Cerita

Puji Tuhan, Cristiano Ronaldo ke Juventus

Harga sebesar 100 juta euro sudah ditetapkan Real Madrid kalau ada tim lain yang meminati megabintang mereka asal Portugal, Cristiano Ronaldo. Kendati usianya telah menembus 33 tahun, angka tersebut dianggap sebagai nominal yang pantas untuk figur sekelas Ronaldo.

Menariknya, kesebelasan top Italia yang selama tujuh musim terakhir jadi penguasa Serie A, Juventus, santer disebut sebagai peminat utama Ronaldo. Selama beberapa hari terakhir, cerita mengenai proses transfer sang megabintang ke Turin, mulai dari metode pembelian yang ditempuh, besaran gaji sampai durasi kontrak yang akan ditandatangani Ronaldo, memang terus menyeruak. Terlebih, Presiden Madrid, Florentino Perez, kabarnya juga sudah melakukan pertemuan dengan agen sang pemain, Jorge Mendes. Di sisi lain, pihak Juventus juga sudah melakoni pendekatan intensif kepada sang agen super.

Bagi La Vecchia Signora, perekrutan Ronaldo punya segudang makna karena efek dari hal tersebut, bukan cuma menyentuh aspek teknis tapi juga non-teknis. Maka dari itu, mewujudkannya adalah satu pekerjaan fantastis yang tak akan lekang oleh waktu.

Dengan skill kelas wahid, pemain kelahiran Funchal itu bakal semakin mengatrol kualitas Juventus. Sederhananya, posisi mereka bisa disetarakan dengan gacoan-gacoan Eropa lain seperti Barcelona, Bayern München, dan tentu saja Madrid.

Apalagi, sudah menjadi rahasia umum apabila target utama La Vecchia Signora dalam kurun dua puluh tahun pamungkas adalah titel juara Liga Champions. Ya, pembelian Ronaldo merupakan cara mutakhir Juventus buat melanggengkan jalan buat memeluk trofi Si Kuping Besar.

Lawakan tujuh kali masuk final, tujuh kali pula berstatus pecundang, mesti dikhatamkan sesegera mungkin. Dan Ronaldo, sungguh layak dijadikan dinamo utama buat membantu mereka menyudahi episode kelam tersebut.

Lantas bagaimana dengan raihan Scudetto? Jujur saja, pencapaian heroik di ajang ini tak ubahnya bonus untuk kedigdayaan mereka yang belum jua sanggup dibendung para rival macam AC Milan, AS Roma, Internazionale Milano, Lazio, sampai Napoli.

Dengan asumsi Paulo Dybala, Gonzalo Higuain, dan Mario Mandzukic tetap bertahan di Stadion Allianz, lini serang Juventus pasti semakin mengerikan dengan keberadaan Ronaldo.

Praktis, Massimiliano Allegri tinggal mencari ramuan paling manjur guna memaksimalkan potensi hebat dari keempat nama di atas. Kalaupun ada yang harus dijadikan tumbal (baca: dijual), kabar paling santer adalah melepas Higuain ke Chelsea, trio Dybala-Mandzukic-Ronaldo masih bisa bikin lini belakang tim lawan gemetaran.

Jelang bergulirnya musim 2018/2019, Juventus telah mendatangkan sejumlah penggawa baru sebagai langkah penguatan tim. Misalnya saja Mattia Perin di pos penjaga gawang, Joao Cancelo di lini belakang, dan Emre Can pada ruang permainan tim.

Kualitas nama-nama tersebut sudah tak perlu lagi diragukan sehingga kedatangan Ronaldo akan menegaskan kekuatan La Vecchia Signora sekaligus mengukuhkan status mereka sebagai team to beat, baik di Italia ataupun Eropa.

Sementara dari sisi non-teknis, bergabungnya Ronaldo sudah pasti mengangkat popularitas Juventus di mata publik. Pembicaraan tentang mereka akan berlangsung tanpa henti bagai perputaran Bumi terhadap matahari.

Alhasil, keuntungan dari sponsor dan lain-lain, yang diperoleh klub berusia 121 tahun itu bakal semakin meroket. Hal ini bermakna, situasi finansial mereka juga semakin prima seiring waktu. Dengan kepastian tersebut, Juventus takkan kesulitan lagi buat ‘memaksa’ para megabintang sepak bola untuk berseragam putih-hitam.

Kencangnya kabar perpindahan Ronaldo ke La Vecchia Signora bahkan memantik komentar dari sejumlah pihak, baik dari internal tim ataupun rival mereka. Gelandang asal Prancis, Blaise Matuidi, menyatakan bahwa memiliki Ronaldo adalah sebuah anugerah sebab kemampuan bekas penggawa Manchester United itu sungguh eksepsional.

Sementara wakil presiden Inter, Javier Zanetti, juga menyebut bila kedatangan pemenang trofi FIFA Ballon d’Or sebanyak lima kali itu tidak hanya bermanfaat bagi Juventus tapi juga mengangkat pamor kompetisi Serie A yang selama ini hidup di bawah bayang-bayang Bundesliga Jerman, La Liga Spanyol, dan Liga Primer Inggris, secara keseluruhan.

Terlepas dari semua kontroversi dan rasa benci yang pernah berkelindan di dada Juventini kepada Ronaldo, khususnya usai sang pemain menumbangkan La Vecchia Signora di perempat-final Liga Champions 2017/2018, kedatangannya (andai dipinang secara resmi) ke Stadion Allianz sebagai penggawa anyar merupakan suatu hal yang wajib disyukuri. Siapa tahu, ia adalah sang penyelamat yang telah dinanti Juventini buat menghentikan derita dua puluh tahun terakhir.