Situasinya begini. Anda pemain berkualitas, dan dianggap sebagai salah gelandang terbaik di Serie A Italia. Anda bisa memperkuat timnas Italia dan dengan senang hati menyambut kesempatan tersebut. Namun, pelatih timnas saat ini mengacuhkan Anda, bahkan ketika Gli Azzuri bermain sangat buruk dan kualitas Anda bisa memberi perbedaan.
Situasi tak mengenakkan tersebut yang tengah dirasakan Jorginho, gelandang Napoli kelahiran Brasil. Jorginho memang lahir di Brasil, tepatnya di daerah pesisir bernama Imbituba, bagian dari Santa Catarina. Namun, mantan pemain Hellas Verona tersebut sudah lebih dari satu dekade bermain di Italia. Artinya, Jorginho sudah memenuhi syarat untuk memperkuat Italia.
Sayangnya, pelatih timnas Italia, Giampiero Ventura justru mengacuhkan Jorginho, bahkan ketika timnas tengah dilanda badai cedera. Beberapa gelandang Italia harus dicoret ketika Italia menjamu Makedonia dalam lanjutan babak penyisihan Piala Dunia 2018.
Sebelum pertandingan, Daniele De Rossi dan Lorenzo Pellegrini, keduanya dari AS Roma, harus dicoret karena cedera ketika Roma melawan AC Milan. Keduanya menyusul Marco Verratti, pemain Paris Saint-Germain dan gelandang Juventus, Claudio Marchisio yang sebelumnya sudah menepi karena cedera. Meski sudah empat pemain absen karena cedera, masih tak ada kesempatan untuk Jorginho.
Ventura justru memanggil gelandang Atalanta, Bryan Cristante, dan Roberto Gagliardini dari Internazionale Milano. Sebuah keputusan yang membuat gerah para pendukung timnas, dan terutama Jorginho sendiri. Keputusan Ventura tersebut semakin terlihat salah ketika Italia bermain sangat buruk dan ditahan imbang Makedonia dengan skor 1-1.
Lini tengah Italia tak kreatif, dan justru menyulitkan tim untuk berkembang. Di tengah situasi ini, keberadaan Jorginho tentu sangat dibutuhkan. Apakah Ventura alergi dengan sosok oriundi? Oriundi adalah sebutan bagi imigran yang tidak lahir di tanah Italia, namun sudah lama tinggal di negara ini atau punya darah Italia sehingga bisa memperkuat timnas.
Italia pernah memainkan Eder Citadin Martins, penyerang Internazionale kelahiran Brasil di Piala Eropa 2016 yang lalu. Mengapa Jorginho, yang juga kelahiran Brasil tak bisa mendapatkan kesempatan yang sama? Patut dicatat, baik Eder maupun Jorginho memperkuat Italia ketika Antonio Conte masih duduk sebagai pelatih.
Betul, Jorginho pernah dua kali bermain untuk timnas Italia senior ketika melakoni uji tanding dengan Spanyol dan Skotlandia di awal 2016 yang lalu. Conte melihat potensi Jorginho di lini tengah dan memberinya kesempatan. Mengapa Ventura tidak? Apakah Ventura terlalu arogan untuk memainkan pemain bukan asli Italia?
Pintu timnas Brasil
Tidak mendapatkan kepercayaan dari Ventura, tersiar kabar bahwa Jorginho mempertimbangkan bermain untuk timnas Brasil, memperkuat “tanah kelahirannya”. Ya, kesempatan itu masih terbuka lebar, meski Jorginho sudah dua kali memperkuat timnas Italia senior. Seperti dilansir Goal, kedua pertandingan Italia tersebut bukan pertandingan kompetitif FIFA sehingga tidak mengikat Jorginho.
“Sebagai orang Brasil, saya harap Jorginho akan bermain untuk timnas Brasil. Jika Italia tidak memanggil dirinya, saya harap timnas negara saya memanggil dirinya. Jika panggilan itu datang, maka keputusan akan berada di tangan pemain,” ungkap Joao Santos, agen Jorginho, ketika timnas Italia diumumkan.
Sementara itu, pelatih timnas Brasil, Tite, disebut terus mengikuti perkembangan nasib Jorginho. Disebutkan bahwa Tite akan dengan senang hati memberi kesempatan kepada Jorginho di laga-laga penyisihan Piala Dunia 2018. Jika pemanggilan itu terjadi dan si pemain menerimanya, Jorginho akan resmi “menjadi pemain Brasil”.
Tite sendiri dikabarkan akan menonton langsung laga Manchester City melawan Napoli pada tanggal 18 Oktober 2017 dalam tajuk lanjutan babak penyisihan grup Liga Champions. Jika kabar kehadiran Tite benar adanya, maka Italia tengah menghadapi risiko kehilangan memiliki salah satu playmaker terbaik di kompetisinya sendiri.
Ya, Jorginho adalah satu dari sedikit pemain yang bisa membuat Radja Nainggolan kelelahan. Jorginho, yang pergerakannya sangat sederhana dan jarang berlari di area yang luas, justru bisa sangat merepotkan Radja, pemain AS Roma dengan stamina mumpuni. Radja sempat menyebutkan bahwa ia dibuat kelelahan oleh jangkauan umpan dan pergerakan Jorginho yang sangat efektif. Apakah Italia mau kehilangan pemain seperti itu?
Jika Italia, dalam hal ini Ventura, memang akan terus menganaktirikan Jorginho, maka Brasil yang akan mendapatkan berkah. Jorginho akan menambah kekuatan lini tengah Brasil yang sudah diisi Casemiro, Paulinho, dan Renato Augusto. Kombinasi kekuatan fisik dan kreativitas itu, akan mendapatkan penyeimbang lini tengah kelas elite di dunia, Jorginho.
Maka bisa dibayangkan, apabila kelak Italia bertemu Brasil di Piala Dunia, jika Italia lolos dari babak play-off, Jorginho akan menjadi mimpi buruk. Ia bisa membongkar dua hingga tiga lini lawan dengan satu umpan vertikal sederhana. Sikap “melepas” Jorginho bisa sangat merugikan Ventura. Bisa jadi, dengan kekalahan demi kekalahan, justru Ventura yang “dilepas” oleh timnas Italia.
Yang pasti, saat ini, Jorginho seperti menjadi anak tiri bagi Gli Azzurri. Dan di seberang benua sana, menanti sebuah “rumah” yang diidamkan Jorginho.
Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen