Eropa Jerman

Bom Waktu Domenico Tedesco bersama Schalke di Bundesliga

Kompetisi kasta tertinggi sepak bola Jerman atau yang akrab kita sebut Bundesliga, sudah memasuki spieltag ke-5. Bayern Muenchen masih bertengger di puncak klasemen sementara walaupun tertahan imbang oleh Augsburg di kandangnya dengan skor 1-1. Tak mengherankan, Die Roten selama 6 musim terakhir menguasai sepenuhnya Bundesliga tanpa halangan berarti dari rivalnya.

Apa yang dialami juara bertahan Bayern Muenchen berbeda 180 derajat dengan runner-up Bundesliga musim lalu, FC Schalke. The Royal Blues, julukan Schalke, secara mengejutkan masih tertahan di posisi dasar klasemen. Bukan hanya itu, Schalke menjadi satu-satunya tim di lima liga top Eropa (LaLiga, Liga Primer Inggris, Serie A, Bundesliga, dan Ligue 1), yang sejauh ini belum mendapatkan satupun poin. Itu karena Schalke menelan lima kekalahan beruntun.

Terbaru pada spieltag ke-5, Schalke menderita kekalahan atas Freiburg di kandangnya dengan skor tipis 1-0. Rentetan hasil negatif tim asuhan Domenico Tedesco di Bundesliga musim ini memang bukan pertama kalinya dialami. Pada musim 2016/2017, Schalke yang saat itu dilatih Markus Weinzierl memulai Bundesliga dengan tanpa meraih satupun poin pada empat spieltag awal. Pada musim tersebut Schalke mengakhiri liga di posisi ke-10

Ditinggal pemain potensialnya, Leon Goretzka yang hijrah ke Bayern Muenchen, Thilo Kehrer ke Paris Saint-Germain (PSG), dan Max Mayer yang pergi dengan status bebas transfer ke Crystal Palace, memang memengaruhi performa Schalke musim ini.

Suat Serdar yang diboyong dari Mainz, Sebatian Rudy dari Bayern Muenchen, Mark Uth dari Hoffenheim, dan Salif Sane dari Hannover, sebagai pemain yang direncanakan mampu menambal dan menambah kekuatan skuat pun belum menunjukan permainan terbaiknya.

Mantan pemain Bayern Muenchen dan Liverpool, yang kini menjadi pundit di SkySports, Dietmar Hamann, angkat bicara mengenai performa Schalke di Bundesliga musim ini. Tepatnya ketika The Royal Blues tunduk dari Hertha Berlin pada spieltag ke-2.

“Mereka (Schalke) memiliki banyak kekurangan. Saya sangat mengkhawatirkan Schalke, mereka sangat tidak berbahaya seperti musim lalu, dan saya tidak tahu dari mana perbaikan itu akan datang. Tedesco (pelatih Schalke) memiliki banyak pekerjaan untuk memperbaiki semuanya saat ini” ujar Hamann.

Baca juga: Mengenal Domenico Tedesco, Pelatih Muda yang Siap Mengguncang Dunia

Dilansir dari media Jerman, DW, melalui jurnalisnya Matt Ford, mengungkapkan apa yang dialami Schalke musim ini hanya kesalahan kecil di awal dan memang membutuhkan waktu.

“Dua kekalahan awal Schalke bukan sebuah kepanikan. Fokus Schalke musim ini bukan menyamai bahkan melebihi pencapaian musim lalu (runner-up), tetapi bagaimana mereka (Schalke) harus konsisten di posisi empat besar yang notabene adalah zona Liga Champions. Ini hanya awal yang salah bagi Schalke, mereka membutuhkan waktu, tidak lebih” ujarnya.

Sorotan pada Domenico Tedesco di Schalke kali ini berbeda dengan musim lalu. Pelatih berusia 33 tahun tersebut memang adalah fenomena di musim 2017/2018, karena mampu membawa Schalke finis di peringkat ke-2 Bundesliga di bawah Bayern Munchen. Tedesco sendiri terikat kontrak bersama Schalke hingga Juni 2022. Namun, apabila pelatih berusia 33 tahun itu tidak mampu membuat perubahan, suara sumbang suporter Schalke untuk segera mendepaknya akan semakin kencang.

Pada spieltag ke-6 yang akan digelar akhir pekan ini, Schalke akan bertandang ke Esprit Arena, kandang tim promosi Fortuna Dusseldorf. Tentu, kemenangan menjadi harga mati bagi The Royal Blues untuk memperbaiki psikis pemain Schalke yang sudah sangat merindukan nikmatnya meneguk poin penuh.

Menarik untuk ditunggu apakah pelatih kelahiran Italia berkebangsaan Jerman ini mampu mengeluarkan kembali taji Schalke seperti musim lalu. Selagi “bom waktu” belum meledak, Tedesco harus sesegera mungkin menjaga kepercayaan manajemen Schalke padanya.