Cerita

Apa yang Dicari Jean-Michael Seri di Fulham?

Dari berstatus incaran Barcelona, menjadi pemain baru tim promosi Liga Primer Inggris. Fulham secara mengejutkan sukses menggaet Jean-Michael Seri, gelandang yang musim lalu menjadi komoditi panas bursa transfer. Tapi pertanyaannya, apa yang dicari Jean-Michael Seri di Fulham?

Pertanyaan tersebut wajar mengapung karena Seri di bursa transfer musim panas 2017/2018 adalah incaran klub-klub papan atas Eropa. Barcelona, Arsenal, Chelsea, Real Madrid, dan Bayern München berada di antrian mendapatkan tanda tangan Seri saat itu.

Barcelona bahkan sudah mengirimkan pemandu bakat untuk menyaksikan langsung aksi Seri bersama OGC Nice, klubnya saat itu. Hal serupa juga dilakukan kompetitor Blaugrana, walaupun tidak se-intens Barcelona. Namun pada akhirnya mereka mendapat hasil yang sama; gagal mendapat Jean-Michael Seri, The Next Marcelo Gallardo.

Seri kemudian tetap bertahan di Nice, karena klub yang juga dibela Mario Balotelli itu membutuhkan jasanya guna berkompetisi di Eropa. Nice saat itu berpeluang lolos ke fase grup Liga Champions jika dapat memenangi laga play-off. Walau pada akhirnya tersingkir dan harus rela turun ke Liga Europa, Nice masih yakin bisa menembus Liga Champions 2018/2019 dengan keberadaan Seri.

Nasib malang Nice kemudian berlanjut. Di Ligue 1 performa mereka jeblok dan hanya sanggup finis di peringkat 8. Walaupun produktivitas Mario Balotelli meningkat dibandingkan musim sebelumnya, tapi faktor tersebut tetap tak mampu menolong skuat asuhan Lucien Favre untuk mengakhiri kompetisi di peringkat yang lebih tinggi.

Jebloknya performa Nice kemudian berimbas pada turunnya pamor Seri di bursa transfer. Bisa dibilang musim lalu adalah momen terbaik Seri untuk pindah ke klub besar, karena musim ini hampir tak ada lagi yang peduli dengannya akibat grafik menurun yang diperlihatkan Nice.

Dalam kesempatan itulah Fulham menyelinap, dan melayangkan proposal pembelian senilai 30 juta euro untuk mendapatkan paket dua pemain. Jean-Michael Seri plus rekan setimnya, Maxime Le Marchand yang berposisi bek kiri.

 

Jean-Michael Seri

Kenapa Seri pilih Fulham?

Performa Nice memang jeblok musim lalu, tapi jika melihat tren bursa transfer, sebenarnya nilai jual seorang pemain tidak terlalu terpengaruh dari hasil yang didapat timnya. Ambil contoh Riyad Mahrez, meskipun Leicester City tidak lagi perkasa saat menjuarai Liga Primer Inggris 2015/2016, tapi harga Mahrez masih sangat tinggi, mencapai 60 juta paun saat diboyong Manchester City awal musim ini.

Namun permasalahannya, di posisi yang dihuni Seri yaitu gelandang tengah, saat ini banyak pemain lain yang sedang naik daun. Di Liga Primer Inggris contohnya, Manchester United lebih memilih mendatangkan Fred, Arsenal sudah bersepakat dengan Lucas Torreira, Liverpool bersiap menyambut Naby Keita, dan Chelsea telah menjatuhkan pilihan pada Jorginho.

Kemudian di LaLiga, Barcelona sudah nyaman dengan susunan skuatnya saat ini, juga Real Madrid yang konsisten menjaga The Winning Team selama tiga musim terakhir. Bagaimana dengan Atletico Madrid? Diego Simeone tampaknya lebih ingin memperkuat lini serangnya, ketimbang mendatangkan gelandang baru.

Sementara itu di Serie A, tidak ada tempat bagi Seri di klub besar. Juventus telah mendapatkan Emre Can, Internazionale Milano resmi memboyong Radja Nainggolan, AS Roma telah memingang Bryan Cristante, sedangkan AC Milan… tidak bisa dikategorikan klub pemburu pemain di bursa transfer kali ini.

Dengan terbatasnya opsi Seri di klub besar, maka yang tersisa adalah klub papan tengah, dan klub promosi. Opsi terakhir kemudian diambil Seri, karena faktor yang paling masuk akal adalah menit bermain. Kesempatan yang tidak akan langsung didapatkan Seri di klub besar.

Selain itu, menurut penuturan David Webb yang merupakan kepala pemandu bakat di Tottenham Hotspur, Seri akan sangat cocok dengan Fulham karena persamaan ideologi. Di bawah arahan Slavisa Jokanovic, Fulham adalah tim yang mengandalkan teknik, dan butuh pemain seperti Fulham untuk melayani para juru gedor.

Keputusan Seri memilih Fulham memang mengejutkan, seperti Ruben Neves yang memilih Wolverhampton Wanderers dan Renato Sanches yang bersedia bermain di Swansea City. Patut dinanti apakah ini adalah keputusan tepat seperti yang dilakukan nama pertama, atau menjadi mimpi buruk seperti pemain yang disebut kedua.