Southeast Asia

4 Klub Legendaris Asia Tenggara yang Terperosok di Papan Bawah

Melewati pertengahan tahun, artinya liga-liga domestik di Asia Tenggara semakin mendekati akhir. Persaingan tak melulu soal siapa yang menjadi juara atau lolos ke pentas Asia, tapi juga melibatkan klub-klub legendaris Asia Tenggara yang kini terperosok di papan bawah.

Berikut ini Football Tribe Indonesia menghadirkan daftar empat klub tersebut. Masing-masing satu klub kami ambil dari Malaysia Super League, V.League 1, Thai League 1, dan Go-Jek Liga 1 yang merupakan empat liga top di Asia Tenggara.

Baca juga: 4 Klub yang Tercepat Menjuarai Liga di Asia Tenggara

Kelantan FA (Malaysia Super League)

Mantan klub Ferdinand Sinaga ini finis di peringkat 11 dari 12 kontestan Malaysia Super League 2018, yang berarti terdegradasi ke divisi dua. Sungguh disayangkan, mengingat Kelantan FA sempat menjadi klub besar di Malaysia pada 2010-2013, dengan pencapaian terbaiknya adalah treble winners di musim 2012.

Penyebab utama melemahnya Kelantan FA musim ini adalah kondisi finansial yang memprihatinkan. Akibatnya, mereka harus melepas beberapa pemain kunci, di antaranya adalah Ferdinand Sinaga dan Bruno Lopes, dua striker tajam di Go-Jek Traveloka Liga 1 2017.

Foto: Kelantan FA

PSIS Semarang (Go-Jek Liga 1)

Antusiasme pencinta sepak bola nasional langsung membuncah, kala PSIS Semarang memastikan tiket terakhir sebagai klub promosi di Go-Jek Liga 1 2018. Itu karena Laskar Mahesa Jenar menjadi perwakilan Jawa Tengah pertama di divisi teratas, sejak Persijap Jepara terdegradasi di musim 2013/2014.

Namun kini PSIS justru terancam kembali ke Liga 2. Terperangkap di peringkat 17 dari 18 tim, PSIS berjuang lolos dari jurang relegasi bersama klub legendaris lainnya, PSMS Medan. Kabar baiknya, selisih poin dengan PS Tira di batas akhir zona aman sekarang hanya satu angka, menyusul kemenangan 3-2 di kandang PSMS kemarin (12/9).

Nam Dinh (V.League 1)

Klub klasik di Vietnam. Nam Dinh pernah menjuarai V.League 1 pada 1980, dan musim ini mereka kembali ke V.League 1 setelah menjuarai divisi dua. Sebuah pencapaian yang mengakhiri tujuh tahun penantian Nam Dinh untuk kembali ke kasta teratas.

Namun sayangnya, perjalanan Nam Dinh di V.League 1 2018 sangat berat. Mereka tidak punya dana yang cukup untuk membeli pemain bagus, dan itu memengaruhi performa mereka di liga. Apabila tetap bertahan di peringkat 13 seperti sekarang, Nam Dinh akan menjalani laga play-off degradasi kontra peringkat dua di V.League 2.

Foto: Football Tribe Vietnam

Ubon UMT United (Thai League 1)

Sejak 2015, progress klub ini sangat pesat. Promosi berturut-turut dari divisi bawah, sampai akhirnya tampil di Thai League 1. Akan tetapi saat ini Ubon UMT United terancam kembali ke Thai League 1, karena selisih poin yang sangat jauh dari zona aman. Terpaut 14 angka dengan hanya lima laga tersisa.

Performa tandang yang buruk menjadi penyebab utama jebloknya Ubon UMT United. Mereka adalah klub dengan hasil tandang terburuk ketiga, dengan hanya meraih 8 poin dari 14 pertandingan. Bahkan di lima laga terakhir (kandang/tandang), klub asuhan Sugao Kambe ini hanya sekali menang.

Foto: @ubonumtutd