Eropa Inggris

Jika Legenda Liverpool dan MU Dikumpulkan di Satu Tim

Liverpool dan Manchester United, dua klub sarat sejarah di Liga Inggris, malam ini (19/1) berjumpa di Anfield di game week 23, pukul 23.30 WIB.

Meski tak lagi bertarung di papan atas, tapi pertemuan kedua klub ini tetap menarik ditonton, karena memiliki sisi historis yang tinggi. Sudah tak terhitung berapa legenda lapangan hijau yang dihasilkan The Reds dan The Red Devils.

Jelang pertandingan Super Sunday ini, Football Tribe Indonesia mengumpulkan campuran 11 pemain dari legenda kedua kubu. Siapa saja yang masuk ke tim pilihan kami? Geser slideshow di bawah ini untuk melihatnya!

BACA JUGA: Liverpool Mulai Sering Win Ugly

Kiper: Edwin van der Sar

Kiper asal Belanda ini tiba di Old Trafford dari Fulham pada Juli 2005, dengan mahar hanya 4 juta euro! Sebuah pembelian murah meriah yang berdampak besar bagi MU, karena berujung empat trofi EPL, dan satu piala Liga Champions. Sebagai deputi, Jerzy Dudek layak mendapat tempat untuk melapis van der Sar.

Bek kanan: Gary Neville

Dari semua bek legendaris Liverpool dan MU di era 2000-an, tak ada yang lebih setia dari Gary Neville. MU adalah satu-satunya klub Neville selama ia bermain, dengan tak kurang dari 400 jumlah penampilan. Untuk pelapis, kami memilih Denis Irwin yang berseragam The Red Devils di tahun 1990-2002.

Foto: Getty Images

Bek tengah: Jamie Carragher

Petarung sejati di lini belakang, dan pemain setia di Liverpool. Sejak karier juniornya sampai pensiun, tak sekalipun Carra meninggalkan The Reds yang dibelanya dari 1996-2013. Di bangku cadangan, Sami Hyypia layak menjadi pelapis Carragher.

Foto: Getty Images

Bek tengah: Rio Ferdinand

Tandem Carra di lini belakang tim ini juga pria setia. Dia adalah Rio Ferdinand, yang berseragam Manchester United selama 12 tahun dari 2002 sampai 2014. Untuk melapis Ferdinand, Nemanja Vidic duetnya di MU dulu kami pilih untuk satu tempat di bangku cadangan.

Foto: Getty Images

Bek kiri: John Arne Riise

Kokohnya Gary Neville di sisi kanan, kami imbangi dengan gaya ofensif Riise di sisi kiri. Bek sayap yang terkenal dengan tendangan geledeknya ini selama tujuh tahun membela Liverpool, dan ikut menjuarai Liga Champions 2004/2005. Di bench, kami memilih Patrice Evra yang seimbang dalam bertahan dan menyerang.

Foto: Getty Images

Sayap kanan: David Beckham

Bicara tentang sayap kanan MU, tak afdol rasanya kalau tidak menyertakan nama David Beckham. Anggota Class of '92 ini juga sangat identik dengan nomor punggung 7-nya. Di tim ini Beckham di-backup oleh Steve McManaman yang bisa ditempatkan di kanan maupun kiri.

Foto: Getty Images

Gelandang: Steven Gerrard

Sulit memilih antara Steve G atau Roy Keane di posisi ini. Mereka sama-sama kapten, dan sama-sama gelandang legendaris di timnya masing-masing. Tapi keputusan harus dibuat, dan kami memilih Gerrard di tim inti, sedangkan Keane jadi cadangannya.

Gelandang: Paul Scholes

Untuk peran gelandang kreatif, kami percayakan pada Paul Scholes. Saking krusialnya peran Scholes, ia sampai dipanggil MU lagi dari masa pensiunnya di tahun 2012. Di bangku cadangan, Xabi Alonso kami pilih jadi Plan B jika Scholes mengalami kebuntuan.

Sayap kiri: Ryan Giggs

Kalau Beckham sangat ikonik di sisi kanan, maka Giggs sangat identik dengan sisi kiri Setan Merah. Sang Penyihir dari Wales bukan hanya salah satu sayap terbaik sepanjang masa di MU, tapi juga di Liga Primer Inggris! Sebagai deputi, Luis Garcia yang kini tergabung di Liverpool FC Legends layak dikedepankan.

Foto: Getty Images

Penyerang: Ruud van Nistelrooy

Ruudtje dikenal sebagai pesepak bola yang buruk, tapi pencetak gol yang ulung. Tak kurang dari 95 gol ia gelontorkan, selama lima musim mengenakan lambang MU di dada. Untuk melapis target man sekelas Nistelrooy, hanya Ian Rush yang insting golnya setara dengan sang juru gedor Belanda.

Foto: Getty Images

Penyerang: Michael Owen

Dengan adanya target man seperti Nistelrooy, maka dibutuhkan penyerang yang bisa membuka ruang dan punya kecepatan. Pilihan kami jatuh ke Michael Owen, yang juga pernah bermain di MU. Kalau Owen buntu, Eric Cantona bisa jadi solusi dari pinggir lapangan.

Foto: Getty Images