Piala Dunia 2018

Protes Maroko kepada FIFA terhadap Ketidakadilan di Piala Dunia 2018

Perjalanan Maroko di Piala Dunia 2018 hanya sampai di babak penyisihan grup saja. Mereka tak bisa lolos ke fase selanjutnya setelah hanya mampu meraih satu poin dan menjadi juru kunci Grup B. Performa mereka di Rusia sebenarnya tidak terlalu buruk. Melawan Iran di laga pembuka, Singa Atlas hanya kurang beruntung setelah salah satu pemain mereka, Aziz Bougaddouz, membuat gol bunuh diri yang menjadi penentu kemenangan Iran.

Di pertandingan kedua melawan Portugal, mereka tampil cukup impresif. Namun sayang mereka tak mampu mendapatkan gol penyama kedudukan dan Cristiano Ronaldo pun memberikan kekalahan kedua mereka di ajang ini. Menjalani pertandingan terakhir melawan Spanyol, Singa Atlas mampu mengimbangi permainan mantan juara dunia itu, dan bahkan hampir mengalahkan mereka. Sayangnya, pertandingan berakhir imbang 2-2 dan Maroko pulang tanpa meraih kemenangan.

Kepulangan mereka dari Rusia sepertinya juga dibarengi dengan perasaan kesal terhadap ketidakadilan yang mereka terima selama mengikuti ajang Piala Dunia 2018. Melalui federasi sepak bola Maroko, mereka menyampaikan protes kepada FIFA atas kesalahan-kesalahan wasit yang memimpin jalannya pertandingan yang mereka lakoni.

“Kami ingin mengungkapkan rasa jengkel kami terhadap ketidakadilan yang menimpa timnas Maroko. Beberapa kesalahan serius dalam memimpin jalannya pertandingan kami membuat kami harus tersingkir di babak penyisihan grup,” kata Fouzi Lekjaa, ketua federasi sepak bola Maroko, dalam surat yang dilayangkan ke presiden FIFA.

Lekjaa pun memberikan daftar ketidakadilan yang diterima timnya. Ada tiga insiden yang menurut Lekjaa merugikan Maroko ketika bertanding melawan Portugal. Salah satu yang disebutkan adalah mengenai Ronaldo yang seharusnya dikeluarkan dari lapangan oleh wasit. Untuk pertandingan melawan La Roja, Lekjaa menyebutkan ada lima keputusan yang merugikan timnya, yang salah satunya adalah gol kemenangan Spanyol yang seharusnya tidak terjadi.

Dengan penyampaian kekesalan ini, Lekjaa berharap bahwa FIFA akan melakukan tindakan untuk ke depannya agar tak terjadi hal yang serupa kepada tim lain. Hal ini, kata dia, diperlukan agar nama FIFA tidak tercoreng.