Tak terasa, sepuluh tahun sudah Alberto ‘Beto’ Goncalves merumput di Indonesia. Pemain kelahiran Brasil ini sedang berharap-harap cemas menunggu usulan pergantian paspornya menjadi warga negara Indonesia. Menyambut ulang tahun penyerang licin dan tajam ini yang ke-37, mari kita lihat perjalanan karier Beto di Tanah Air.
Lahir di Belem, Brasil, Beto memulai karire di klub kota kelahirannya, Sport Belem pada 1999. Setelah itu ia berpindah-pindah dari satu klub ke klub lain, yaitu Vila Rica, Sao Raimundo, hingga Juventude. Selama sewindu, ia hanya berpindah-pindah klub-klub dengan reputasi kecil di negerinya Pele tersebut.
Sadar talenta Brasil berjumlah ribuan, ia memutuskan untuk mengadu peruntungan di belahan bumi lain, yaitu Asia Tenggara. Beto pertama kali menginjakkan kakinya Indonesia pada tahun 2007. Saat itu, ia langsung menjadi andalan Persipura Jayapura. Meski baru kali pertama kali bermain di Indonesia, Beto langsung beradaptasi tanpa kesulitan.
Pada musim pertamanya bersama Persipura Jayapura, Beto hanya sanggup membawa Mutiara Hitam sebagai runner-up Copa Indonesia. Namun, di situlah namanya mulai dikenal. Ia berhasil meraih gelar pribadi sebagai top skor ajang tersebut dengan koleksi 6 gol. Sukses itu akhirnya berlanjut ke musim selanjutnya.
Persipura sukses meraih gelar juara Indonesian Super League (ISL) pada musim 2008/2009. Semusim kemudian, prestasi tersebut nyaris diulanginya meski klub kebanggaan Papua tersebut hanya sanggup finis sebagai runner-up pada musim 2009/2010. Sayang, pada akhir 2010 ia mengalami cedera yang membuatnya pulang ke Brasil untuk memulihkan fisiknya.
Beto baru kembali ke Indonesia pada pertengahan ISL musim 2010/2011. Kali ini, ia bergabung dengan Persijap Jepara. Meski sempat diragukan, Beto menjadi pujaan warga Jepara dengan koleksi 14 golnya dalam setengah musim.
Penampilan tersebut kembali menarik minat mantan klubnya, Persipura. Ia lagi-lagi hanya membawa Mutiara Hitam finis di posisi kedua pada kesempatan keduanya di klub tersebut. Namun kali ini, kiprah Beto lebih manis. ia sukses meraih gelar pencetak gol terbanyak ISL musim 2011/2012 dengan torehan 25 gol.
Pada musim selanjutnya, Beto bergabung bersama Arema Cronus. Ketajamannya ternyata sama sekali tidak menurun meski usianya sudah melewati kepala tiga. Ia mencetak 11 gol untuk Singo Edan sepanjang musim 2014.
Ketika kompetisi Indonesia dihentikan akibat sanksi FIFA, Beto sempat hijrah ke Malaysia untuk membela Penang FA. Ketajamannya ternyata hanya terbilang manjur di Indonesia sehingga pria yang mempersunting wanita Indonesia ini memutuskan kembali ke Tanah Air.
Sriwijaya FC yang sedang membutuhkan ujung tombak akhirnya meminang pemain bertinggi badan 175 sentimeter ini. Ia menunjukkan performa cukup apik saat berseragam Laskar Wong Kito selama gelaran Torabika Soccer Championship (TSC) 2016. Ia bahkan sempat tampil menggila dengan mencetak empat gol dalam satu pertandingan pada saat timnya membantai PS TNI pada Agustus 2016 lalu.
Ia sukses membawa Sriwijaya TSC finis di posisi empat klasemen akhir. Namun, penampilan klub kebanggaan masyarakat Palembang itu merosot tajam pada Go-Jek Traveloka liga 1 2017 dengan finis di posisi 11 klasemen. Untungnya, pemain kelahiran 31 Desember 1980 ini masih dicintai publik Palembang berkat gol-golnya. Meski usianya sudah menginjak 36 tahun, ia masih subur dan menyumbang 22 gol.
Kini, ia menjadi salah satu pemain asing yang sedang diusulkan untuk memperoleh kewarganegaraan Indonesia. Bagaimanapun hasilnya nanti, Beto akan tetap diandalkan Sriwijaya FC untuk kembali berjaya di kompetisi kasta teratas Indonesia.
Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.