Cerita

Tribe Talk Edisi Alexandre Gama

Football Tribe kembali menghadirkan fitur Tribe Talk, wawancara eksklusif bersama pemain, pelatih, rekan jurnalis dan suporter di seluruh Asia.

Setelah kemarin menayangkan edisi Indra Sjafri, kali ini kami berkesempatan untuk berbincang bersama pelatih asal Brasil yang menangani sang juara bertahan Piala AFF U-22. Siapa dia? Simak Tribe Talk dengan Alexandre Gama berikut ini.

Football Tribe (FT): Bagaimana perasaan Anda ditunjuk sebagai pelatih Timnas U-23? Apa yang membuat anda berani menerima tawaran ini?

Alexandre Gama (AG): 15 hari sebelum final Piala FA Thailand 2018 pihak federasi memanggil saya dan beberapa kandidat lainnya sebagai calon pelatih kepala U-23. 10 hari kemudian pihak federasi resmi menunjuk saya. Jelas saya berterima kasih atas kepercayaan ini. Ada banyak kompetisi tahun ini dan saya lihat banyak potensi di liga.

FT: Bagaimana atmosfer yang anda rasakan saat menangani timnas untuk pertama kali? Jelas berbeda dengan saat menangani Buriram dan Chiangrai bukan?

AG: Rasanya jelas berbeda, apalagi para pemain datang berasal dari berbagai klub dengan filosofi dan cara latihan berbeda. Saya harus banyak melakukan kontak dengan mereka dalam berbagai aspek. Saat pertama kali tiba saya selalu mengoptimalkan waktu berlatih dengan mereka, karena saya orang yang suka di lapangan latihan setiap hari.

FT: Apakah ada kendala dalam pemanggilan pemain?

AG: Ya karena turnamen ini tidak digelar dalam kalender resmi FIFA tidak mudah untuk mencari pemain. Dari 38 nama yang saya siapkan hanya 10 yang dilepas oleh klub, jadi saya cari pemain dari timnas U-18, U-19 dan U-20 untuk melengkapinya. Apalagi ini penting karena program yang saya rancang berkesinambungan dari Piala AFF U-22 ke Piala Asia U-23 2020, 2019 juga waktu yang tepat untuk menyiapkan tim di Olimpiade.

FT: Sayangnya banyak pendukung masih kecewa dengan penampilan tim U-23 di Piala Asia U-23 2018 di Cina dan Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang. Apa pesan anda untuk pendukung jelang Piala AFF U-22 2019 mendatang?

AG: Ini merupakan waktu yang tepat untuk tim U-23, dan kami butuh dukungan para penonton. Kini kami berada di siklus yang baru dengan pemain dan staf baru, saya harap para pendukung tetap mendukung kami. Saya datang ke sini untuk satu alasan, untuk menang.

FT: Jadi apa target anda di Piala AFF U-22 2019 bersama timnas Thailand?

AG: Saya tak ingin berekspektasi terlalu banyak karena dari 38 pemain yang saya panggil tidak semua dapat dilepas klub. Lain halnya jika semua bisa berjalan sesuai rencana tentu kami bisa juara. Tapi kini situasinya berbeda karena banyak pemain U-18, U-19 dan U-20 di dalam tim. Saya harap fans mengerti dengan situasi ini.

Master Mind asal Brasil, sang penakluk Thailand

Pelatih berusia 51 tahun kelahiran Rio de Janeiro ini bisa dibilang telah menaklukan liga Thailand selama kurang lebih lima musim bersama Buriram United dan Chiangrai United dengan raihan dua gelar Thai League 1, dua gelar Piala FA Thailand dan satu gelar Piala Liga Thailand.

Kini ia berharap mampu menorehkan cerita indah lainnya di level timnas. Di awal wawancara bahkan ia sempat berkelakar bahwa ia akan dipanggil (oleh federasi) sebagai pelatih timnas senior. Namun di level U-23 ini eks pelatih tim muda Fluminense ini tetap ingin mengharumkan sepak bola Thailand.

Pasalnya dari 38 nama yang ia persiapkan banyak pemain yang menjadi tulang punggung klub di Thai League 1. Meski Thailand berstatus tuan rumah Piala Asia U-23 2020 mereka tetap menjalani laga kualifikasi Maret nanti dan menganggapnya sebagai uji coba yang pas.

“Seperti yang saya bilang, di generasi ini banyak pemain berkualitas. Saya tidak akan menyebutkan spesifik satu-dua nama, yang jelas saya ingin punya tim yang terdiri dari pemain-pemain berkualitas dan tetap bermain sebagai satu tim,” ujarnya menyudahi wawancara.