Turun Minum Serba-Serbi

7 Pesepak Bola yang Sukses di Studi

Berprofesi sebagai pesepak bola ternyata tidak menghambat beberapa pemain untuk menimba ilmu. Berikut ini beberapa pemain dan mantan pemain sepak bola yang patut diacungi jempol karena menyeimbangkan karier mereka di lapangan hijau dan ruangan kelas:

 

Giorgio Chiellini

Giorgio Chiellini

Ini pemain yang baru saja menyelesaikan studi tingkat master-nya. Di sela-sela kesibukannya memperkuat lini belakang Juventus di Serie A Liga Italia dan Liga Champions, Chiellini masih sempat menempuh studi di University of Turin.

Ia berhak memperoleh gelar Master di bidang Administrasi Bisnis setelah sukses mempresentasikan tesisnya yang berjudul, ‘The Business Model of Juventus Football Club in an International Context”. Topik itu pastilah sangat dikuasainya, mengingat Chiellini sudah memperkuat Juventus sejak tahun 2005.

 

Vincent Kompany

Ketika masih berusia remaja, kapten Manchester City ini menolak banyak tawaran dari klub-klub besar Eropa demi menyelesaikan studinya di Belgia. “Saat itu saya tak bisa pindah ke mana-mana sebelum menyelesaikan studi saya,” kata Kompany. Ketika akhirnya menyelesaikan studi tingkat sarjananya (setara S1) di salah satu universitas di Brussels, barulah ia menerima tawaran untuk pindah ke Jerman bersama Hamburg SV.

Kompany masih melanjutkan studinya ke tingkat Master di Manchester Business School, dan sudah hampir dalam tahap akhir. “Saya selalu ingat saya bermain di pertandingan besar dengan ditonton ribuan penonton. Pada jam 8 pagi keesokan harinya, saya sudah berada di dalam kelas bersama teman-teman kampus saya,” sambungnya.

Mungkin semua ilmu yang dipelajarinya itulah yang diterapkannya ketika membuka sports bar di Brussels yang diberi nama ‘Good Kompany’.

 

Glen Johnson

Kita boleh lupa pada pemain yang satu ini, sejak ia meninggalkan Liverpool untuk memperkuat klub kecil, Stoke City. Namun, Glen Johnson sendiri sudah cukup terkenal sebagai pemain yang juga berprestasi di bidang akademik.

Studi yang ditekuninya membuat orang-orang tercengang, yaitu matematika! Johnson meluangkan waktunya untuk menjadi peserta program studi matematika di Open University, sebuah institusi yang mengembangkan metode pembelajaran jarak jauh.

“Prestasi saya di matematika lumayan bagus, tapi saya terus-terusan berpikir tentang sepak bola. Guru saya sering memarahi saya, dan bilang bahwa saya tak akan mencapai apa-apa. Saya hanya membulatkan tekad, baiklah akan saya buktikan,” tutur Johnson sambil tertawa.

 

Juan Mata

Juan Mata adalah salah satu pemain yang sukses memenangi gelar juara Liga Champions, Liga Europa, Piala Dunia dan Piala Eropa. Kariernya di Liga Inggris juga lumayan mentereng, memenangi berbagai gelar juara bersama dua klub besar, Chelsea dan Manchester United.

Maka, orang-orang cukup respek ketika Mata mengungkapkan bahwa ia sedang menjalani kuliah di Universidad Camilo Jose Cela di Madrid. Bukan hanya satu, tapi dua program studi sekaligus! Ia sedang menekuni bidang Marketing dan Sports Science.

“Saya terus-terusan menjaga kontak dengan tutor saya via surel,” jawab Mata pendek ketika ditanya bagaimana ia menjalani studi dan karier sebagai pesepak bola secara bersamaan.

 

Oliver Bierhoff

Jika Anda sempat menyaksikan Oliver Bierhoff bermain, beruntunglah Anda. Penyerang Jerman ini memiliki kemampuan mencetak gol dengan kepala yang sangat tajam. Sebelum menjalani karier yang sukses bersama AC Milan, ia lebih dulu menjadi penentu kemenangan Jerman di final Piala Eropa 1996.

Di luar lapangan, Bierhoff memperoleh gelar bachelor degree in economics dari Fern Universität Hagen. Mungkin intelejensinya itulah yang membuatnya dipercaya menjadi manajer tim nasional Jerman yang memenangi Piala Dunia 2014 lalu.

Selain itu, Bierhoff juga memperoleh pujian ketika menjadi salah satu public figure yang mendukung petisi surat kabar Bild yang menentang kelompok anti-Islam PEGIDA.

 

Socrates 

Kita semua mungkin terlalu muda untuk menyaksikan kehebatan Socrates di lapangan. Ia merupakan kapten tim nasional Brazil di dua edisi Piala Dunia (1982 dan 1986) dan Copa America (1979 dan 1983).

Gelandang menyerang yang pernah memperkuat Corinthians, Fiorentina dan Santos ini rajin menulis kolom di berbagai surat kabar dan majalah, dengan tema olahraga, politik dan ekonomi. Ia lalu membuat seluruh dunia terkagum-kagum ketika beralih profesi menjadi seorang dokter yang berpraktek di Ribeirao Preto. Lebih mengagumkan lagi, ternyata sekolah kedokteran diselesaikannya ketika masih aktif bermian sepak bola!

Ketika Socrates meninggal dunia pada tahun 2011, seluruh Brazil pun merasa kehilangan.

 

Edwin Van der Sar

Mantan penjaga gawang Ajax Amsterdam, Juventus, Fulham dan Manchester United ini baru menekuni studinya setelah hampir dua dekade berkarier sebagai pesepak bola. Ia mengambil studi yang cukup bergengsi, yaitu International Master of Sport Management.

Hasil studi Van der Sar terbukti bermanfaat bagi karier purnabaktinya. Peraih gelar Liga Champions bersama Ajax dan Manchester United ini sekarang disibukkan oleh jabatannya sebagai direktur marketing Ajax.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.