Dukungan dari suporter atau fans untuk sebuah klub sepak bola tentunya menjadi hal yang sangat penting. Sebuah klub sangat membutuhkan berbagai macam bentuk dukungan dari para suporternya, entah itu datang ke stadion, meyaksikan lewat layar kaca, membeli merchandise original, memberi dukungan lewat media sosial, membentuk organisasi fans untuk bertukar pendapat.
Dukungan pun juga bisa berupa berbentuk doa-doa yang terselip kecil dalam sebuah ibadah manusia kepada Tuhan untuk klub kecintaan yang selalu disemogakan.
Sebuah fans klub sepak bola tidak hanya berada dalam lingkungan tersebut, bisa jadi berbeda tempat bahkan hingga berbeda negara atau mungkin benua. Untuk fans yang berada di lain negara atau benua, mendukung dari jarak jauh adalah sebuah hal yang membahagiakan sekaligus menyedihkan.
Mungkin dukungan yang bisa dilakukan hanya berbentuk tulisan penyemangat, keluh kesah di media sosial, hingga sebuah doa. Beruntung bagi orang yang mempunyai rezeki lebih, mereka bisa merasakan atmosfer tim kecintaan dengan datang langsung ke stadionnya.
Baca juga: Liverpool FC: Cinta yang Tak Bersyarat
Berbicara fans berbeda negara, Liverpool FC memiliki jumlah fans yang sangat banyak tersebar di seluruh dunia, salah satunya di Indonesia. Hampir di seluruh Indonesia ada banyak perkumpulan fans Liverpool FC, entah yang resmi atau tidak. Salah satunya di kota kecil paling barat dari Yogyakarta yaitu Kulon Progo.
Beratus ribu kilometer dari Anfield Stadium, di kota yang masih belum ramai ini sebuah komunitas fans Liverpool terbentuk. Jangan berpikiran dulu bahwa ini adalah organisasi yang besar, wong berlabel resmi saja tidak.
Liverpool fans Kulon Progo berdiri pada tahun 2015. Komunitas ini berdiri karena keresahan ketika menonton Liverpool yang selalu sendiri. Sebenaranya Liverpool fans Kulon Progo bisa saja ikut bergabung nobar dengan Bigreds Regional Jogja, namun jarak yang jauh kembali menjadi masalah untuk setidaknya merasakan serunya menonton beramai-ramai.
Pada akhirnya Liverpool fans Kulon Progo terbentuk dengan inisiatif kerabat dekat. Bila ditanya apa kontribusi dari kami fans berbeda benua, maka kami akan mengatakan dengan tegas “mungkin ada mungkin tidak ada”. Kami fans biasa yang berbeda benua hanya bisa menyaksikan lewat layar kaca, menulis dukungan di media sosial, hingga marah-marah di dunia maya ketika tim yang kita dukung kalah atau bermain buruk.
Baca juga: Inikah Musimnya Liverpool?
Jika saya boleh menyimpulkan, maka bisa dibilang dukungan kami sebagai fans berbeda benua adalah dukungan senyap. Namun sesenyap apapun dukungan itu mungkin bisa sangat penting dan berarti bagi sebuah klub itu.
Mungkin komentar dan tulisan kita di media sosial tidak akan direspon oleh pihak klub atau para pemain klub tersebut, namun bisa saja dukungan senyap kita dari kejauhan menjadi doa yang yang terkabulkan. Yang saya tahu, sesuatu yang kita lakukan tidak ada yang sia-sia selama itu positif bentuknya.
Selamat untuk fans yang bisa mengunjungi stadion klub kecintaanmu, dan semoga kita bisa menyusul untuk yang belum diberi kesempatan.
*Penulis bisa dijumpai di akun Twitter @ahmadsyaifudd1n