan para pemain dicatat oleh para pelatih timnas U-19. Kedua, para calon pemain Garuda Jaya tersebut mengikuti sesi internal game yang dilihat langsung oleh Indra Sjafrie. Nantinya, 32 pemain yang lolos seleksi akan diumumkan pada 11 April.
Jack dan George Brown sebenarnya memiliki kesempatan untuk membela timnas junior Inggris, namun mereka lebih memilih untuk mengikuti seleksi bersama timnas junior Indonesia. Hal tersebut diungkapkan oleh Jack karena kecintaannya kepada Indonesia. Selain itu, Jack memang sudah sering bermain bersama timnas junior Inggris. Membela Indonesia tentu menjadi tantangan tersendiri baginya.
Meskipun baru berusia 15 tahun, nama Jack Brown lebih sering didengungkan publik sepak bola nasional ketimbang kakaknya. Wajar, mengingat sederet prestasi yang diraih Jack di Inggris, bahkan Sir Alex Ferguson sempat terkagum padanya dan bertanya “Dari mana kamu berasal?” Ketika Jack menjawab Indonesia, Sir Alex merespon dengan menjawab “Indonesia? Wow that’s interesting.”
Bagaimana dengan George Brown? Seleksi kali ini adalah kesempatan terakhirnya agar terpilih menjadi anggota skuat Garuda Jaya. Usia George akan menginjak 19 tahun November nanti. Akan berat baginya apabila gagal menembus skuat U-19 dan harus bersaing dengan pemain-pemain yang lebih senior di kategori U-23.
Meskipun memiliki bakat besar menjadi pesepak bola handal, penampilan Jack, George, maupun pemain lainnya saat seleksi masih belum memuaskan Indra Sjafrie. Hal utama yang dipermasalahkan oleh coach Indra adalah tingkat VO2 max yang masih rendah.
Indra Sjafrie memang pelatih yang sangat memperhatikan VO2 max para pemainnya. Permainan timnya yang sangat dinamis wajib didukung oleh stamina pemain yang kuat berlari selama 90 menit penuh. Indra Sjafrie menetapkan tingkat VO2 max rata-rata yang dimiliki skuat U-19 saat ini adalah 64, sehingga para pemain tidak boleh memiliki VO2 max jauh di bawah angka 64.
Selain Brown bersaudara, satu nama lain yang mencuat saat seleksi pemain timnas U-19 adalah Charalambos Elias David. Pemain berdarah Yunani ini pernah menimba ilmu di klub asal Tangerang, Villa 2000, dan saat ini tercatat sebagai pemain yang berlatih di Agia Paraskevi FC, salah satu kontestan Liga Yunani.
Performa Charalambos cukup menonjol dalam sesi tes fisik. Ia finis paling depan ketika melakukan lari jarak menengah. Meskipun begitu, Charalambos belum puas dengan hasil tesnya dan berniat menunjukkan performa yang lebih apik.
Bakat yang ditunjukkan Brown bersaudara dan Charalambos tentu membuat kita optimis bahwa Indonesia akan memiliki pemain hebat ketika mereka matang kelak. Namun ada baiknya kita tidak terlalu membebani mereka dengan ekspektasi yang terlalu tinggi karena pasti tidak ada satupun di antara kita yang ingin melihat Syamsir Alam 2.0, bukan?
Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.