Cerita

Banyak Kejutan di Transfer West Ham United, tapi Mengapa Prestasinya Stagnan?

Ketika perhatian publik sepak bola lebih banyak tertuju kepada Piala Dunia dan transfer Cristiano Ronaldo ke Juventus, West Ham United sempat membuat kita semua membalikkan badan karena berhasil mendaratkan Andriy Yarmolenko dari Borussia Dortmund. Sebelumnya, mereka juga mendapatkan Jack Wilshere secara gratis. Kabar terbaru menyebutkan bahwa klub berjuluk The Hammers ini akan segera mendapatkan jasa bintang Lazio asal Brasil, Felipe Anderson.

Transfer-transfer yang dilakukan West Ham sejauh ini tentu merupakan sesuatu yang mengejutkan. Terutama bagi sebagian besar pihak. Apalagi seandainya memang nantinya mereka berhasil mendaratkan Felipe Anderson. Sebab seperti yang diketahui, pemain yang beroperasi di posisi sayap ini sebenarnya cukup banyak diincar oleh tim-tim besar Eropa.

Meskipun demikian, sebenarnya transfer-transfer besar ini lazim terjadi. Terutama sejak duo David Sullivan dan David Gold mengakuisisi saham mayoritas West Ham pada tahun 2010. Dua taipan media yang sudah berpartner sejak lama ini berkali-kali mendaratkan para pemain bintang ke West Ham. Pada periode perdana mereka memimpin saja, Demba Ba dan Robbie Keane berhasil didadaratkan ke Upton Park, yang kala itu merupakan kendang kebesaran West Ham.

Gali Lubang Tutup Lubang

Pada musim-musim selanjutnya, West Ham terus melakukan transfer kejutan. Termasuk ketika mereka terdegradasi ke Divisi Championship pada musim 2011/2012. Kala itu mereka berhasil mendatangkan Kevin Nolan, Guy Demel, dan John Carew. Ditambah Henri Lansbury dan David Bentley yang didaratkan dengan status pinjaman.

Ketika kembali ke Liga Primer Inggris  semusim setelahnya. West Ham mendapatkan Matt Jarvis, Alou Diarra, dan Mohammadou Diame, serta berhasil meminjam Andy Caroll juga Yossi Benayoun selama semusim penuh. Setelah era inilah, West Ham terus mengalami peningkatan dalam transfer kejutan yang mereka lakukan.

Selanjutnya, West Ham sempat mendaratkan nama-nama seperti Mladen Petric, Dimitri Payet, Manuel Lanzini, Jose Fonte, Alvaro Arbeloa, hingga musim lalu ketika mereka berhasil memulangkan Javier “Chicharito” Hernandez dan Patrice Evra untuk kembali tampil di Liga Primer Inggris.

Tetapi menjadi sesuatu yang mengherankan kemudian, dengan manuver-manuver transfer yang tergolong luar biasa ini, mengapa prestasi West Ham tetap tidak juga membaik?

Sejak diambil alih oleh Sullivan dan Gold, prestasi terbaik The Hammers adalah mencapai babak semifinal Piala Liga 2013/2014, dan menempati peringkat tujuh di musim kompetisi 2015/2016. Selebihnya, West Ham lebih banyak berkutat di papan tengah kebawah. Bahkan sudah disebutkan sebelumnya mereka sempat terdegradasi pada musim 2010/2011.

Ada banyak faktor yang memengaruhi. Mulai dari stabilitas manajer yang menangani West Ham. Sullivan dan Gold mungkin tidak seperti Roman Abramovich di Chelsea, tetapi mereka juga bukan tipe pemimpin klub yang memberikan banyak waktu untuk para manajer atau pelatih yang menangani West Ham.

Sejak Sullivan dan Gold mengambil alih, ada enam manajer yang menangani West Ham. Dengan kata lain, durasi pekerjaan para manajer di West Ham adalah sekitar dua sampai dua setengah tahun. Diantara semuanya, Sam Allardyce menjadi yang paling lama menjabat yaitu selama empat musim.

Dari stabilitas manajer ini kemudian berpengaruh pada komposisi tim. West Ham memang membuat banyak transfer kejutan, tetapi mesti dilihat kembali bahwa mereka melakukannya sebagai upaya untuk menutupi lubang yang ada dalam skuat mereka.

Misalnya pada musim lalu. West Ham mendaratkan Chicharito dan Marko Arnautovic karena Diafra Sakho dan Enner Valencia hengkang. Begitu pula keputusan mereka mendaratkan Pablo Zabaleta dan Patrice Evra yang datang pada pertengahan musim. Keduanya mendarat karena West Ham membutuhkan pengganti Alvaro Arbeloa yang pensiun.

Musim ini pun demikian. Andriy Yarmolenko datang, dan juga Felipe Anderson kemungkinan akan segera menyusul, sebenarnya adalah upaya mitigasi dari West Ham untuk mengantisipasi kemungkinan Marko Arnautovic dan Manuel Lanzini hengkang

Keduanya tampil sangat luar biasa musim lalu. Bahkan boleh dibilang Arnautovic dan Lanzini adalah sosok dibalik kebangkitan West Ham yang sempat terpuruk pada awal musim.

Soal kestabilan yang menjadi permasalahan utama. Meskipun potensi mereka besar dan kerap membuat transfer kejutan, West Ham tidak benar-benar memiliki fondasi yang ajeg untuk membuat mereka bisa lebih berprestasi. Dengan mengontrak juru taktik berpengalaman seperti Manuel Pellegrini, West Ham tentu berharap bisa memecahkan ‘kutukan’ prestasi yang dialami hingga saat ini.