Eropa Spanyol

Sejarah Starting Eleven Granada

Pertandingan Granada melawan Real Betis pada 17 Februari 2017, atau pekan ke-23 Liga Spanyol, mencatat sejarah tersendiri. Untuk pertama kalinya dalam sejarah sepak bola Spanyol, sebuah tim melakukan kick-off dengan sebelas pemain berkewarganegaraan berbeda-beda.

Lucas Alcaraz, pelatih yang mengambil alih kursi kepelatihan Granada dari Paco Jemez, memang hanya memasang satu orang pemain lokal Spanyol. Sepuluh pemain starter lainnya merupakan sepuluh pemain internasional dengan daerah asal berbeda-beda. Selain mencatat sejarah unik tersebut, pertandingan ini juga berakhir manis karena Granada sukses menggasak Real Betis dengan skor 4-1.

Berikut ini starting eleven Granada melawan Real Betis (formasi 5-3-2):

Guillermo Ochoa (Meksiko) – penjaga gawang.

Satu dari sedikit nama familiar di skuat Granada musim ini. Penjaga gawang Meksiko ini mulai terkenal sejak penyelamatan hebatnya di Piala Dunia 2014 melawan Brazil. Setelah pindah ke Liga Spanyol bersama Malaga, karirnya mulai tersendat. Ia kalah bersaing dari Idriss Kameni, sehingga untuk musim ini ia terpaksa menerima tawaran peminjaman semusim dari Granada.

Sverrir Ingi Ingason (Islandia) – bek tengah.

Bek bertubuh tinggi besar ini merupakan bagian skuat Islandia yang mencuri perhatian di Piala Eropa 2016 lalu. Ia baru direkrut di bursa transfer Januari 2017 dari klub Belgia, Lokeren. Granada bisa menjadi batu loncatan yang bagus mengingat usianya masih terbilang muda, 23 tahun,

Gaston Silva (Uruguay) – bek tengah.

Silva adalah pemain masa depan Uruguay yang entah mengapa terabaikan di skuat Torino. Pemain berusia 22 tahun ini dipinjam Granada selama setahun dan sekarang mulai menjadi pilihan utama Alcaraz di jantung pertahanan.

Martin Hongla (Kamerun) – bek tengah

Pemain belakang asal Kamerun ini adalah pemain termuda di skuat Granada. Ia baru dipromosikan dari Granada B oleh pelatih Lucas Alcaraz di paruh kedua musim 2016/2017. Sepertinya pemain berusia 18 tahun ini memang masih kurang pengalaman, mengingat ia bertanggung jawab atas satu-satunya gol Real Betis yang dicetak oleh Petros dos Santos.

Dimitri Foulquier (Prancis) – bek kanan.

Di usianya yang terbilang muda, 23 tahun, Foulquier sudah dipercaya Alcaraz untuk mengemban kepercayaan sebagai kapten. Lebih spesial lagi karena ia menjadi kapten bagi sebelas pemain dengan kewarganegaraan berbeda. Mantan pemain belakang Rennes ini memang sudah setia di Granada sejak tahun 2013.

Hector ‘Litri’ Hernandez (Spanyol) – bek kiri.

Satu-satunya pemain asal Spanyol di starting eleven Granada melawan Real Betis. Pemain yang memasang nama ‘Litri’ di punggungnya ini baru didatangkan pada akhir bursa transfer Januari 2017. Jarang dipasang oleh Real Sociedad, Litri berusaha mencuri perhatian Alcaraz untuk dikontrak permanen.

Uche Agbo (Nigeria) – gelandang kanan.

Pemain asal Nigeria berusia 22 tahun ini bisa dibilang milik keluarga Pozzo. Karirnya di Eropa dimulai di Udinese, lalu dipinjamkan ke Granada B hingga akhirnya sukses menembus tim utama Granada. Setelah penampilannya lumayan matang, ia dikontrak permanen oleh Watford. Namun, karena masih dibutuhkan di Los Carmenes, Uche pun kembali merumput di Granada sejak tahun 2016 lalu.

Wakaso Mubarak (Ghana) – gelandang tengah.

Wakaso adalah ‘orang lama’ di Liga Spanyol. Ia pernah merumput di Elche, Villarreal, Espanyol dan Las Palmas. Petualangannya juga cukup luas, dari Rubin Kazan di Liga Rusia, ia sempat mencicipi Liga Skotlandia bersama Glasgow Celtic hingga akhirnya dikontrak permanen oleh Panathinaikos pada 2016 lalu. Karirnya di Liga Yunani sepertinya tak berjalan lancar, hingga akhirnya ia dipinjam Granada di pertengahan musim.

Andreas Pereira (Brazil) – gelandang kiri.

Ini adalah nama yang familiar bagi pendukung Manchester United. Pemain berusia 21 tahun asal Brazil ini dipinjam selama satu musim dari Manchester United, dan menjadi salah satu penampil terbaik Granada musim ini. Gol ketiga ke gawang Real Betis adalah buktinya. Sayang, di pertandingan melawan Real Betis, ia harus diusir wasit karena bersitegang dengan Matias Nahuel.

Mehdi Carcela-Gonzalez (Maroko) – penyerang.

Carcela lahir dan besar di Belgia, tapi akhirnya memilih bermain untuk tim        nasional Maroko. Ia adalah satu dari sedikit ‘transfer serius’ Granada, yang berstatus kontrak permanen, bukan pinjaman. Pengalamannya di Benfica sukses diteruskannya di Liga Spanyol, dan gol pembuka pesta Los Nazaries pun tercipta dari kreasinya.

Adrian Ramos (Kolombia) – penyerang.

Penyerang tim nasional Kolombia ini berusaha mengembalikan ketajamannya yang sempat hilang sejak pindah ke Borussia Dortmund. Keputusannya untuk pindah dengan status pinjaman dari klub Jerman tersebut memang tepat. Dua golnya ke gawang Real Betis tercipta secara berkelas. Para pengamat memperkirakan kebangkitan Granada akan ditentukan oleh sejauh mana Ramos bisa menjaga konsistensi.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pecinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.