Piala Dunia 2018

Piala Dunia 2018, Belgia vs Prancis: Final Piala Dunia Ketiga Les Bleus dalam 20 Tahun Terakhir

Cukup satu gol dari kepala Samuel Umtiti untuk membawa Prancis ke final Piala Dunia yang ketiga sejak 1998. Bahkan jika menghitung dengan gelaran Piala Eropa  2016, tim Ayam Jantan telah lolos empat kali ke partai final. Namun hanya 1 gelar di 1998 yang mereka mampu raih.

Sebelum duel ini berlangsung, banyak pembahasan tim mana yang memang memiliki skuat terbaik di Piala Dunia kali ini. Kedua negara sangat perkasa di kualifikasi namun sedikit berbeda di perjalanan sejak fase grup hingga semifinal.

Dari sisi ofensif, Prancis di babak grup hanya sanggup mencetak 3 gol dari 3 pertandingan. Sedangkan Belgia di bawah kendali Roberto Martinez dan Thierry Henry sebagai asistennya , mampu mencetak 9 gol, walaupun dua lawan di fase grup hanya sebatas Panama dan Tunisia. Sedangkan di babak gugur, kedua tim hampir seimbang dalam urusan mencetak gol di mana Les Bleus mampu ciptakan 6 gol dan Red Devils 5 gol dalam masing-masing 2 pertandingan.

Tajamnya kedua tim di pertandingan sebelumnya, membuat laga di babak pertama berjalan sangat terbuka. Namun anak asuh Didier Deschamps mampu ciptakan 11 peluang, termasuk kesempatan emas dari Benjamin Pavard di menit ke-40 yang mampu diselamatkan oleh kaki dari Thibaut Courtois.

Sedangkan Eden Hazard dan kolega hanya mampu ciptakan satu peluang bersih saja dari sepakan Toby Alderweireld yang juga masih mampu ditepis oleh Hugo Lloris. Babak pertama harus berakhir tanpa gol.

Di babak kedua, Prancis mampu mengambil keuntungan di menit ke-51. Sepakan pojok Antoine Griezmann mampu dimanfaatkan oleh Samuel Umtiti dengan sundulannya yang berbuah gol pembuka. Uniknya dalam duel tersebut, Umtiti mampu memenangi duel dengan Fellaini yang mempunyai tinggi beda 12 sentimeter lebih tinggi ketimbang bek Barcelona tersebut.

Gol tersebut semakin menegaskan jika Prancis di edisi 2018 kali ini bermain sangat efektif. Sebelum gol Umtiti di partai ini, Griezmann dan kolega mencetak 6 gol dari 6 tendangan tepat sasaran. Bahkan di tiga partai terakhir, setidaknya Prancis mampu menciptakan satu gol via set piece di tiap laga.

Setelah gol tersebut, Belgia terlihat mempunyai satu kekurangan di laga ini. Kehilangan Thomas Meunier di sisi kanan dan digantikan Nacer Chadli, sedikit mengurasi ketajaman lini serang skuat Roberto Martinez. Terlebih di sisi kanan pertahanan lawan, Lucas Hernandez bermain hampir sempurna. Jika boleh memberikan opini, penampilan Belgia di partai ini antiklimaks jika dibandingkan penampilan mereka sejak awal turnamen. Mereka menguasai penguasaan bola, namun hanya mampu ciptakan tiga tendangan ke gawang.

Penyebab kesulitan Belgia menciptakan peluang, terlebih karena sang pelatih lawan, Didier Deschamps, juga mampu menciptakan pertahanan kuat dan disiplin setidaknya sejak mereka menghadapi Uruguay. Romelu Lukaku dan kolega yang sangat tajam sebelum semifinal ini dibuat tidak berkutik dari berbagai sisi, open play, set piece, maupun situasi counterattack. Hugo Lloris bahkan beberapa kali mampu ciptakan penyelamatan gemilang untuk beberapa peluang.

Keunggulan 1 gol Prancis bertahan hingga akhir babak kedua. Final yang tentu diharapkan seluruh skuat Prancis, terlebih mereka memang sangat difavoritkan juara sejak awal turnamen berlangsung.

Partai final yang harus diwaspadai Les Bleus

Sejak gagal lolos ke putaran final Piala Dunia 1990 dan 1994, Prancis mampu lolos ke 3 final dari 6 kali kejuaraan terakhir, termasuk edisi 2018 kali ini. Sepak bola Negeri Ayam Jantan tersebut memang harus diakui sebagai salah satu yang paling konsisten dalam 20 tahun terakhir kali ini, walau hanya menjuarai edisi 1998 saja.

Dalam final nanti, entah melawan Kroasia atau Inggris, Didier Deschamps berkesempatan masuk ke jajaran pelatih yang menjuarai Piala Dunia ketika bermain dan menjadi pelatih. Bahkan juga menyamai pencapaian Franz Beckenbauer sebagai kapten tim dan pelatih yang sukses mengangkat trofi Piala Dunia. Pelatih 49 tahun tersebut menjadi kapten tim juara di edisi 1998.

Namun di tengah kesempatan tersebut, kegagalan Prancis di edisi 2006 juga patut diwaspadai oleh pelatih dan seluruh skuat. Terlebih di final terakhir mereka dua tahun lalu di Piala Eropa 2016, masih menghantui beberapa pemain yang juga saat ini yang masuk skuat Deschamps. Wajar saja, saat menghadapi Portugal di partai puncak, Prancis sangat diunggulkan dari sisi skuat dan faktor tuan rumah.