Menerjunkan lima wakil yaitu Maroko, Mesir, Nigeria, Senegal, dan Tunisia di ajang Piala Dunia 2018 seolah membuka kesempatan besar kepada benua Afrika supaya menyelesaikan turnamen tidak dengan status penggembira belaka.
Terlebih, materi yang dimiliki negara-negara di atas, diakui cukup apik guna bersaing dengan para rival. Setidaknya, Benua Hitam bisa meneruskan tren mereka selama 32 tahun alias sejak Piala Dunia 1986 yaitu selalu mengirim salah satu wakilnya menjejak fase gugur usai lolos dari babak penyisihan grup.
Ironis, laga pembuka bagi seluruh kontestan asal Afrika tidak berjalan kelewat mulus. Pasalnya, hanya satu utusan mereka yakni Senegal yang dapat memetik kemenangan karena para kompatriotnya justru kompak menelan kekalahan.
Beruntung aksi-aksi wakil Afrika di laga kedua mengalami peningkatan yang signifikan. Nigeria mampu menggasak Islandia, Maroko sukses menahan Portugal, Senegal imbang dengan Jepang sementara dua wakil tersisa, sama-sama keok dari lawannya.
Setidaknya, catatan tersebut bikin muka Afrika tidak sepenuhnya malu. Gara-garanya, hasil cukup prima itu juga membuka peluang lolos ke babak selanjutnya untuk beberapa wakil Afrika seperti Nigeria dan Senegal.
Namun nahas, asa menjulang yang bersemayam di pundak tim-tim dari Afrika guna melaju jauh di Piala Dunia 2018, luluhlantak pada laga terakhir babak penyisihan grup.
Secara menyakitkan, dua kesebelasan yang masih menyimpan harapan lolos itu malah terkapar lemas. Super Eagles ditundukkan Argentina dengan skor 1-2 sementara Lions of Teranga dihajar Kolombia via kedudukan minimalis 0-1. Akibatnya, baik Nigeria maupun Senegal harus menerima nasib terlempar dari dua besar klasemen akhir di babak penyisihan grup, posisi yang menjamin presensi di 16 besar sekaligus mengemasi barangnya lebih dini.
For the first time since the introduction of the round of Last 16 in 1986 there will be no African team present in the Last 16.#WorldCup
— Gracenote Live (@GracenoteLive) June 28, 2018
Realita dari kegagalan seluruh tim Afrika di Piala Dunia 2018 kali ini, wajib dijadikan evaluasi oleh konfederasi sepak bola Benua Hitam (CAF) dan tiap-tiap asosiasi sepak bola di kawasan tersebut.
Apalagi pencapaian mereka sekarang masih kalah dari konfederasi sepak bola Asia (AFC) yang masih punya satu wakil di babak 16 besar yaitu Jepang. Buat CAF, gagal totalnya langkah para wakil mereka saat bertarung di Piala Dunia 2018 sungguh di luar ekspektasi.
Padahal, kualitas lima kubu tersebut tidak benar-benar jeblok. Sebuah bukti nyata jikalau wakil-wakil Afrika mampu bersaing dengan tim-tim kuat dari wilayah lain.